Bab 23

2.5K 187 57
                                    

Setelah Vanka tahu bahwa Kayla adalah Ila, dia tidak pernah untuk sekadar menambah luka kecil dalam hati Kayla. Tapi, jangan salah, Kayla masih mengibarkan bendera perang dengan Vanka. Yang Kayla tahu, Vanka itu sekarang sudah menjadi musuhnya.

Tidak semudah itu untuk membuat Kayla menghilangankan sakit hati yang dirasakannya. Bahkan untuk tidak saling sapa dan saling mengenal sampai lulus Kayla bisa.

"Ih, Dharus suka gitu. Es milo gue," rengek Kayla memukul lengan Dharus.

"Apaan sih, Kay, minta dikit doang."

"Dikit doang masa di gelas nggak bersisa! Dasar muka gratisan!" sungut Kayla kesal. "Karina, pacar lo dikasih makan dong, jangan bolehin ngambil es milo gue," tambahnya mengadu pada Karina.

"Dharus mah suka banget godain lo, Kay. Katanya, lo masih kayak anak TK sih," ujar Karina.

"Jahat ya kalian semua nggak ada yang belain gue." Kayla menghentak-hentak kakinya di bawah meja. Sebal pada mereka—Sita, Anis, Karina, Jujur dan Dharus. Mereka semua justru mengikuti Dharus untuk menggoda Kayla.

Vanka yang melihat keributan kecil mereka dari meja seberang menyunggingkan senyumnya.

Lihatlah, Kayla si gadis periang dan juga cerewet itu. Dengan tingkahnya yang masih seperti anak kecil, membuat sahabat-sahabatnya tak bisa berhenti untuk menggodanya.

Vanka melirik pergelangan tangan Kayla yang ditempeli beberapa hansaplast. Rasanya pasti menyakitkan. Membayangkannya saja Vanka ngilu. Bagaimana bisa setiap kali phobia nya kambuh, Kayla harus mengiris pergelangan tangannya untuk membuktikan bahwa dirinya masih hidup.

Vanka terkekeh pelan saat melihat Kayla dikerjai mereka. Selin yang berada di samping Vanka langsung menoleh ke arah Vanka.

"Kenapa, Van?" tanya Selin.

Vanka hanya menggelengkan kepalanya. Tapi, matanya masih belum lepas untuk tidak menatap Kayla. Setelah mengetahui Kayla itu adalah Ila, justru Kayla menjadi candu bagi Vanka.

Selin mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih melihat Vanka tidak memalingkan tatapannya dari Kayla.

"Kay, lo dilihatin Vanka tuh," ucap Jujur membuat mereka semua berhenti menggoda Kayla.

Sontak mereka semua langsung menatap Vanka. Vanka yang ditatap mereka buru-buru memalingkan tatapannya ke arah lain.

"Jangan sama Vanka lagi!" desis Sita tajam.

"Nggak akan, Sit. Udah nggak minat." Kayla menerima suapan siomay Karina.

"Bener ya, Kay? Kita juga udah janji buat nggak ngasih tau Brolyn," tanya Dharus memastikan.

Kayla mengangkat kedua jempolnya, karena Karina masih terus menyuapinya.

"Yang, kok yang disuapin Kayla mulu sih?" protes Dharus.

"Ya ampun, Rus, sama Kayla doang masa jealous? Kalau aku nyuapin cowok gitu, kamu pantes jealous." Karina menatap Dharus kesal.

"Aku dong mau disuapin juga," pinta Dharus.

Karina menghela napas panjang. Dia hendak menyuapi Dharus. Tapi buru-buru Kayla mengarahkan tangan Karina ke mulutnya. Kayla mengejek Dharus dengan mengacungkan jempolnya ke bawah.

Dharus menatap Kayla sebal. Kayla justru menjulurukan lidahnya. Salah sendiri tadi dia cari gara-gara. Rasakan pembalasannya.

***

"Jur?"

"Hm."

"Jur, gue mau nanya dong." Vanka mengubah posisinya yang awalnya tiduran menjadi duduk.

Inside of YouWhere stories live. Discover now