28. Terlalu sulit

860 51 3
                                    

"Semakin kamu memaksakan menggengam apa yang bukan untukmu, maka semakin banyak rasa sakit yang akan kamu rasakan."
.

.

Hari ini matahari seperti bersembunyi di balik awan hitam yang sedang bergelantungan di langit.

Pagi ini tidak seperti kemarin, hari ini mungkin akan turun hujan deras.

Rahel buru-buru berangkat ke sekolah sebelum hujan turun, sesampainya di sekolah sudah terlihat banyak siswa-siswi yang datang karena mungkin mereka juga takut kehujanan.

Rahel berjalan dengan santai sambill bersenandung kecil menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kelas, Rahel langsung menuju bangku nya dan tak lupa memberi senyuman manis untuk Putri yang sudah berada di tempat duduk samping Rahel.

“Gue denger-denger hari ini guru ada rapat, jadi kita free sampai jam istirahat.” Ucap Putri sambil menoleh kearah Rahel.

Mata Rahel seketika langsung berbinar-binar mendengar perkataan Putri.

“Serius lo?” Tanya Rahel memastikan.

Putri menganggukkan kepala nya sebagai jawaban. Dan Rahel langsung memekik kegirangan karena saking senang nya mendengar berita tersebut.

“Yaudah kalo gitu gue pengen ke bangku belakang dulu.” Ucap Rahel.

“Ngapain lo disana?” Tanya Putri sambil mengerutkan keningnya.

“Pengen tidur, kebetulan cuaca nya mendukung banget buat molor.” Jawab Rahel sembari memamerkan deretan gigi nya.

Putri pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya mendengar perkataan Rahel.
Rahel melangkahkan kakinya menuju salah satu bangku kosong yang berada di pojok belakang dan menjatuhkan tubuhnya disana.
Kepala nya di masukkan ke dalam lipatan tangannya, tak sampai lima menit gadis itu sudah terlelap di ikuti rintik hujan yang mulai turun membasahi bumi.

***

Setelah lebih dari 45 menit tertidur dengan posisi seperti itu, Rahel terbangun karena merasakan kebas di tangannya akibat menumpu kepala nya terlalu lama.

Rahel membenarkan posisi tidurnya kemudian menoleh kearah kelas, betapa terkejutnya Rahel mendapati Reno yang telah berada di samping nya sembari memainkkan game yang ada diponsel lelaki tersebut.

Reno belum menyadari jika Rahel telah terbangun dari tidurnya sampai sebuah suara menghentakkan nya.

“Ren.” Ucap Rahel pelan.

Reno yang mendengar suara Rahel yang memanggilnya pun langsung menoleh kearah gadis tersebut sembari memberikan senyuman manisnya.

“Eh kebo udah bangun?” Tanya Reno sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku celana nya.

Rahel yang mendengar itupun hanya bisa mengerucutkan bibir nya namun tak urung gadis itu menganggukkan kepala nya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan Reno.

“Kamu udah dari kapan duduk disini?” Tanya Rahel sembari menatap Reno.

“Lima menit setelah kamu tidur, aku langsung nyamperin kamu buat duduk disini.” Jawab Reno sembari tersenyum lebar.

“Buat apa gitu?” Tanya Rahel sembari mengerutkan kening nya.

“Buat jagain kamu tidur lah.” Jawab Reno dengan nada yang terdengar seperti membanggakan dirinya sendri.

Rahel hanya terkekeh geli melihat senyum lelaki tersebut. Rahel merasa nyaman berada di dekatnya tetapi entah mengapa ia tidak bisa menjatuhkan hatinya untuk lelaki yang ada di sampingnya ini.

Rahel tersenyum lirih sembari memperhatikan lekuk wajah Reno dari samping seperti ini, Reno menoleh dan tatapannya langsung bertemu dengan manik mata Rahel.

Reno tersenyum sembari mengambil tangan Rahel untuk di genggamnya dan tangan satu nya lagi bergerak untuk mengelus pelan rambut Rahel.

Aroma Reno selalu saja berhasil membuat indra penciuman Rahel terbuai, entah mengapa aroma Reno sangat memikat.

“Gak laper?” Tanya Reno sambil tersenyum kecil.

“Laper lah, orang dari tadi aku kerjaan nya molor mulu.” Jawab Rahel sembari memamerkan deretan gigi nya.

Reno terkekeh mendengar jawaban Rahel lalu lelaki itu mengacak rambut Rahel sehingga  membuat gadis kecilnya itu cemberut.

“Kamu mah abis ngelus-ngelus rambut aku terus di acakin lagi. Lelah dedek mas.” Ucap Rahel sembari memasang tampang sedihnya.

Reno tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Rahel yang seperti  itu.

“Liat nih pacar kurang ajar, cewek sendiri di ketawain. Dikira aku kayak orang gila apa.” Ucap Rahel sembari memanyunkan bibirnya.

Reno sebisa mungkin menghentikan tawa nya dan menormalkan ekspresi wajah nya yang telah memerah akibat tertawa karena ulah Rahel.

“Udah ah, kamu mau makan gak?” Tanya Reno sembari tersenyum lembut kearah Rahel.

“Mau, tapi aku males banget turun. Capek naik turun tangga, udah kurus malah tambah kurus ntar aku.” Jawab Rahel sambil memasang wajah kasihannya.

Reno yang melihat tingkah kekasih nya itupun hanya bisa menggelengkan kepala nya sambil terkekeh geli.

“Yaudah kalo gitu kamu tunggu sini, ntar aku aja yang turun buat beliin kamu makan. Soalnya aku takut kalo kamu gak makan badan nya tinggal tulang semua lagi.” Ucap Reno sembari tertawa kencang.

Rahel yang mendengar itu pun langsung melayangkan cubitan maut nya ke pinggang Reno sehingga sukses membuat lelaki itu berhenti tertawa dan mengaduh kesakitan.

“Sakit yang, ini nama nya kekerasan dalam rumah tangga.” Ucap Reno dengan nada yang di buat-buat seperti sedang kesal.

Rahel yang mendengar itupun hanya bisa tertawa terbahak-bahak, Rahel berpikir ternyata ada yah cowok kayak Reno yang alay nya minta banget di rukiyah.

“Alay kamu.” Balas Rahel di sela-sela tawa nya.

Reno bangkit dari tempat duduknya, dan membuat Rahel langsung memberhentikan tawa nya. Gadis itu tampak jelas mengerutkan kening nya.

“Dih ngambek, gitu doang langsung mau pergi.” Ucap Rahel sembari mencibir kearah Reno.

“Lah siapa yang ngambek? Orang aku berdiri mau ke kantin buat beliin kamu makan. Kasian kamu dari tadi belum makan.” Jawab Reno sembari mengacak pelan rambut gadis itu.

Rahel yang mendengar itu pun hanya bisa membentuk mulutnya menjadi huruf O.
Reno tersenyum melihat tingkah gadis nya itu.

“Aku cuma pergi bentar doang kok. Jangan rindu  yah, soalnya kata Dylan rindu itu berat dan kamu gak akan kuat. Biar aku aja yang rindu, kamu gak usah.” Ucap Reno lagi sembari tersenyum lembut.

Rahel terkekeh pelan mendengar perkataan Reno.

“Dih pede banget. Gak usah jadi sweet kayak dylan ataupun Nathan. Kamu ya kamu, dengan sikap kamu yang kayak gini aja udah nunjukin cara kamu sendiri buat bikin aku nyaman. Gak perlu jadi orang lain buat bahagiain aku, cukup kamu jadi diri kamu sendiri aja aku udah bahagia.” Balas Rahel sembari membalas senyuman Reno.

“Duh jadi malu aku. Yaudah kalo gitu aku ke kantin dulu.” Ucap Reno sembari mencubit hidung Rahel dan lari keluar kelas sebelum Rahel menerkamnya.

Rahel yang melihat punggung Reno yang semakin lama semakin menghilang dari balik pintu itu pun hanya bisa tersenyum miris.

Perasaan nya masih sama, hanya rasa nyaman yang ia rasakan saat berada di samping Reno. Padahal selama ini lelaki itu sudah berjuang mati-matian untuk mendapatkan hati nya, tetapi tetap saja Rahel memaang tidak bisa untuk jatuh cinta kepada Reno.

Lantas apa yang bisa di lakukan Rahel, bertahan tetapi terus berpura-pura untuk tidak menyakiti hati Reno atau melangkah pergi dan meninggalkan Reno yang sudah berjuang keras untuk nya?

Semua nya terlalu rumit untuk di jelaskan menggunakan kata-kata. Hanya Rahel yang mengetahui bagaimaana perasaan nya.

HOLD ONOnde as histórias ganham vida. Descobre agora