Bab 27

2.4K 188 90
                                    

"Kayla?" Panggil seorang siswa di ambang pintu.

Kayla yang sedang bermain ABC 5 dasar dengan Anis dan Karina langsung menoleh ke sumber suara yang memanggilnya.

"Iya, Nom? Kenapa?" tanya Kayla.

"Lo dipanggil Bu Denny di ruang guru," jawab Naomi—siswa kelas sebelah. "Sama Vanka juga," imbuhnya.

Vanka yang sedari tadi memperhatikan Kayla langsung menengok ke orang yang memanggil Kayla dan juga memanggil namanya.

"Gue?" tanya Vanka menunjuk dirinya sendiri.

"Iya."

"Kenapa?" tanya Kayla. Naomi mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Karena dia hanya diberi pesan untuk memanggil mereka.

Buru-buru Kayla menghapus coretan bedak bayi yang ada di wajahnya. Kayla berjalan keluar kelas, diikuti Vanka di belakangnya.

Kayla dan Vanka masuk ke dalam ruang guru. Di sana Kayla bertemu dengan Haqi.

"Kenapa lagi?" tanya Haqi tanpa bersuara tapi bisa Kayla pahami.

Kayla menggelengkan kepalanya. "Nggak tau," jawabnya ikut tanpa suara.

Vanka berdeham dan membuat Kayla melanjutkan jalannya ke meja Bu Denny.

"Bu Denny manggil saya?" tanya Kayla.

"Oh, iya, Kayla. Sini-sini duduk dulu." Bu Denny mempersilahkan Kayla dan Vanka untuk duduk.

"Ada apa ya, Bu?" tanya Kayla langsung. Pasalnya yang dia tahu, dia tidak membuat kesalahan apapun.

"Jadi gini, sebentar lagi 'kan ulangan akhir semester satu. Saya khawatir sama Vanka. Banyak tugas Vanka yang belum dikumpulkan. Vanka juga banyak tertinggal materi semester satu karena sering bolos. Saya minta tolong sama kamu, supaya bantuin Vanka mengerjakan tugasnya dan membantu ketertinggalan materi pelajaran selama ini," jelas Bu Denny.

"Maaf Bu Denny sebelumnya. Saya tidak bisa membantu," tolak Kayla halus.

"Loh kenapa? Bukannya lomba OSN kamu sudah selesai?" tanya Bu Denny.

"Iya, Bu, sudah selesai. Tapi, saya tidak bisa," tolak Kayla.

"Nanti nilai kamu mata pelajaran saya, saya kasih plus," tawar Bu Denny.

"Maaf Bu Denny sekali lagi, saya tidak bisa. Kenapa bukan Fina saja?"

"Ibu percaya sama kamu, Nak. 'Kan kamu peringkat satu paralel jurusan IPS," jawab Bu Denny.

Kayla menghela napas panjang. "Tapi, saya benar-benar minta maaf sama Bu Denny. Saya tidak bisa."

Vanka yang sedari tadi diam angkat bicara. "Kalau nggak mau, nggak usah dipaksa, Bu. Saya bisa kerjakan sendiri." Vanka bangkit dari duduknya meninggalkan Kayla dan Bu Denny.

Kayla menatap punggung Vanka yang kian menjauh. Bukannya dia tidak mau membantu. Dia ingin. Tapi, dia tidak bisa. Dengan bertemu Vanka dia akan semakin sulit menghilangkan perasaannya.

***

Kayla menyerahkan selembar kertas pada Vanka. Itu adalah jadwal yang akan dia gunakan untuk membantu Vanka mengerjakan tugas yang tertinggal dan membantu menjelaskan materi yang tidak diikutinya selama ini.

Vanka mengernyitkan dahinya membaca jadwal itu. Bukannya tadi Kayla menolak? Kenapa sekarang menerimanya?

Meskipun begitu Vanka merasa sedikit senang, karena pada akhirnya Kayla menerima tawaran Bu Denny. Entah apa yang dibicarakan dua orang itu sepeninggalannya.

Inside of YouWhere stories live. Discover now