bab 6

49 1 0
                                    

Khairul
¤¤¤¤¤¤¤
Hari ini aku dan Selfy kembali tidak masuk kerja, karena hari ini kami sibuk memindahkan barang-barang. Aku harus tinggal di rumah sendiri bukan tinggal di rumah mami dan papa. Jika aku masih tinggal bersama orang tua, sama aja aku bunuh diri. Bagaimana tidak! Gadis Aceh ini berhasil menyiksaku setiap saat.
Tebak sekarang aku sedang di mana.

Yahh sekarang aku berada di kontrakannya. Membantunya untuk beres-beres. Tidak banyak barang-barang yang harus di bawa. Tapi kebanyakan sih buku-buku miliknya. Aku heran melihat begitu banyak bukunya. Dia menjelaskan kepadaku bahwa dari masa dia kuliah sampai sekarang ini, setiap hari dia pasti membali satu buku.
"Abang haus," suaranya mengagetkanku yang sedang menyelidiki bukunya. Aku berpaling dan melihatnya yang sudah meletakkan segelas jus segar.
Emmmm seger rasanya.

Setelah meminum segelas jus itu, selesai juga kami beres-beres. Hanya sekali angkut. Karena kebetulan dia miliki mobil. Sebagian barangnya diletakkan dalam mobilku, dan sebagian lagi dalam mobilnya. Kami pun melaju menuju ke rumah kami.

Tidak lama kemudian kami sudah sampai di rumah. Jalanan tidak terlalu macet makanya cepat sampai.
Aku membantunya membawa masuk semua barang miliknya.
"Wahhh... ini rumah kita bang."
Aku bisa mendengar dia berdecak kagum.
"Besar sekali. Ada berapa kamar," tanyanya yang langsung duduk di kursi ruang tamu. Aku rasa dia lelah sekali. Ya aku juga lelah. Tanpa aba-aba aku langsung duduk di sebelahnya dan langsung saja aku rebahkan kepalaku di atas pahanya. Aku melihatnya terperangah, dia mau protes.
"Abang capek bantu kamu, jadi ini upah karena aku sudah bantu kamu."
"Emm. Ok lah" ucapnya setuju. Tangannya dengan lembut terus mengusap-usap kepalaku. Aku merasa sesekali jari-jari indahnya menyusup ke rambutku. Matanya dengan liar mengintai seluruh ruangan.
"Kamar abang di mana?" Tanyanya yang membuat aku langsung berpaling dari wajahnya. Aku tidak ingin tertangkap basah sedang memandanginya.
"Kenapa? Kamu mau kita sekamar? Boleh. Dengan senang hati. Tapi siap-siap saja setiap malam kamu harus terbiasa tanpa kain melekat di tubuhmu" kataku yang langsung mendapat jambakan darinya.
"Aww, sakit" ucapku mengelus kepalaku yang sakit karena jambakannya.
"Oh... maaf.. maaf maaf" dia terlihat panik dan mengelus juga kepalaku.
Deg
Jantungku mulai berdebar cepat. Dia menunduk sambil masih mengelus kepalaku dengan memasang wajah bersalahnya.
Sesekali dia membasahi bibirnya dengan lidah dan sesekali juga menggigit bibirnya.
Aku menelan ludahku. Oh aku ingin kembali mencicipi bibir itu. Sebelum aku kehilangan kendali. Aku langsung bangun dan beranjak menjauh darinya. Yah aku mau ke kamarku. Sebelumnya aku sempat bilang padanya kalau dia boleh menempati kamar mana saja yang dia mau.
****
Selfy
Apa? Dia ngomong apa tadi? Dia bilang aku boleh menempati kamar mana saja yang aku mau. Wahhhh hebat sekali sebuah rumah tangga yang aku bina.
Sejujurnya sih aku ingin sekali bisa menjadi layaknya istri yang normal. Bisa melayani suami dan bisa mengandung. Namun aku selalu takut, bagaimana nanti jika kami memiliki anak? Aku tidak mau karena keegoan kami, anak kami yang akan menderita. Mungkin akan lebih baik jika aku menjaga jarak darinya.
Ok baiklah sekarang waktunya melihat kamar mana yang cocok.
*****
Selfy pun mulai menelusuri seluruh sudut ruangan yang ada di rumah itu. Dia menemukan sebuah kamar yang lumayan luas, dan posisi kamar itu menghadap ke arah kolam, dengan dinding kaca yang ditutupi gorden. Selfy mendorong pintu kaca itu dan keluar. Saatnya untuk melihat-lihat isi halaman belakang. Entah bisakah dia bereksperimen dengan halaman belakang ini. Menghitung ada pohon apa saja di sana. Pohon mangga yang sedang berbunga, pohon jambu dan ada pohon rambutan juga.
di sana ada gubuk untuk bersantai. Gubuk itu di bangun di atas kolam. Di bawah gubuk ada banyak sekali ikan yang yang bermain-main. Di samping gubuk itu ada pohon murbei adem banget. Ternyata di sana ada bunga mawar juga. Sayang bunganya tidak terawat. Tapi Selfy bertekat mulai membuat bunga-bunga yang ada di sana indah kembali. Karena mungkin kecintaan Selfy kepada tumbuhan itu lebih besar.
Sekarang waktunya untuk menata barang-barang miliknya.
****
Selfy

KEMBALI TERJALINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang