1) Describe

8.8K 1.3K 377
                                    


Kim Taehyung. Dua kata, satu orang, tapi punya banyak makna.

Bagi Park Juyoon---atau yang biasa dipanggil Joe---Taehyung tidak bisa dideskripsikan dengan beberapa paragraf.

Well, that man was more than any words can describe.

Bahkan sejak pertemuan pertama mereka, Joe sendiri bingung bagaimana cara untuk mendeskripsikan laki-laki itu. Kata yang terbayang untuk mendeskripsikan Taehyung hanya satu dalam benaknya.

Menyebalkan.

Kalau ada kata yang lebih menyebalkan dibanding 'menyebalkan', Joe akan dengan senang hati mengatakannya.

Joe ingat betul bagaimana di pertemuan pertama mereka, dengan Taehyung sebagai ketua fakultas seni rupa dan Joe sebagai mahasiswa baru tahun pertama. Hanya karena telat 5 menit, Taehyung menahannya.

''Kamu nggak boleh pulang. Telat, kan?'' Begitu katanya.

Sebagai mahasiswa baru, Joe jelas hanya bisa menurut. Mau tak mau, Joe membiarkan dirinya ditatar habis dengan pidato Taehyung selama kurang lebih satu jam.

Oh, jangan lupa soal cerita yang entah bagaimana bisa Taehyung ceritakan di sela pidatonya.

Hanya sampai situ?

Yah, jelas tidak.

Minggu orientasi sudah berlalu, tapi itu bukan berarti Joe bisa tenang. Dengan status sebagai mahasiswa baru jurusan desain dan Taehyung sebagai kakak tingkat, Joe merasa kalau neraka kecilnya muncul.

''Perempuan tapi rambutnya berantakan.''

''Kenapa? Nggak punya pensil? Anak desain tuh pensil sama kayak nyawa. Niat kuliah nggak sih?''

''Mending kamu pulang. Nggak cocok jadi mahasiswa. Bilang sama orang tua suruh nikahin aja, daripada buang-buang duit di kampus.''

Jelas saja Joe sakit hati soal itu. Dan karena itu, Joe membenci Taehyung. Sangat.

Dan kali ini, Joe benar-benar akan mengutuk dosennya karena membuatnya lembur di gallery. Bukan lembur yang jadi masalahnya. Tapi laki-laki yang tengah menggambar di atas meja yang berada di pojok ruangan.

Taehyung.

Kenapa Taehyung ada di sini? Joe juga tidak mengerti. Tapi apa pun alasannya, Joe benar-benar tidak ingin membuang waktunya untuk memikirkan laki-laki menyebalkan itu. Yah, even she already did just now.

She runs out of luck. Belum cukup rupanya mendapati kekasihnya yang kemarin lusa tertangkap basah making-out dengan adik tingkatnya di gallery mahasiswa desain, sekarang Joe harus makan hati juga karena Taehyung.

Dendam? Yah, bisa dibilang begitu.

Ruang gallery masih terasa kosong dan hampa sampai akhirnya suara berat Taehyung terdengar.

''Joe...''

Kepala Joe langsung menoleh, namun gadis itu seakan enggan untuk bersuara. Dia hanya diam, berdiri di tempatnya selagi memandangi Taehyung.

''Lapar nggak?'' tanya Taehyung.

''Nggak.'' Joe menjawabnya tak acuh sebelum kembali berkutat dengan kertas yang ada di atas meja.

Baru saja dia mau menggoreskan pensilnya pada kertas, Taehyung sudah kembali bersuara.

''Ayo makan.''

''I said I'm not hungry.''

''But it looks like you were.''

''Nggak perlu.''

Mendapat respon yang dingin dari Joe membuat Taehyung menghela napas. Taehyung kemudian menarik sleeves-nya hingga ke siku lalu berjalan mendekati Joe.

''Beneran segitunya nggak suka sama aku, Joe?'' tanya Taehyung. Tangannya bergerak untuk menepuk pundak Joe, namun dengan cepat Joe menepisnya.

''Don't touch me, moron!'' teriak Joe. Sadar kalau dia baru saja mengatakan hal yang kasar, Joe langsung menunduk lalu memalingkan wajahnya. ''Sorry.''

''Padahal aku tadinya mau nemenin kamu di gallery.''

''I don't ask you to*.''

''Kamu habis putus sama Jungkook, kan?''

Kalimat Taehyung kali ini membuat Joe langsung menatapnya—atau lebih tepatnya memelototi laki-laki yang satu itu. Kenapa dia harus menyeret nama Jungkook?

''Itu hal pribadi. Get your ass of my bussiness,'' desis Joe tajam. Dari tatapan matanya saja, Taehyung merasa gadis ini siap memotongnya.

Biar Taehyung luruskan sesuatu.

Dia sendiri tahu Joe pasti membencinya. Sudah hampir 2 semester, dan tatapan Joe untuknya tidak pernah berubah.

Tapi demi apa pun, Taehyung berani bersumpah kalau niatnya tidak seburuk itu.
Maksudnya... people has their own way to show their love, isn't it? Dan ini cara Taehyung. Cara Taehyung sebagai kakak tingkat untuk mendapat perhatian ekstra dari si adik tingkat, yang ternyata justru mendapat hasil yang melenceng jauh dari target.

Taehyung tidak akan menganggu Joe kali ini. Dia tahu, mengganggu gadis ini bukanlah solusi yang tepat saat ini, meskipun harus Taehyung akui dia senang melakukannya. Dimarahi Joe seakan mendapat ucapan ''aku sayang kamu'' secara tidak langsung.

Dibanding berbicara, Taehyung memilih untuk menarik pundak Joe ke dalam pelukannya.

Jelas, gadis itu kaget. Dia bahkan mencoba melepaskan diri. Tapi Taehyung sama sekali tidak berniat untuk melakukan hal itu.

''Mulai malam ini, lupain Jungkook. Just look at me who already fallen for you, Joe.'' Suara berat Taehyung seakan menusuk telinga Joe, membuat pori-pori kulitnya meremang.

Ini konyol. Dan ini lelucon paling konyol yang pernah Joe tahu dan dengar dalam hidupnya. Apa-apaan ini?

''Funny, huh,'' balas Joe sarkas.

Ini tidak berhasil. Taehyung yakin Joe tengah menertawai dirinya dalam hati.

Tapi kalau Joe pikir ini lelucon... damn no. Hell no. Taehyung benar-benar tengah serius sekarang.

Otak Taehyung berputar keras, mencoba menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan isi pikirannya. Tapi kata yang Taehyung cari sama sekali tidak ada dalam kamus. Dan rasanya, untuk kasus yang satu ini, memang kata bukanlah hal yang tepat untuk digunakan.

Not every words can describe our mind. But action does.

Tanpa berniat memikirkan kata yang tepat, Taehyung memilih untuk menarik dagu Joe hingga Taehyung bisa menempelkan bibirnya pada bibir sang gadis.

Rude, he knows. Tapi selama itu bisa membuat Joe menyadarinya, menyadari keberadaannya dan perasaannya, Taehyung tetap akan melakukannya.

''Just fall for me already, Joe. I'm ready to catch you.''

***

Arata's Noteu:

Baru publish ini kemarin di grup ff sosmed sebelah. Mo coba bagiin ke sini juga.

Isinya cuman daily activities Taehyung yang jadi anak desain sama Joe yang statusnya maba. 😂

Hanya coretan iseng aja, dan ya...

Ga penting. Oke. Bye.

Straw To Berry (✓)Where stories live. Discover now