13

24 1 0
                                    

"mau kemana?" Khairul melangkah menuju ruang makan. Dia melihat Selfy sudah rapi-rapi dengan pakaian formalnya.
"aku akan mencari pekerjaan baru. Kebetulan hari ini dipanggil untuk interview," Selfy meneguk habis susu yang ada di dalam gelasnya.
"kerja apa?" Khairul menaikkan satu alisnya.
"apa saja. Yang penting halal,"
"bukannya kamu juga masih mengajar?"
"iya, tapi mengajar bukanlah keinginanku."
"so?" Khairul menatap intens ke arah Selfy.
"kok aku merasa kamu sedang mewawancaraiku," Selfy terkekeh sambil menutupi mulutnya. Kebiasaannya kalau tersenyum lebar pasti menutupi mulut dengan tangan.

"kenapa harus ditutup," protes keluar dari mulut Khairul.
"apanya?"
"jujur saja, aku menyukai senyumanmu," puji Khairul.
"oh iye keh? Banyak sih yang bilang, kalau senyumanku membuat orang meleleh. Hehe"
"wah... Kamu penjilat juga ya," Khairul mengeleng tidak percaya kalau Selfy tidak tersipu malu dengan pujiannya.

Bukankah setiap wanita pasti akan tersipu malu kalau dipuji oleh laki-laki. Tidak dengan Selfy, wanita seperti Selfy dipuji bukan tersipu malu, melainkan malah malu-maluin.

"aku sudah terlambat." Selfy langsung berdiri dari tempat duduknya dengan buru-buru.
"ya, aku juga sudah selesai" Khairul ikut menyusul.

Mereka berjalan bersamaan keluar rumah. Khairul menunggu Selfy yang sedang mengunci pintu rumah.

Setelah mengunci pintu Selfy melangkah menuju mobil. Dia melihat Khairul bersandar di pintu mobilnya. "bisa penyok kap mobilku" ucapnya sambil terus melangkah ke arah Khairul. "kenapa belum berangkat?" Selfy melirik ke arah mobil Khairul.

"menunggu istriku"

Selfy yang mendengarnya mengangkat sebelah alis. Seolah bertanya kenapa.

"kemarilah" Khairul menarik tangan Selfy supaya bisa dekat dengannya. Dia langsung mendekap tubuh Selfy. "kamu semalam menghindariku. Kamu semalam mengunci pintu kamarmu dan meninggalkanku" keluh Khairul seolah dia begitu pilu.

"oh... Cup cup cup" Selfy mengelus-elus sayang punggung Khairul. "oh tidak... Aku sudah terlambat" kembali Selfy menyadarkan waktu bagi Khairul.
Khairul langsung melepaskan dekapannya, lalu dalam sekejap melumat bibir Selfy.

Selfy masih belum sadar atas apa yang Khairul lakukan terhadapnya. Matanya melotot dengan indah.

"manis sekali" Khairul menghapus lipstik yang menempel di bibirnya. Sebelum dia pergi menuju ke arah mobilnya, mencium kedua pipi Selfy dan juga mencium lama kening Selfy.
"aku harap nanti pas aku pulang. Kamu ada di rumah," ucapnya menyentuh pipi Selfy dengan sedikit mengelus lembut.
"Insyaallah," ucap Selfy dengan tersenyum.

Melihat senyum Selfy saja. Membuat darah Khairul berdesir panas. Oh dia ingin sekali lagi melumat bibir itu.

"aku pergi," pamit Khairul yang langsung mengemudi mobilnya pergi.
"ya pergilah setelah membuat lipstikku berantakan"

Setelah kepergian Khairul. Selfy pun melesat pergi.

********

Selfy dengan terburu-buru memasuki sebuah gedung sampai dia hampir saja mencium lantai gara-gara tersandung.

"ada yang bisa saya bantu mbak" sang resepsionis tersenyum menyambut Selfy.

"iya mbak, maaf. Saya hari ini dipanggil untuk interview. Ruangannya dimana ya mbak?"

Dengan tersenyum ramah resepsionis cantik itu menjawab pertanyaan Selfy.
"terimakasih mbak" Selfy segera menuju ke arah lift karena ruangannya ada di lantai 8.

Dia menghadap ke arah dinding lift, melihat apakah penampilannya sudah benar sambil memperbaiki tata letak hijabnya.

Ting

KEMBALI TERJALINOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz