5. Seminggu Berlalu

81K 6.5K 288
                                    

...
*** 

Abra sedang menekuni berkas pengalihan Hak Guna Bangunan untuk dijadikan Hak Milik sebuah ruko yang semula digunakan sebagai kantor Kamar Dagang Daerah, ketika salah satu pegawainya datang dengan membawa kertas-kertas lain yang seperti tak ada habisnya. Membuat Abra setengah berpikir, apakah kelak ia akan memakan kertas-kertas itu saking bosannya?

Well, entahlah. Abra tidak tahu. Yang jelas, kertas-kertas itulah yang menghidupinya sampai hari ini. Tak ingin dikutuk oleh pekerjaan yang telah membuatnya memiliki Range Rover, Abra hanya menghela napas saja menyambut pekerjaan barunya itu. Paling tidak, kertas-kertas berisi perjanjian kredit tersebut akan membuat tabungannya gemuk.

"Ya, kenapa, Ran?" ia bertanya dengan nada malas. Namun bersemangat seketika ketika melihat logo pada kertas tersebut. Wah, pengikatan kredit ini pasti besar. Abra sudah dapat menebak hal itu.

Diam-diam ia menyunggingkan senyuman. Tangkapan yang bagus untuk akhir pekannya. Syalalala ... tampaknya tahun ini ia jadi berkeliling Eropa. Abra mulai bersemangat lagi. Padahal tadi ia hampir tertidur sembari menunggu waktu untuk sholat Jumat.

Bukan apa-apa, ia sudah berkeliling dari satu bank ke bank lainnya sejak pagi tadi untuk membacakan poin-poin penting terkait masalah utang-piutang kepada nasabah-nasabah yang ingin meminjam uang di bank. Di akhir bulan begini, memang selalu banyak sekali permintaan kredit. Lalu akan berlanjut di awal bulan, dan tenang ketika berada di pertengahan. Kemudian begitu saja sampai akhir tahun nanti.

Dan ngomong-ngomong, para pegawai di kantor Abra semuanya berusia dibawah 24 tahunan, hanya Viyan saja yang usianya sudah 25 tahun itupun karena Viyan merupakan anak dari kenalan ibunya. Yang kebetulan pada waktu itu belum lulus kuliah. Jadi, kalau Abra boleh mengasumsikan, seluruh pegawainya masih daun muda. Dan bukan tipe dia sama sekali.

"Ini Pak, ada pengikatan kredit dari Bank Rakyat," Rani menyodorkan kertas berlambang Bank milik pemerintah kepada Abra. "Jaminan kreditnya dua buah sertifikat, Pak. Masing-masing mau diikat Hak Tanggungan."

Dalam dunia perbankan, selain sebagai tempat menabung, bank-bank tersebut juga tempatnya untuk mengajukan pinjaman. Selain mobil, perhiasan, sertifikat tanah adalah benda favorite untuk dijadikan jaminan utang. Dan sebagai pedoman bagi bank, biasanya sertifikat-sertifikat debitur akan diikat sekalian dengan Hak Tanggungan di kantor Badan Pertanahan Nasional. Lalu di sanalah guna Notaris. Sebagai pelegal suatu perjanjian utang-piutang. Kemudian Hak Tanggungan sendiri adalah hak jaminan yang dibebankan pada sertifikat tersebut. Sebagai penanda, kalau surat tanah itu sudah pernah menjadi jaminan dari sebuah utang.

Lalu Abra hanya manggut-manggut saja mendengar penjelasan pegawainya, mengenai calon nasabah yang sedang ia baca datanya.

"Tapi ada roya, Pak. Karena disalah satu sertifikat tanah, sebelumnya sudah pernah di pasang Hak Tanggungan tingkat pertama."

"Kamu liatlah daftar biayanya. Nggak kamu hilangkan 'kan?" tanya Abra sadis. Karena terkadang, pegawai-pegawainya ini suka sekali teledor. Dan Abra sudah mulai malas mendengarkan alasan-alasan mereka.

Yang langsung dijawab dengan gelengan cepat dari sang pegawai. "Ya, enggaklah, Pak. Lagian kalau hilang 'kan bisa liat di komputer. Masih ada kok filenya." Ia melengkapi jawabannya dengan cengiran. Berusaha meredam kesewotan bosnya itu.

Dan Abra langsung mencibir. "Ya, bagus kalau gitu." Lalu ia menyodorkan kembali surat perjanjian kredit tersebut pada Rani. "Soalnya kalian tuh kadang suka nyeleneh." Rupanya Abra masih sewot juga. "Kalau nggak diingetin pasti ilang, atau pasti lupa." Tambahnya lagi, "Ya udahlah sana siapin blanko Hak Tanggungannya. Jam berapa akad kreditnya?"

Sebagai seorang Notaris dan juga PPAT atau Pejabat Pembuat Akta Tanah, Abra sudah tak asing dengan istilah-istilah yang dikatakan oleh pegawainya tadi. Mengambil kuliah Magister Kenotariatan, sebenarnya bukanlah cita-cita Abra. Ia ingin menjadi pengacara sebenarnya. Namun mendadak batal, ketika teman baiknya memutuskan menjadi pengacara.

Knock Your HeartWhere stories live. Discover now