7.

696K 19.5K 315
                                    

Sesampainya dirumah, Zac masih belum melepaskan Ara. Zac mengikuti Ara kedalam kamar saat Ara akan mandi dan makan malam. Tapi itu tertunda karena kelakuan Zac, lagi.

Elena dan Mario hanya geleng kepala melihat betapa manjanya anak laki-lakinya itu. Mereka selalu mengatakan kalau kepribadian Zac dan Ara tertukar. Dan itu membuat Zac selalu kesal dan menggerutu yang membuat orang tuanya tertawa terbahak-bahak.

"Araaa...aku merindukanmu." Rengek Zac yang sudah memeluk Ara dari belakang.

"Ya, tapi sekarang aku sudah dirumah, Zac. Aku mau mandi. Badanku lengket. Aku juga lapar." Sahut Ara jengah karena sejak turun dari mobil Zac tak melepaskan pelukannya.

"Aku masih kangeeen." Rengeknya lagi. Ara pasrah dan menghela nafas lemah.

"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya Zac lirih.

"I miss you, of course." Ucap Ara dingin.

Zac membalikkan tubuh Ara dan kembali memeluk pinggangnya. Zac menatap mata Ara sendu karena kecewa mendengar nada dingin Ara.

"I know you don't and never miss me like i do. I'm sorry if i miss you so much like this." Ucap Zac sendu membuat jantung Ara seperti teremas.

"Hei...kenapa sekarang jadi melow begini? I miss you, alot. Jangan murung gitu dong. Kamu mau apa supaya kamu percaya aku kangen kamu?" Tanya Ara lembut. Dada Zac mengembang mendengar nada lembut Ara.

"Kiss me here." Pinta Zac sambil menyentuh bibirnya sendiri dengan jari telunjuk. Ara menaikkan satu alisnya dan menggelengkan kepalanya menolak. Zac kembali murung.

Cup.

Zac terbelalak saat bibir ranum Ara menempel di bibirnya dan melumatnya singkat.

"Sudah? Sekarang lepaskan aku." Ucap Ara tak menatap Zac karena wajahnya memerah. Zac tersenyum kemudian menunduk dan melumat lagi bibir Ara.

Mereka saling melumat, mencecap rasa bibir masing-masing dan sama-sama tak ingin malepaskan tautan bibir mereka. Zac mengangkat tubuh Ara, menggendongnya didepan dadanya. Ara melingkarkan kakinya dipinggang Zac. Zac melangkah kearah ranjang dengan tetap memagut bibir Ara.

Zac merebahkan tubuh mereka lembut dan menindih tubuh Ara. Zac melepas ciumannya, menatap wajah Ara sebelum melumat bibir Ara lagi. Zac mengerang saat Ara meremas rambut belakang Zac yang membuat Zac semakin liar.

Tangan Zac menyusup ke baik kemeja Ara, mengelus perutnya lembut dan terus keatas hingga menemukan gundukan dada Ara. Zac meremas lembut gundukan itu hingga Ara melenguh di sela ciumannya. Tangan Zac satunya membuka kancing kemeja Ara secara perlahan hingga kemeja itu terbuka menampilkan payudara bulat sempurna Ara.

Zac meremas dada Ara sedikit lebih keras membuat Ara menggeliat dan mendesah. Zac turun menciumi leher jenjang Ara dan meninggalkan jejaknya disana. Jack mengelus punggung Ara lembut sebelum menarik pengait bra Ara dengan sekali jentikan jari.

Zac melepaskan kemeja Ara dengan cepat dan juga branya. Zac tak melepaskan cumbuannya dileher dan pundak Ara. Kini Zac bebas menikmati tubuh topless milik istrinya tanpa ada benang yang menghalangi. Zac meremas dada Ara semakin keras dan menjilati belahannya.

Ara mendesah saat Zac mengecup lembut puncak dadanya. Ia bahkan mendesahkan nama Zac dan itu membuat Zac semakin liar. Zac menciumi tubuh atas Ara tanpa ampun. Zac meninggalkan kissmark di hampir setiap jengkal kulit Ara. Ara tak berhenti mendesah saat tangan dan bibir Zac aktif diatas kulit tubuhnya.

"Zac...stop it, please." Ucap Ara ingin berhenti tapi tubuhnya menikmati setiap sentuhan suaminya.

Zac membuka kemejanya dari atas kepalanya dengan cepat dan kembali melumat bibir Ara. Zac meremas dada Ara keras hingga Ara mengerang dan merintih.

My Ice QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang