My Perfect Boyfriend - 6

2.5K 257 12
                                    

Sejak tadi Rifky tidak hentinya mondar-mandir di depan ruang perawatan rumah sakit yang tak jauh dari kantornya. Dokter yang menangani Abel belum menunjukan tanda-tanda akan keluar dari ruang tersebut. Ia semakin khawatir dengan kondisi Abel sekarang.

"Duduk dulu kali Ky, lo nggak usah khawatir. Tuh cewek pasti nggak kenapa-napa, percaya sama gue" perintah seseorang pada Rifky.

"Tapi gue khawatir banget Lyd, gue takut terjadi apa-apa sama dia" sambung Rifky

Saat melihat Abel yang terkapar di parkiran, Rifky seperti orang kebingungan. Dia tidak tahu harus melakukan apa kala itu. Hingga dia meraih ponselnya dan tanpa sadar ia menghubungi Lydia, sahabat sekaligus teman sekantornya.

**************

"Hallo my sweet heart ada apa? Tumben banget nelpon pas jam kantor begini. Biasanya lo langsung nerobos masuk ke ruang gue" sapa Lydia ketika Rifky yang tiba-tiba menelponnya.

"Lyd tolongin gue, ini gue bingung banget. Teman gue anak AO juga ini dia pingsan di dekat mobil gue. Lo cepetan kemari tolongin gue." Rifky yang tengah bingung tergesa-gesa ketika berbicara pada Lydia.

Lydia yang saat itu sedang mengetik laporan hasil penjualan, langsung meninggalkan ruangannya dan menuju ke arah parkiran. Ketika sampai di parkiran, Lydia bisa melihat raut khawatir yang menghiasi wajah Rifky.

"Loh, kok bisa begini sih. Emang lo apain dia" sahut Lydia ketika dia sudah sampai di parkiran.

"Nggak ada, gue juga nggak tau. Pas gue mau pergi nemui nasabah bareng dia, dia tiba-tiba pingsan."

"Ya udah kalo gitu, lo bantuin gue bawa dia ke mobil. Kita bawa dia ke rumah sakit di dekat sini" Lydia yang tadinya bersikap biasa saja seketika berubah menjadi panik sama seperti Rifky.

**********

"Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Rifky pada Dokter yang sudah selesai memeriksa Abel.

"Teman bapak sudah membaik sekarang. Tadi tekanan darahnya naik, tensinya saja 170/90. Itu yang menyebabkan kepalanya pusing dan pingsan. Tapi kami sudah memberikan obat penurun tensi dan sekarang teman bapak sudah bisa dibawa pulang." Jawab Dokter tersebut.

"Kira-kira apa yang menyebabkan tekanan darah teman saya naik dok?" Tanya Rifky lagi.

"Banyak faktor yang menyebabkan itu pak, salah satunya strees dan juga gaya hidup yang tidak sehat. Bisa juga faktor keturunan atau riwayat penyakit yang diderita oleh keluarganya. Saran saya hindari terlalu banyak memikirkan hal yang dapat mengganggu psikisnya, dan juga teman bapak tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi daging karena itu akan menyebabkan tekanan darahnya akan kembali naik. Dan jika dibiarkan akan berakibat fatal, teman bapak bisa terkena stroke." Jelas Dokter tersebut pada Rifky. Lydia yang sejak tadi mendengarkan percakapan itu hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah Dokter pergi meninggalkan mereka, Rifky langsung menuju ke ruangan tempat abel dirawat. Abel sudah sadar dan tersenyum ketika melihat Rifky yang berada di balik pintu untuk menemuinya.

"Maaf ya sudah merepotkan." Ujar Abel yang merasa tidak enak pada Rifky.

"Nggak kok, kamu nggak ngerepotin. Gimana kepala kamu masih pusing?"

"Udah nggak, tadi Dokter juga udah kasih obat sama aku." Jawab Abel.

"Oh iya, kenalin ini Lydia sahabat aku. Dia juga satu kantor sama kita cuma dia di bagian divisi marketing" lanjut Rifky memperkenalkan Lydia pada Abel.

Abel mengulurkan tangannya yang disambut oleh Lydia, mereka lalu berkenalan dan menyebutkan nama mereka masing-masing.

"Kalo gitu mari aku antar kamu pulang, kata Dokter kamu udah boleh pulang. Tapi kamu harus istirahat ntar aku izinin sama bu Vivie kalo kamu besok cuti." Kata Rifky sambil membantu Abel untuk turun dari ranjang rumah sakit.

My Perfect Boyfriend~Where stories live. Discover now