12) Problem of A Kiss

3.6K 859 123
                                    

Begitu keluar dari perpustakaan, hal pertama yang Taehyung lakukan adalah menghela napas. Banyak sekali hal yang merasuki pikirannya belakangan ini.

Dan sampai detik ini Taehyung masih memikirkan cara agar lusa dia bisa bertukar. Dengan siapapun, terserah. Asal jangan pasangkan dia untuk menjaga gallery bersama Joe.

Dia tidak ingin berhubungan dengan gadis itu barang setitik pun sebenarnya. Tapi jelas itu hal yang mustahil, berhubung mereka berada di fakultas, jurusan, bahkan beberapa kali berada di kelas yang sama.

Beberapa kali Taehyung mencoba menaruh fokus hanya pada Eira. Namun tetap saja, nama Joe kembali melintas.

Ini keterlaluan. Dan pemikiran bahwa dia hanya menggunakan Eira sebagai pelarian membuatnya mual.

No. Ini namanya bukan pelarian. Tapi usaha untuk pindah hati.

Sekali lagi Taehyung menghela napas, membenarkan posisi ransel di sebelah pundak dan melangkah keluar dari perpustakaan.

Sudah jam 7. Eira bilang dia akan menyelesaikan tugasnya jam 7.

Taehyung merogoh saku jins yang ia kenakan, mengambil ponselnya dan mencari kontak Eira di sana.

Ra, gue tunggu di parkiran ya? Jangan kelamaan. Habis ini kita makan.

Terkadang ini terasa konyol—soal apa yang Taehyung lakukan. Dan selama seminggu ini dia merasa respon Eira padanya tidak pernah berubah. Yang bisa dia syukuri hanyalah Eira yang tidak pernah marah dan masih menerima ajakannya untuk pulang bersama atau makan di luar.

Sampai kapan dia harus menunggu sampai gadis itu membalas perasaannya?

But in the first place, is that kind of feels exists between them?

Kalau saja diberi pilihan, dia ingin kembali ke masa lalu dan memilih untuk tidak mengenal yang namanya mencintai seseorang. Sometimes it hurts. A lot. Dan di saat seperti ini Taehyung merasa sendirian itu lebih bahagia.

“Damn.” Taehyung mengumpat, merogoh lagi sakunya untuk mengeluarkan kunci motor dan menyalakannya.

Setidaknya, begitulah pemikiran awalnya. Namun perhatiannya beralih begitu dia mendengar suara lain di parkiran.

“Bang Jim, please. Stop.”

Mata Taehyung mengerjap dan terbuka bergatian beberapa kali. Wait. Apa itu suara Joe?

“Bang. This is wrong.”

Astaga. Itu benar-benar suara Joe.

Taehyung mendadak turun dari motor. Bahkan dia membiarkan kunci motor masih terpasang pada motornya. Kakinya dengan cepat melangkah mencari asal suara yang dia dengar.

Hanya butuh sepuluh langkah bagi Taehyung untuk menemukan Joe. In addition, ada Jimin juga di sana. Keinginan untuk segera menyingkir muncul begitu menangkap dua sosok itu.

Dia harus pergi.

Namun kaki Taehyung ini memang brengsek, tiba-tiba melangkah mendekat seakan tidak peduli sama sekali dengan instruksi yang diberikan otaknya.

Dan amarah Taehyung memuncak ketika matanya menangkap bagaimana Jimin mencium Joe.

Dia tidak seharusnya marah.

Dia tidak seharusnya ada di sini.

Dia tidak seharusnya...

“Brengsek!”

Sebuah pukulan melayang tepat pada pipi kiri Jimin, membuat Jimin spontan terhuyung ke belakang.

“Lo apain Joe, bego?!” teriak Taehyung.

Joe jelas saja kaget. Dia harus apa?

Seolah tak cukup mengagetkan, Eira tiba-tiba muncul dan menambahkan kebingungan dalam kepala Joe. Bisakah Joe minta untuk menghilang saja?

“Bang Taehyung, kok lo mukulin Bang Jimin sih?” Eira sudah bergerak untuk mendorong Taehyung mundur, menciptakan jarak yang lebih besar antara dia dan Jimin.

“Otak lo ke mana sih, Jim? Lo nggak bisa nyium perempuan sembarangan!”

Baik Eira maupun Joe langsung menoleh ke arah Taehyung. Jadi Taehyung marah karena... Jimin mencium Joe?

Kendati minta maaf atau balik mengumpat, Jimin justru tertawa. Laki-laki itu meluruskan punggungnya kemudian mengelap sudut bibirnya. Tinju Taehyung memang bukan candaan. Tapi tetap, Jimin masih tertawa.

“Apa yang lucu?” tanya Taehyung lagi. Tangannya terlihat siap meninju Jimin lagi. Tapi tawa Jimin tak kunjung reda.

“Yang lucu itu lo, Tae,” kata Jimin di sela tawanya. Taehyung baru saja menggerakan bibirnya, siap bertanya apa yang lucu. Namun Jimin sudah lebih dulu menyeletuk.

“Why you even care if I kissed her? Lo bilang lo benci dia, kan?”

*

Arata's Noteu:

Cia pada streaming. Aku masih berkutat sama tugas dan ep ep~ 😂

Straw To Berry (✓)Where stories live. Discover now