Raja dari Segala Keburukan

7.9K 215 1
                                    

Ana dan Revan sedang duduk di ruang keluarga, orang tua mereka sibuk bekerja keluar kota tak membuat mereka membenci orang tua mereka karena kurang kasih sayang.

"Eh, dek. Tadi yang nganterin lo siapa sih?" tanya Revan.

Mendengar itu Ana mengangkat bahu, "Gue gak pernah liat, lagipula gak penting bang."

"Eh, dek, ambilin ponsel gue tuh di deket lo, mageran gue nah." Revan mendorong bahu Ana pelan, membuat Ana berdecak.

"Ish, ganggu lo!" Ana pun mengambil ponsel milik abangnya dan melihat telpon masuk. Revan mengambil ponsel dari tangan adiknya itu lalu beranjak keluar. Ana melanjutkan nonton drama korea di TV.

Merasa terusik mendengar abangnya ribut saat menelpon, Ana ikut beranjak menyusul abangnya yang berada diluar.

"Apasih lo ribut banget bang.." Ana mendapati Revan tengah menghapus air matanya, Ana panik saat ini lalu berlari mendekati abangnya.

"Bang, lo napa sih?" tanya Ana, Revan hanya termenung tak menggubris pertanyaan adiknya, merasa dikacangi Ana memukul pelan dada abangnya itu.

Revan menatapnya tajam sedetik kemudian memeluk Ana, "Abang tadi habis diputusin dek," lalu Revan menatap Ana dan memegang dadanya, "Dada abang kerasa sesek gitu, cuma masalah sepele juga cewek abang minta putus."

Ana turut prihatin, belum pernah ia melihat abangnya sampai segininya, maklumlah kan, udah pacaran empat tahun tau-tau putus. Ana mengusap bahu abangnya mencoba memberi kekuatan.

"Kenapa lo gak ke rumah kak Dea aja bang? Minta maaf gitu." kata Ana memberi saran. Revan mengangguk-angguk.

"Tapi kayaknya dia muak sama gue, ntar kalo gue ke rumah dia, bisa-bisa dia tambah marah dan ngeblokir semua akun gue."

Ana menghembuskan napas pelan, "Coba aja dulu, mana tau saat lo ke rumah kak Dea dia jadi ngerasa bahwa lo masih patut untuk dipertahankan."

Revan tampak berfikir keras, benar juga apa yang adeknya bilang, dia harus mencoba tanpa peduli resiko yang akan dihadapinya.

"Yaudah tunggu di rumah ya dek, abang mau kerumah cewek abang. Bye adekku yang manis." Revan berjalan ke arah motornya dan pergi meninggalkan rumah.

"Martabak jangan lupa bang!!!!" teriak Ana, entah dengar atau tidak si Revan.

***

"Na, lo masih les kan di rumah Bu Aminah? Gue udah bolos les selama 3 bulan, gimana nih?" tanya Friska, Ana yang sedang mengunyah makanannya hanya menaikkan bahu.

"Gue juga njir gak pernah les lagi." ucap Geisya menimpali. Geisya berdecak kesal.

"Sans aja, gue juga kok," tambah Erika, Chika mengangguk membenarkan ucapan Erika.

"Kalian sih, kerjaannya huru-hara mulu, belajar kek kita udah kelas 3 njay." kata Ana bersuara.

"Ye lo tuh belajar mulu, apa salahnya sih refreshing!" tukas Erika.

"Ehh-ehh itu liat abang-abang gans," tunjuk Friska ke arah pintu kantin,"Most wanted di SMA woy duhh."

"Aa pacar gue kesini woy, duh dah cantik belum gue?" buru-buru Chika mengambil kaca dan menata rambutnya.

Geo, Jeza, Ardo, dan Azka menghampiri meja Ana, Friska, Chika, Erika, dan Geisya.
Ana tidak peduli saat most wanted di SMA ini menghampiri mejanya.

RETISALYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang