Bab 33

3.3K 189 136
                                    

Setelah kejadian itu, Kayla jadi sedikit pendiam. Kayla juga tidak memberitahu sahabat-sahabatnya tentang phobia-nya. Dia masih takut dianggap gila oleh mereka.

Soal Vanka, Kayla masih sama. Dia sudah tidak mau berhubungan dengannya lagi. Kejadian tempo lalu di sekolah, Kayla juga tidak mengucapkan terima kasih pada Vanka.

"Mau langsung ke lapangan futsal ini?" tanya Karina.

"Bentaran. Isi perut dulu," jawab Sita.

Kayla menoyor kepala Sita pelan. "Makan mulu dah lo, Sit."

"Biarin. 'Kan habis ini mau teriak-teriak jadi suporter." Sita berjalan menuju kantin.

"Weh, iya ya. Kalau gitu gue juga makan dulu," sahut Anis berlari mengejar Sita.

"Gue juga dong," timpal Kayla.

"Makanan selalu nomor satu. Jadi gue ngikut," ucap Karina.

Setelah satu minggu bertempur dengan soal-soal UAS yang membuat kepala pening. Hari ini adalah class meeting. Lebih tepatnya Krida Futsal League.

Haqi yang melihat Kayla makan di kantin, langsung duduk di samping Kayla yang tengah makan soto ayam. Kayla menoleh ke arah Haqi.

"Mau makan juga, Qi, sebelum liga?" tanya Kayla.

"Engga. Pengin lihat lo dulu. Biar semangat trus biar bisa cetak gol juga," jawab Haqi terkekeh pelan.

Kayla menyikut perut Haqi. "Dih, apaan sih."

"Dunia serasa milik berdua. Kita mah figuran doang di sini," sindir Karina.

"Hahaha Kak Rin apaan banget deh." Haqi meminum es milo Kayla.

"Haqi lama-lama beneran kayak Dharus, ya. Kesel gue." Kayla menatap nanar es milo yang dibelinya dihabiskan oleh Haqi.

Haqi merangkul bahu Kayla. Menyandarkan kepalanya di bahu kanan Kayla.

"Tangan sama kepalanya tolong dikondisikan, Dek."

"Nggak mau Kakak."

"Cubit nih, ya," acam Kayla.

"Pake cinta, ya." Haqi masih menyandarkan kepalanya di bahu Kayla.

Kayla menghela napas panjang. "Lo makin lama sumpah ngeselin banget."

"Yang waktu itu peluk-peluk, sekarang gue senderan nggak boleh." Haqi mengangkat kepalanya.

"Yang waktu di kantin juga 'kan, Qi?" tanya Anis memastikan.

Haqi mengibaskan tangannya. "Bukan, Kak. Baru lagi. Gue dipeluk bolak-bal—aww sakit, Kay," ringis Haqi mengusap kaki kirinya yang diinjak Kayla.

Kayla tidak peduli dengan ringisan Haqi. Dia justru lanjut memakan soto ayam.

"Jadi Kayla udah peluk lo lagi, Qi?" tanya Sita.

"Ud—aww," ringis Haqi lagi.

Kayla kembali menginjak kaki Haqi. Bodo amat tidak bisa ikut liga nanti. Lagipula aib orang main dicerita-ceritakan.

"Lo diapain Kayla sih, Qi? Aw aw terus," heran Karina. "Bukan Aw Kar Kar 'kan maksudnya?" imbuhnya.

Haqi terkekeh pelan. "Bukan lah, Kak Rin." Haqi kembali merangkul Kayla.

"Udah, kalian jadian aja kenapa sih? Cocok kok cocok," ucap Anis.

"Iya ya, Nis. Hubungan kalian nggak jelas banget deh," sahut Sita.

"Kay, gimana? Mau nggak jadian?" goda Haqi menaik-turunkan alisnya.

Kayla mencubit perut Haqi. "udah sono deh ke lapangan futsal."

Inside of YouWhere stories live. Discover now