Bab 17

2.4K 183 57
                                    

"Gimana, Van?" tanya Jujur.

Vanka mengangkat kedua bahunya. Jujur mengambil ponsel Vanka. Dan ternyata masih sama. Belum dibaca sama sekali pesan line yang dikirimkan pada Kayla.

"Di block kali," jawab Vanka.

"Weh iya gue lupa. Lo 'kan habis memaki, membentak, dan menyakiti hati Kayla." Jujur sengaja mengatakan dengan dramatis.

Vanka mencibir. "Alay lo, Jur."

Jujur tidak menanggapi cibiran Vanka. Dia terpaksa meminta bantuan Dharus untuk menyuruh Sita ketemuan di cafe biasa.

Dharus sudah bertanya-tanya pada Jujur kenapa tidak meminta langsung ke orang yang bersangkutan. Tapi, Jujur dengan cepat beralasan bahwa Sita sedang marah dengannya karena tidak dibelikan es krim. Untungnya Dharus tidak menanyakan hal lain lagi dan langsung menuruti apa yang Jujur minta.

Kayla yang sedang bermain dengan anak tetangga yang di bawa Maminya main ke rumah terkejut saat Sita meneriaki namanya seperti orang kesetanan.

"Haiiii Dede Idang," Sita mendekati Haidar yang berada di pangkuan Kayla.

Sita mencium kedua pipi Haidar sekilas. Kemudian beralih pada perut bocah berusia tujuh belas bulan itu. Haidar terkikik kegelian menyentuh wajah Sita. Sita justru terkekeh melihat eskpresi lucu yang Haidar berikan.

"Apaan? Udah teriak kayak orang kesurupan. Sekarang gangguin Idang." Kayla menatap Sita kesal.

Sita menepuk jidatnya sendiri. Lupa kalau dia ke sini ingin memberitahu hal yang penting pada Kayla.

"Jujur ngajak ketemuan di cafe biasa."

"Terus?" Kayla mengernyitkan dahinya.

"Ya gue nggak mau ketemu lah. Ngapain ketemu sama cowok brengsek kayak dia." Sita berkacak pinggang.

Kayla mengangguk-anggukkan kepalanya. Haidar yang sedari tadi menatap Kayla terkikik pelan.

"Mana nyuruh ke Dharus buat ngomong ke gue lagi. Sue emang Jujur."

Kayla menangkup pipi Haidar seraya menyatukan hidungnya ke hidung Haidar. Haidar justru mengeraskan kikikkannya.

Sita mendengus kesal. "Lo dengerin gue nggak sih, Kay?" Sita mengambil Haidar dari pangkuan Kayla dan menggendongnya.

"Denger, Sit, elah."

"SIT? SITAAA? WOYY."

Kayla dan Sita menoleh ke sumber suara yang meneriaki nama Sita. Mereka memberikan tatapan tajam. Yang di tatap justru menampilkan cengirannya.

"Jujur udah berangkat. Lo ditunggu. Buruan." Dharus menyampaikan informasi yang disuruh Jujur kepada Sita.

Sita tidak menjawab apa yang dikatakan Dharus. Justru dia menatap Kayla. Kayla mengangkat kedua bahunya.

"Apaan sih?" Dharus penasaran.

"Urusan cewek. Udah sono lo pulang!" usir Sita menggunakan tangan Haidar menyuruh Dharus pergi. Dharus menatap tajam Kayla, Kayla hanya menaik-turunkan alisnya.

"Dadah, Idang." Dharus tidak pamit pada Kayla atau pun Sita. Justru kepada bocah kecil dalam gendongan Sita.

Sita kembali ke tempat Kayla duduk. "Gimana?"

"Ya udah dateng aja."

"Tapi gue nggak mau, Kay. Masih sebel!" Sita memasang ekspresi kesal.

Kayla menghela napas panjang. "Dateng aja dulu. Kalau nggak penting langsung tinggal aja."

Inside of YouWhere stories live. Discover now