Three: Satu Kelas?

206 17 0
                                    

Maudy sekarang sedang berkaca di cermin. Ia melihat pantulan dirinya yang memakai baju seragam putih abu-abu.

"Dah cakep kok, Dek!" Anta muncul dari belakang pintu.

"Iya, kak." Maudy merapihkan tatanan rambutnya yang digerai.

"Yaudah, ayo!"

👣👣👣

Setelah sampai sekolah, aku pun turun dari mobil kakakku dan berpamitan.

Kemudian, aku masuk kedalam area sekolah.

"Hei, udah dateng?" Maudy sedikit tersentak karena sapaan dari temannya itu.

"Udah, lo dateng dari jam berapa, Nel?"

"Jam enam lewat lima belas. Gue semangat banget sekarang. Soalnya kita udah pake baju putih abu-abu." Teriak Karnel senang.

"Gausah teriak-teriak, berapa sih?" Maudy memutar bola matanya kesal.

"Hehehe, khilaf qaqah." Karnel menatap Maudy dengan mata berbinar-binar.

"Jijik, Nel." Maudy mendorong tubuh Karnel untuk menjauh.

"Iya-iya." Karnel pun mengalah.

"Btw, lo kelas apa? Gue lagi nyari, nih." Maudy pun berjalan menuju kelas-kelas yang berada di depannya.

"Ah, akhirnya ketemu. Tapi,—lah kok ada nama dia?" Maudy pun tersentak kaget melihat nama itu. Pasalnya, ia sangat menghindari orang tersebut.

Ray. Raynathan Putra Dirgantara, nama itu yang membuat Maudy kaget.

"Nama siapa sih, Dy?" Karnel pun ikut melihat nama yang dimaksud Maudy.

"Cowok itu. Berarti dia bakalan sekelas sama gue?"

"Iya. Tapi, nama gue gak ada disini. Jadi, kita gak sekelas." Ujar Karnel sedih.

"Iya ya. Yaudahlah. Tapi, kita masih bisa bareng, kan?" Tanya Maudy.

"Iya, bisa. Yaudah, gue mau nyari kelas dulu, ya." Karnel pun pergi setelah mengatakan itu.

Maudy pun masuk ke dalam kelas itu untuk mencari tempat duduk. Ternyata, dia juga berada disana.

"Ngapain lo disini?" Tanya Maudy kepada cowok itu.

"Ini juga kelas gue. Jadi, suka-suka gue dong." Ia pun melanjutkan main game di HP-Nya.

Ya, orang itu adalah Ray. Orang yang dihindari Maudy.

"Terserah lo." Maudy pun memilih tempat duduk di barisan ketiga, satu meja dari belakang.

👣👣👣

Saat ini, mereka sedang mendengarkan materi dari guru yang membimbing di sekolah ini.

"Saya sudahi pemberian materi mengenai pembelajaran di sekolah ini. Terima kasih, saya permisi." Pembimbing itu pun keluar dari kelas tersebut.

Suasana di kelas semakin ribut. Ada yang bermain HP, menggosip kakak kelas, membaca novel, dan ada juga yang diam saja.

"Ray, lo daritadi ngapain diem aja?" Tanya cowok yang sedang bermain HP di pojok kelas bersama teman-temannya.

"Ngapain aja boleh." Jawab Ray.

Kriiing!!!

Bel istirahat pun berbunyi. Murid-murid dalam kelas ini pun langsung berhamburan keluar kelas menuju kantin. Kecuali dua orang itu, Ray dan Maudy.

Sekarang mereka sedang berdebat.

"Ngapain lo masih disini?" Tanya Ray kepada Maudy.

"Ya suka-suka gue lah. Lo siapa berhak ngatur-ngatur gue?" Maudy pun membalasnya cepat.

Me And My BrokenheartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang