Twelve: Cemburu Again (versi Maudy)

115 7 3
                                    

Author kambekk againn!! Horeee....

Maaf seminggu ini w hiatus,, cause in Sumatera not signal.. *soinggrisluThorr_-

Dan skrg chapter 12 update!!!

Happy Reading,, Guys!!!

****

"Jadi, lo ngapain nyuruh gue dateng kesini?" Tanya seorang cewek yang baru masuk ke dalam sebuah ruangan yang diketahui sebagai ruangan Lab.IPA. Ia bertanya kepada cowok yang sudah berada didalam ruangan tersebut.

"Gue mau lo bikin Ray untuk jauh sama Maudy!" Ujar laki-laki tersebut.

"But, what's wrong? Are you have a problem with him?" Tanya cewek yang sekarang duduk di sebelahnya.

"Yes, that's right!" Laki-laki itu menjentikkan jarinya sehingga menimbulkan bunyi 'tik'.

"What's the problem that?" Tanya cewek itu, penasaran.

"Lo gak perlu tau. Cukup ikutin perintah dari gue!" Ketus cowok tersebut.

"Terus apa keuntungannya buat gue?"

"Gue bakalan bikin hidup Ray hancur dengan ngebuat Maudy tiba-tiba menjauh darinya. Dan lo datang ke dia, lo tenangin dia, dan siapa tau dia bisa luluh ke lo." Ujar cowok itu santai.

"Gak segampang itu buat gue bisa luluhin dia."

"Whatever, gue gak peduli. Intinya, lo harus bantu gue buat bikin mereka berdua berjauhan."

"Apa lo manfaatin Maudy buat jadi pionnya?" Cewek itu mengernyit heran.

"Yes, i'll make her broken with him. Dan dengan adanya lo di dekat Ray, kemungkinan buat bikin Maudy cemburu tuh besar. Apalagi lo itu sahabatnya."

"Tapi, kalo Maudy ngejauhin gue juga, gimana?" Tanya cewek itu khawatir.

"Lo harus kasih alibi yang bagus buat bikin dia percaya sama lo, tapi..." Cowok itu menjeda perkataannya. "Lo juga harus ngomong ke dia kalo Ray itu punya masa lalu yang buruk yang bikin dia benci sama Ray. Gimana?"

"Pinter juga ide lo, kak." Sahut cewek itu takjub.

"Iyalah!"

"Yaudah, gue balik ke kantin lagi, ya, kak! Takut mereka pada curiga karena gue lama perginya." Cewek itu pun berlalu pergi dari ruangan Lab tersebut.

Setelah cewek itu sudah menghilang dari pandangannya, cowok itu mengatakan sesuatu...

"Gampang banget kerja sama bareng dia." Cowok itu menyeringai lebar.

"Meskipun kakak gue kondisinya udah normal, tapi gue punya dendam tersendiri sama lo, Ray! Gue gak akan pernah maafin lo, karena lo udah bikin kakak gue gila gara-gara lo udah ngebunuh pacarnya. Yang notabennya adalah Kakak lo sendiri." Cowok itu pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut.

Tanpa ia sadari, ada seseorang yang bersembunyi dibalik tembok dekat Lab. Orang itu sepertinya tidak sengaja mendengar percakapan yang terjadi didalam ruangan tadi.

Namun, saat ia mendengar nama Maudy dan Ray, ia pun bersembunyi dibalik tembok dan mendengarkan percakapan mereka.

"Gue gak nyangka lo sejahat itu sama sahabat lo sendiri. Gue aja yang notabennya cewek tukang nge-bully gak pernah punya niat buat nyakitin sahabatnya sendiri." Cewek itu menggeleng tidak percaya.

"Gue harus ngasih tau Maudy sekarang juga!" Ia pun berlari dari koridor tersebut menuju kantin tempat Maudy berada.

****

"Duh maaf, gue lama, ya?" Karnel menghampiri meja mereka dengan tergesa-gesa dan langsung duduk di sebeleh Ray.

Maudy yang melihat adegan tersebut hanya mendengus sebal.

"Kenapa lo, Dy? Muka lo gak enak buat dilihat, tau!" Nevhan bertanya kepada Maudy yang sedang mendengus. Lalu, tatapannya terjatuh pada pemandangan yang berada di depannya.

"Oh gue tau!" Pekik Nevhan kencang membuat semua pengunjung kantin menoleh kearah mejanya. 

Angga pun langsung meminta maaf kepada semua pengunjung kantin ini karena kelakuan temannya yang rada 'miring' tersebut.

"Apaan sih lo, Vhan?!" Tanya Maudy kesal.

"Lo jealous, Dy?" Tanya Nevhan dengan senyum jahilnya.

"Om Maudy jealous om..." Teriak Vani dengan nada mengikuti kata-kata yang sering diucapkan oleh teman sekelasnya, yaitu 'Om Telolet Om'.

"Maudy jealous sama siapa emang?" Tanya Vadi penasaran.

"Sama yang depan dia, kali." Sahut Angga santai membuat Karnel tersedak, karena makanan yang baru ditelannya barusan.

"Uhuuk... Uhuuk... Uhuuk... Mi-minum mana?" Tanya Karnel terbata-bata. Ray yang berada di sebelahnya pun dengan sigap menyodorkan minuman yang berada di depannya kepada Karnel.

Adegan itu sungguh membuat hati Maudy panas. Ia pun segera bangkit dan berlari menuju perpustakaan. Karena hanya disanalah tempat yang membuat Maudy merasa sepi.

"Eh... itu Maudy mau kemana, woi?" Tanya Nevhan bingung. "Woi Dy, mau kemana lo?!" Teriak Nevhan keras. Ia pun bangkit dengan niat untuk mengejar Maudy. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Ray.

"Biar gue aja!" Ray pun segera berlari kearah Maudy, tadi.

"Ckck... Kayaknya Maudy bener-bener cemburu sama lo, Nel!" Ujar Vadi.

"Emang gue ngapain sampai bikin dia cemburu sama gue?" Tanya Karnel dengan nada sok polosnya. Padahal, didalam hati, ia sudah berteriak kemenangan.

"Aelah, masa kaga tau, sih?" Tanya Vadi geram.

"Udah-udah, mending sekarang kita ke kelas aja. Bentar lagi bel bunyi!" Lerai Angga. Didalam pertemanan mereka, memang Angga lah yang terlihat lebih dewasa.

Mereka pun berdiri dan berlalu dari kantin menujun kelas masing-masing.

Di perjalanan menuju kelasnya, Karnel bersorak senang dalam hati.

Belum apa-apa gue udah bisa buat dia cemburu, apalagi nanti.

Karnel tersenyum misterius sepanjang perjalanan menuju kelasnya.

Sementara itu, dilain tempat ada seorang gadis yang geram melihat kelakuan Karnel.

"Gue gak akan biarin lo bikin mereka berdua berjauhan. Yaa, walaupun gue juga cemburu liat mereka berduaan. Tapi, gue masih punya hati nurani." Ujar gadis tersebut.

Tiba-tiba, ia tersentak kaget saat ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Lo ngapain disini? Ayo ke kelas! Bentar lagi masuk." Gadis itu pun mengikuti langkah temannya tersebut menuju kelasnya.

****

Gmn gmn? Dpt feel nya gk? Klo gk dpt,, maaf yaa:(

Btw,, gtau knp gw pgn bgt bikin kalian penasaran sm cerita ini:p

Klo blh jujur,,sebenernya crita ini tuh ngalir aja tanpa arus gituu.. Karna awalnya cuma iseng-iseng doang.. jd gw updatenya slow..

Ohiya,, fllw ig gw dong @r.auliya_s.. yg baik fllw yaww,, hehehe:v

Jgn lupa vomment nya yaa,, karna satu vote+comment an dr kalian bkl bikin ak semangat buat nulis cerita ini:)

Sekian dr saya,, thanks for read

Riss~

Me And My BrokenheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang