Bab 7

2.8K 247 57
                                    

Kayla berjalan menyusuri koridor sekolah sambil bersenandung kecil. Dia mendengarkan musik dari ponselnya dengan earphone. Dia menikmati alunan musik lagu Westlife - My Love.

Dilihatnya dari depan, ada seorang cowok yang lari dengan pandangannya terus ke belakang. Seperti sedang dikejar sesuatu. Kayla menautkan kedua alisnya. Dia berusaha menghindar agar tidak tertabrak.

Namun apa daya, cowok itu justru menabrak Kayla. Mereka berdua sama-sama jatuh. Kayla meringis kesakitan. Cowok yang tidak di kenal Kayla langsung berdiri.

"Sorry," ucap cowok itu tanpa membantu Kayla berdiri. Dia langsung berlari lagi.

Kayla mendengus kesal. Ada juga cowok model dia.

"Udah nabrak, nggak bantuin berdiri, malah langsung kabur," sebal Kayla masih duduk di lantai koridor.

Ada tangan yang terulur padanya. Kayla mengernyitkan dahinya. Kayla mendongak melihat pemilik tangan yang terulur padanya. Cowok itu tersenyum pada Kayla.

"Enak apa Kak duduk di lantai? Apa nggak kotor?" tanya Haqi dengan tangannya yang masih setia terulur.

Kayla menerima uluran tangan Haqi. Haqi membantunya berdiri. Kayla membersihkan seragamnya, juga kaus kakinya.

"Ada cowok nabrak gue. Bukannya nolongin, eh dia langsung pergi," jawab Kayla dengan nada sebal.

Haqi terkekeh mendengarnya. Kayla mencabut earphone yang terpasang di telinganya. Mereka berdua melanjutkan jalannya untuk ke kelas masing-masing.

"Emang bener Kak, lo sama gue masih tua gue?" tanya Haqi.

"Umur lo berapa?" Kayla balik bertanya.

"Gue 16 tahun," jawab Haqi.

"Ya berarti tua lo. Gue masih 15 tahun. Tahun depan 16. Lulus SMA baru 17 tahun," ucap Kayla.

"Serius Kak?" tanya Haqi lagi.

"Iyalah. Ngapain juga gue bohong," jawab Kayla.

"Tapi kok lo udah kelas 11 aja. Dulu sekolahnya gimana? Nggak TK?"

Kayla menyikut pelan lengan Haqi. "Kepo ah, lo." Haqi terkekeh pelan.

"Boleh nggak kalau gue manggil lo tanpa embel-embel Kakak?" tanya Haqi.

"Nggak boleh. Adik kelas harus sopan sama seniornya. Manggilnya harus tetep Kakak," ucap Kayla menjulurkan lidahnya.

"Yah Kak Kay kok gitu," ujar Haqi sedih.

Kayla langsung tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Haqi mengernyitkan keningnya.

"Nggak apa-apa kali Qi kalau lo mau manggil gue langsung nama aja," ucap Kayla.

"Beneran nggak apa-apa?" tanya Haqi sumringah.

"Iya. Udah ah gue ke kelas dulu ya. Bye," pamit Kayla.

"Oke Kay. Yang semangat belajarnya," kata Haqi masih dengan perasaan bahagianya.

Kayla menyatukan jari telunjuk dan jempolnya hingga membentuk huruf O. Kayla melambaikan tangannya pada Haqi, Haqi menanggapinya dengan senyuman.

***

Bu Denny—guru Ekonomi—masuk kelas XI-IPS 2. Semua siswa langsung diam. Bu Denny menyapa seluruh siswa dan semuanya menyapa balik Bu Denny.

"Sekarang ulangan ya anak-anak," ucap Bu Denny.

"'Kan belum dikasih tahu, Bu," ucap salah satu siswa.

Inside of YouWhere stories live. Discover now