bab (8)

45 1 0
                                    

Khairul bangun dari tidurnya langsung menuju ke kamar mandi. Entah apakah tidurnya nyenyak semalam. Dia segera mandi dan langsung berpakaian rapi. Setelah semua selesai, dia menuju ke bawah dan dia baru tau bahwa rumah ini benar-benar sepi.

Khairul menuju dapur. Baru kali ini dia melihat ada penutup makanan di atas meja makan miliknya. Membuka penutup makanan itu dan melihat isinya.

Nasi goreng dengan daging yang dipotong kecil-kecil. Mencium aromanya saja sudah membuat perut Khairul menjerit minta untuk dicicipi.

Khairul mengambil posisinya dan langsung saja menyantap nasi goreng itu. Mulutnya samakin candu dengan nasi goreng ini.

Tidak lupa juga ada segelas kopi yang masih panas di atas meja. Khairul mengambil kertas yang ada di bawah gelas itu.
"Selamat pagi suamiku. Maaf tidak bisa menemanimu sarapan. Semoga kamu suka dengan masakan yang aku buat. Semoga harimu menyenangkan"

Khairul tersenyum setelah membacanya. Kali pertama dia mendapatkan surat di pagi hari dari seorang wanita yang sudah dihalalinnya.

Dia heran, kenapa harus kopi yang Selfy sediakan untuknya. Apakah dia tidak tau kalau Khairul tidak suka kopi. Biar bagaimana pun juga Khairul coba untuk mencicipi kopi itu. Rasanya beda, beda banget malah. Enak. Sepertinya Khairul malah candu, dia kembali meneguk kopi itu lagi sampai gelasnya kosong.

Dia mengambil pulpen dari jasnya. Menulis beberapa kata di atas kertas dan kemudian meninggalkannya di atas meja itu.

*****

Keadaan kantor sekarang sudah mulai rame. Entah kenapa moodnya Selfy hari ini tidak bersemangat.
"Amboi.... penganten baru sudah muncul," seseorang mencolek pinggang Selfy. Jelas Selfy tidak akan kaget. Karena dia bukan orang yang mudah geli. "Aku rasakan kau pagi-pagi asyik aja melamun terus. Apalah yang kau sangat pikirkan,"

"Aishhhh. Apelah kau pagi-pagi begadoh je. Sakit pula telingaku nih dengerin suara kau yang tak pernah merdu tuh," bales Selfy dengan logat melayunya. Memang Selfy bisa bahasa malaysia.

"Nahhh... aku rasakan si mamad handsome yang jadi suami kau tuh sudah banyak merubahkan sifat engkaulah."

"Warda cantek. Jomlah kita mulai bekerja," orang yang dipanggil Warda itu langsung terkekeh melihat tingkah laku sahabatnya itu.

"Sejak kapan pula namaku berubah menjadi Warda, mestilah kalau begitu aku akan carikan seorang Ijazh untuk pelengkap hidup Warda,"

"Ok.. ok.. cek puan Hany" ucap Selfy yang kini memeluk sahabatnya. "Kau taukan Hany, oh aku rindu sangat kat engkau."

"Yelah. Aku pun rindu sangat kat engkau, mentang-mentang engkau sudah kawen. Kau sibuk dengan suami kau."

"bukan aku sibuk, hanya saja, you knowlah, kami baru balek dari kampong, terus ya sibuk beres-beres, karena simamad itu mau tinggal di rumah sendiri." jelas Selfy sambil menghela nafas berat.

"ehhhh. masih saja engkau ini memanggilnya dengan sebutan mamad, durhaka baru kau sadar" kritikan Hany pun mulai meluncur.

"aduh Hany, jangan engkau bahas tentang dia lah, kau taukan bagaimana pernikahan kami."

"yelah yelah, semua tentang dikau aku tau. nih ya, saran aku ya, dikau jangan terlalu lama seperti ini, kau mesti ingat masa depan kau juga. pernikahan macam apa yang kau jalani."

beginilah jadinya kalau Mak Cik Puan Hany sudah mulai berceramah, bisa sampai 4 SKS.

"sekarang lebih baik, dikau kembali keruangan kau. aku nak kerja, bisa dimarahin oleh pak bos nanti aku. Kau taukan aku sudah melewati batas dari hari cutiku," sambil bangun dari tempat duduknya, Selfy menarik tangan sahabatnya dan menyeretnya keluar.

KEMBALI TERJALINWhere stories live. Discover now