Chapter 7 : Misunderstand

Start from the beginning
                                    

-

-

-

Aku dapat mencium wangi kayu manis dan citrus di dekat wajahku. Aku mendekat dan melingkarkan tangan dan kakiku lebih erat lagi pada bantal keras yang ada di sampingku. Aku merasakan hembusan aroma mint yang menyapu wajahku.

Ada yang ganjil dengan bantalku.

Aku membuka mataku secara perlahan untuk melihat apa yang tengah kupeluk. Aku mengerjapkan kelopak mataku beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatanku.

Pencahayaan yang redup membantuku untuk menyesuaikan diri dengan cepat. Hal pertama yang kulihat adalah wajah Shane.

Nafasku tertahan dengan seketika. Kelopak matanya membungkus mata biru intens miliknya dengan tenang. Ia tidak memakai baju. Aku sedang tidur bersama Shane?

Panik.

Aku segera melihat ke arah tubuhku. Berpakaian. Aku melihat ke arah Shane. Untunglah ia masih mengenakan celananya.

Dengan seketika, gelombang kelegaan langsung menyapuku. Tapi, aku masih belum bisa begitu tenang. Aku harus keluar dari sini.

Tidak ingin membangunkannya, secara perlahan, aku melepaskan dekapan konyolku padanya. Dimulai dari kakiku yang melingkari pinggangnya yang tidak terbalut pakaian, hingga lenganku yang memeluknya seakan hidupku bergantung padanya.

Perlahan, aku melepaskan diri dari Shane dan aku berhasil. Kini aku harus menjauh dari ranjangnya. Baru saja aku membalikkan tubuhku untuk beranjak pergi, dua lengan yang kekar melingkari tubuhku dan menarikku ke arah Shane.

"Pagi, sekretaris." racau Shane yang sedang memelukku tanpa membuka matanya.

"Lepaskan aku." Aku meronta dan berakhir dengan dekapan Shane semakin erat melingkariku. Ia menghirup rambutku.

"Kau wangi sekali, sekretaris." bisiknya di sela rambutku.

Aku melepaskan tangannya dari tubuhku dengan paksa. Lalu, langsung melepaskan diriku darinya dan berdiri di tepi tempat tidurnya. Mengambil jarak yang diperlukan. Ia masih terbaring dan menutup matanya dengan tenang. Tapi aku tahu bahwa ia sedang berpura-pura.

"Hentikan itu. Dan katakan, bagaimana aku bisa berada di sini?"

"Aku sendiri bertanya-tanya tentang itu. Kau tiba-tiba saja pingsan." jawabnya dengan mata tertutup.

Pikiranku pun melayang, memikirkan alasan bagaimana aku bisa pingsan. Dan akhirnya aku menemukannya, aku yang menderita hipotensi, belum makan sedikitpun kemarin dan aku bekerja keras.

Aku mengerutu dalam diam, lalu mengambil salah satu bantal dan melemparinya dengan itu tepat di wajahnya.

"Berhentilah berpura-pura mati. Bangun dan segera-lah bersiap-siap untuk bekerja, Mr. Weston." Ujung bibirnya terangkat dan membentuk sebuah senyum.

"Bukankah suatu ucapan terima kasih akan sangat menyenangkan." sindirnya.

Aku memutar bola mataku dalam kekesalan. "Terima kasih, dan sekarang bangun, Tuan Weston."

"Baiklah, sekreataris." Ia membuka kelopak matanya. Melihat ke arahku dengan mata birunya.

Ia membangkitkan dirinya dan duduk. Merenggangkan tubuhnya. Kesalahan. Tubuhnya yang belum dibalut pakaian. "Dan segera pakai bajumu." tegasku tajam sambil mengalihkan pandanganku ke lantai. Aku dapat merasakan bahwa ia telah mengembalikan pandangannya ke arahku.

"Apakah kau suka dengan apa yang kau lihat sekarang, nona Kane?" ucap Shane sambil mengedipkan matanya padaku. Kurasakan wajahku berubah menjadi merah padam. Menutupi rasa maluku, aku mengambil salah satu bantal yang terletak di dekatku dan melempari Shane dengannya.

Private SecretaryWhere stories live. Discover now