"Acha, kamu boleh pergi selama aku tahu kamu dalam keadaan baik-baik aja. Lagipula, yang aku tahu kamu cuma mau have fun dengan hubungan ini...."

"Have fun?"

"Yaps. Kamu nggak pernah tahu seberapa seriusnya aku jatuh cinta sama kamu. Begitu saja, entah di halte, atau di TK waktu kita bertemu. Kamu menarik, Acha. Kamu jadi salah satu pengeculian mengapa selama ini aku menghindar buat jatuh cinta---"

"Kalau aku bilang , aku jatuh cinta sama kamu---kamu nggak akan percaya?" sela Acha dengan frustasi, matanya terlihat berkaca-kaca.

"Selama ini aku selalu takut, Cha.. Aku takut kamu cuma pura-pura...."

Acha merasakan dadanya mencelos....

"Aku takut kamu cuma seseorang yang dibayar yang dikirim papaku, atau mungkin saja dokter. Atau---"

"Yuka, stop---"

"Waktu kamu bilang kamu itu dokter, tanpa sadar kamu mengacaukan semuanya. Aku bahagia sebelumnya, dengan sendiri, meski itu tanpa kamu. Karena aku takut kamu cuma pura-pura, itu nggak fair....."

Acha berusaha tenang. Dalam hati ia mengaku ; ya, dulu pura-pura. Dulu semua diatur buat dekat dengan kamu. Tapi sekarang, bisakah kamu percaya kalau aku benar-benar jatuh cinta sama kamu Yuka?

"Kalau semisal kamu memang sama cintanya dengan aku, boleh aku tanya, apa yang buat kamu jatuh cinta sama aku?"

"Karena kamu spesial."

"Hanya itu? Spesial?"

"Ya...."

"Acha, thanks. Thankyou sudah menerima perasaan aku. Tapi, sekali lagi---jangan memaksakan diri buat balas mencintai aku, itu bukan hal yang mudah--"

"Memaksakan diri?"

"Ya, itu istilah yang tepat. Apalagi?"

"Kamu egois, Yuka."

Acha menarik diri dari pelukan, napasnya naik turun menahan emosi ;

"Kalau memang nggak sanggup dicintai, jangan sok-sok an menyatakan cinta ke aku."

"......."

Yuka terdiam, ditengah suara ramai pantai, ia mencoba tenang.

"Aku nggak pernah menyangka, atau malah kepikiran buat jatuh cinta sama kamu. Kamu baik, aku pikir kita bisa jadi teman. Tapi lama-lama, sikap kamu berubah, kamu menyatakan cinta, aku berusaha buat nggak terpengaruh dan berpikir kamu cuma bercanda. Tapi kamu tulus, Yuka! Kamu tulus dan aku jatuh cinta dengan ketulusan kamu. That's all. Please, stop berpikiran buruk tentang aku dan prasangka kamu tentang orang tua kamu---"

"Memangnya kamu tahu? Selama ini aku tertutup, kamu nggak pernah tanya apapun tentang masa laluku."

"Kalau aku tanya, apa kamu bersedia cerita?" balas Acha lebih sengit, melengkapi perdebatan keduanya.

"Nope. Kalau kamu tahu, mungkin kamu bakal menjauh sejauh Jakarta ke Pulau Jeju."

Tutup Yuka dengan santai, matanya ikut berkaca-kaca. Membuat keduanya mulai memalingkan muka masing-masing, merasa sakit, begitu saja--sangat sakit.

"Tapi aku  bakal beri tahu kamu secepat mungkin"

"Aku juga" sahut Acha cepat.
"Kita bakal saling tahu, saling memahami, lebih terbuka. Okay?"

Yuka mengangguk, mendekatkan keningnya dan berbisik ;

"Terbuka dan jujur pada mas Arya kalau kamu berselingkuh...."

"Nevermind, i'll do...."

Angin mengalahkan keraguan keduanya, dengan sangat tenang, ombak di pantai Jeju menyatukan mereka...

Indahnya pulau Jeju
Bermata biru di pantai
Menggenggam tangan nirwana
Mempersembahkan-mu senja

Berkabut di sela matamu
Tiada yang perlu disesali
Bila hati berlabuh
Meski jauh di pulau Jeju

Dudududuuu ~


Lagu ini beneran ada dan saya composed sendiri. Next time saya bakal upload lagunya di youtube / soundcloud.

Thankyou!

Eureka!Where stories live. Discover now