Seventeen: Dinner

95 6 0
                                    

"Ray, lo kenapa sih daritadi?" Tanya Nevhan yang sedari tadi memperhatikan Ray yang tidak memakan makanannya.

Ray sedari tadi hanya memainkan sumpit mie ayam-nya tanpa ada niatan untuk memakannya. Raganya berada disini, namun tidak dengan pikirannya yang melayang kemana-mana.

Ray pun mengabaikan panggilan dari temannya tersebut. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Dia kembali dan dia yang di tubuh gue pun ikut kembali.

"Ray, woi!!!" Teriak Nevhan di depan telinga Ray agar ia tersadar dari lamunannya. 

Ray pun meringis sambil mengusap telinga sebelah kanannya yang tadi di teriakkan oleh Nevhan.

"Lo apa-apaan, sih, Vhan?" Tanya Ray dengan nada yang agak tinggi. Efek sedang kesal rupanya.

"Lo tuh, ya!" Nevhan sudah mengangkat tangannya ke udara, ingin memukul Ray namun ia urungkan niatnya tersebut. "Tuh, ada Maudy!"

Ray pun langsung menolehkan kepalanya kearah kiri, tempat Maudy berdiri. Ray mengangkat sebelah alisnya, tanda bahwa ia bertanya.

"Gue mau nanya sama lo. Tapi gak disini." Maudy pun melangkahkan kakinya menuju halaman belakang sekolah.

Ray pun mengikutinya dari belakang.

Saat sudah sampai di halaman belakang, mereka berdua pun duduk di bangku yang berada di halaman tersebut.

"Mau ngomong apa?" Suara Ray mengawali pembicaraan mereka.

Maudy pun menoleh kearahnya dan menghela nafas. "Lo di undang makan malam sama kakak gue."

Ray pun langsung terkejut.

Ngapain Kak Anta ngundang gue?, tanya Ray dalam hati.

"Dia juga ngajakin pacarnya." Lanjut Maudy yang membuat Ray semakin terkejut.

Berarti dia datang juga.

"Dalam rangka apa, Dy?" Ray bertanya kepada Maudy yang hanya dibalas dengan mengendikkan kedua bahunya.

"Gue sama kakak lo kan baru kenal, masa udah diajakin dinner, sih?." Tanya Ray bingung. Ia bertanya seperti itu karena ingin menghindar dari acara dinner tersebut. You know-lah dia kenapa?

"Gue juga gak tau, Ray." Jawab Maudy kesal.

Ray mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gue usahain."

"Oke." Maudy pun berdiri dan meninggalkan Ray sendirian di halaman belakang.

Ray termenung sebentar memikirkan hal apa yang harus ia lakukan nanti malam.

"Gue ngelak pake cara apalagi, coba?!!" Pekik Ray keras namun tak ada seorang pun yang mendengarnya. Kenapa? Karena jarang siswa/siswi yang melewati halaman belakang sekolah ini.

Tak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi dan membuat Ray bergegas menuju kelasnya agar ia tidak terlambat masuk.

****

"Dy, gue gak dateng, ya?" Ucap Ray dengan nada memelas membuat Maudy langsung menoleh kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Maudy bingung.

"Gue gak enak badan kayaknya."

Maudy mengernyit heran kearahnya. "Perasaan tadi lo baik-baik aja, deh, Ray."

"Gak tau, nih. Pas gue masuk kelas, badan gue gak enak gitu." Ray memperjelas alasannya agar Maudy mengizinkannya untuk tidak datang.

Maudy pun menempelkan punggung tangannya ke depan dahi Ray.

Me And My BrokenheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang