29.

449K 14.4K 804
                                    

Hari ini adalah hari kelima Zac bolos dari kantornya. Zac tak ingin meninggalkan Ara karena kandungan Ara diprediksikan akan segera lahir. Kehamilan Ara sudah memasuki bulan kesembilan. Prediksi dokter meleset dua hari. Seluruh keluarga Ara dan Zac selalu was-was. Karena bayi Ara bisa lahir kapan saja.

Zac meminta Ara untuk rawat inap dirumah sakit tapi Ara menolaknya. Zac ingin agar saat Ara merasakan kontraksi, dokter bisa langsung menangani. Ara tidak mau karena ia paling benci rumah sakit. Itu semua dikarenakan masa kecilnya yang menjadikan rumah sakit sebagai rumah keduanya. Zac pun akhirnya mengerti.

Malamnya Ara mengigau menyebut nama Aldrik. Zac yang mendengarnya mengernyit heran karena ini pertama kalinya Ara mengigau. Zac menepuk pipi Ara pelan untuk membangunkannya.

"Mom..sayang..hei, bangun Sayang.." Panggil Zac.

"Aldrik..maafkan aku.." Ara masih mengigau mengucapkan kata yang sama.

"Mom..bangun sayang.." Zac memanggil Ara sedikit lebih keras. Ara terbelalak dan seketika menjerit.

"ALDRIK!" Jerit Ara langsung duduk diranjangnya.

Zac kaget dan sedikit terlonjak ditempatnya mendengar jeritan Ara. Ia mengusap punggung Ara pelan untuk menenangkannya.

"Kamu memimpikan Al, Sayang?" Tanya Zac lembut. Ara menoleh pada Zac dan merebahkan kepalanya didada Zac.

"Ya Zac. Dia bilang kalau waktuku semakin dekat dan dia merindukanku." Jawab Ara menyentak Zac.

"Maksudmu?" Tanya Zac khawatir.

"Aku juga tidak tahu. Aku bermimpi kalau aku ada disebuah taman yang sangat indah. Disana hanya ada aku dan Al. Dia mengajakku duduk dipadang rumput yang lapang dan berkabut. Dia bilang kalau aku akan tinggal disana bersamanya. Dia bilang akan selalu menungguku disana. Dia juga bilang kalau dia merindukanku dan memintaku untuk datang kepadanya." Ucap Ara menerawang. Zac seketika panik dan memeluk Ara erat.

'Al, apa maksudmu dengan hadir dimimpi Ara seperti itu? Jangan ambil dia dariku Al. Kau berjanji untuk menjaganya tapi sekarang sudah ada aku. Aku akan menjaganya juga Aldara dan anak kami satunya. Aku mohon Al.' Ucap batin Zac memohon.

"Dad, kamu kenapa? Kok kaya ketakutan gitu?" Tanya Ara yang merasakan tubuh Zac gemetar. Zac melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Ara.

"Mom, berjanjilah padaku kamu tidak akan meninggalkanku dan kedua anak kita. Berjanjilah." Perintah Zac. Ara mengernyit heran.

"Kenapa kau memintaku mengatakan janji itu? Memangnya aku mau kemana?"

"Just promise me. Please Mom." Mohon Zac. Ara menangkup pipi Zac dan mengecup bibirnya singkat.

"Aku berjanji, aku tidak akan meninggalkanmu dan anak-anak kita sayang. Aku tidak akan kemana-mana. Aku akan selalu bersamamu dan anak-anak kita." Jawab Ara. Zac menghembuskan nafas lega untuk sesaat.

"Mom..apa arti mimpimu itu? Aku takut Mom." Ucap Zac mengutarakan kekhawatirannya. Ara mengernyit.

"Hei..itu hanya mimpi sayang. Jangan terlalu difikirkan. Aku tahu Al tidak mungkin melakukan itu padaku. Kamu tahu, besok adalah hari kematian Al. Sudah hampir dua tahun aku tidak menjenguknya." Ucap Ara menerawang.

'Apa mungkin Al ingin Ara datang ke makamnya?' Batin Zac.

"Sayang, apa kamu mau menengoknya? Aku bisa mengantarmu besok." Tanya Zac. Ara langsung menoleh padanya dengan senyum.

"Benarkah?" Tanya Ara tak percaya dibalas anggukan pasti oleh Zac.

"Oke. Besok pagi kita kesana. Terima kasih Dad. Terima kasih banyak." Ucap Ara memeluk leher Zac.

My Ice QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang