My Perfect Boyfriend - 4

3.2K 298 12
                                    

Rapat yang di hadiri para petinggi serta beberapa perwakilan staff dari masing-masing divisi kali ini membahas tentang trading di kantor pusat Gemilang Sekuritas yang semakin menurun. Meskipun menjadi kantor pusat, bukan menjamin kalau nasabah yang berminat untuk menanamkan sahamnya pada Gemilang Sekuritas akan tinggi. Malahan kota seperti Semarang dan Surabaya menjadi tempat tertinggi dalam penanaman modal saham di Indonesia.

"Apa saja selama ini tugas dari tim marketing disini? Kenapa nasabah kita kian hari semakin menurun? Kita harusnya menjadi contoh terhadap anak perusahaan yang lain bukan malah anjlok seperti ini" umpat Mr. Robert dengan menunjukkan wajahnya yang memerah menahan amarah kepada perwakilan divisi di bagian marketing dengan bahasa Indonesia yang bisa dikatakan belum lancar.

"Saya tadi mendapat laporan kalau anak perusahaan di Surabaya dan Semarang memiliki nilai trading yang lebih tinggi. Kenapa bisa seperti ini? Apa kalian tidak malu jika kinerja kalian jauh lebih rendah dari pada mereka? Sepertinya saya harus menghubungi langsung perwakilan dari tim Surabaya atau Semarang untuk membantu kita mencapai trading yang tinggi." Lanjut Mr. Robert kemudian.

Seluruh anggota rapat yang hadir hanya bisa diam sambil mendengarkan setiap perkataan yang di lontarkan oleh CEO mereka tersebut. Mereka tidak bisa melakukan apa pun ketika pimpinan  mereka itu sedang marah. Jika mereka berani membantah, artinya sama saja mereka menjerumuskan diri sendiri kedalam lubang neraka.

"Kenapa harus menghubungi salah satu dari anak perusahaan itu Mr, kalau nyatanya diantara kita disini sudah ada perwakilan dari cabang yang ada di Surabaya." Sebuah suara berhasil membuat seluruh mata hadirin yang ada di ruangan menoleh kearah ujung meja rapat tersebut. Tak terkecuali Abel yang seperti mendengar sebuah letusan meriam ketika si pemilik suara itu menyebutkan kalimat perwakilan dari Surabaya. Itu berarti dirinya yang dimaksud.

Abel sangat mengenali suara itu. Suara pria aneh yang beberapa waktu lalu berbicara hal konyol pada dirinya. Abel menghembuskan nafasnya dengan gusar ketika yang dimaksud pria itu adalah dirinya. Ini hari pertama Abel bekerja disini, namun sudah banyak sekali cobaan yang harus diterima olehnya. Abel memejamkan matanya sesaat untuk meredakan rasa pusing yang tiba-tiba hinggap di kepalanya.

"Benarkah itu, lalu mana perwakilan dari Surabaya yang kamu maksud tadi?" Kata Mr. Robert dengan mata berbinar.

Dan kini seluruh pasang mata yang hadir telah tertuju kepada Abel. Abel hanya bisa mengembangkan senyum kuda miliknya kepada seluruh anggota rapat yang melihat kearahnya.

"Kamu benar perwakilan yang dimaksud tadi?" Tunjuk Mr. Robert pada Abel. Abel hanya menganggukkan kepala canggung seraya menatap Mr. Robert. hari pertama ia bekerja di Jakarta  mungkin akan menjadi hari yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya.

************

Abel tampak lesu saat keluar dari ruangan yang bertuliskan CEO di depan pintu masuk. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan di serbu banyak pertanyaan oleh pimpinan di perusahaannya tersebut. Abel hanya menjawab sekenanya saja. Ia masih begitu shock ketika harus berhadapan dengan Mr. Robert. Setelah berlalu dari ruang CEO, ia bergegas kembali ke ruang kerjanya. Abel takut kalau Bu Vivie mencarinya dan mencurigainya dengan berbagai pikiran yang tidak-tidak.

"Bagaimana rapatnya Abel? Apakah berjalan dengan lancar?" Abel menatap bu Vivie yang menghampiri meja kerjanya.

"Lancar Bu."jawab Abel singkat.

"Saya dengar tadi kamu dipanggil ke ruangan Mr. Robert, boleh saya tahu apa yang terjadi?"

Kemudian Abel menjelaskan biduk perkara yang terjadi hingga dia harus berakhir di ruangan Mr. Robert. Bu Vivie mendengarkan Abel dengan serius lalu sesaat setelahnya ia seperti menahan senyum ketika Abel menjelaskan bahwa ini semua adalah ulah dari si pria konyol yang baru di kenal oleh Abel.

My Perfect Boyfriend~Where stories live. Discover now