Part 23

7.2K 392 8
                                    

"Cuma ngedance gitu aja badan gue capek njir" eluh Ceil

"Lo sih udah lama nggak ngasa skill" kata Lano

"Gue capek , pengen tidur" kata Ceil sembari merebahkan tubuh nya di ranjang besar Lano

"Ganti dulu baju lo , noh koper lo masih ada di sebelah" kata Lano pada Ceil yang masih menggunakan baju sekolah

"Udah ya , gue kekamar sebelah aja . Bye" kata Ceil sembari meninggalkan Lano

Setelah beberapa menit kepergian Ceil , Lano memilih untuk melihat Ceil dan Lano melihat Ceil yang tengah terlelap tanpa menggunakan selimut . Perlahan Lano menutup tubuh Ceil sampai ke leher nya . Lano menatap lekat lekat wajah cantik Ceil

"Ceil gue minta maaf , gue nggak tau harus gimana" lirih Lano pada Ceil yang tertidur

Lano merebahkan tubuh nya di samping Ceil , Lano sangat ingin bersama Ceil malam ini . Lano memeluk pinggang ramping Ceil dan terlelap bersama dengan Ceil

Ceil menggerakan tubuh nya dan merasakan ada yang memeluk dirinya . Perlahan Ceil membuka mata . Ceil kaget karna pagi ini ia di sambut dengan wajah nan tampan milik Lano

"Gue beruntung punya first love kayak lo" gumam Ceil sendiri sembari mengelus wajah Lano . Lano perlahan mulai beranjak dari tempat tidur dan menuju keluar

"Bi bilang sama om dan tante Ceil pamit , mau sekolah takut telat" kata Ceil sembari menunjukan jam nya yang sudah pukul 5.54

"Iya non , nanti bibi sampain" kata bibi

Hati Lano terasa sakit mendengarkan ucapan Ceil , sebenar nya Lano bangun lebih dulu dari Ceil tapi Lano ingin menjahili Ceil seperti beberapa waktu lalu . Tapi Lano mengurung kan niat nya karna mendengar ucapan Ceil yang membuat hati nya sakit

Sekarang mereka tengah berada di sekolah , ya anak anak penguasa sekolah lagi ngumpul di kelas ( Lano , Ceil , Vernon , Varis , Ganes , Ferrel , Steven)

Guru mereka masuk dan mengajar seperti biasa tetapi bedanya guru tersebut sedikit terkuras emosi karna kelakuan mereka

"Yan ntar pulang sekolah gue tunggu di atap , gue pengen ngomong" kata Esa yang langsung meninggalkan Lano

Lano sedikit tersentuh melihat Esa yang begitu murung dan sedih .

"Lo makan apa?" Tanya Ganes pada Ceil

"Gue nggak makan" kata Ceil cuek

"Lo kenapa Ceil ada masalah?" Tanya Ferrel

"Nggak kok , cuman akhir akhir ini pikiran gue mumet banget" kata Ceil sembari mengelus pelipis nya

"Kenapa ? Lo bisa cerita kok sama kita" kata Steven

"Ntah lah , gue begitu merindukan bang Al , rasanya gue pengen nyusul dia ke Singapore tapi nggak mungkin" jelas Ceil sembari memasang wajah cemberut nya

"Ceil kan kemarin bang Al udah bilang kalau dia nggak bakal lama , dan lo tenang aja kan ada gue" kata Lano

"Iya Lan gue tau , tapi gue begitu merindukan dia . Sekarang handpone nya jarang aktif , setiap gue telpon pasti nggak masuk" keluh Ceil

"Mungkin bang Al lagi fokus ngurusin kerjaan nya dan nggak mau di ganggu" kata Ganes

"Iya bener tu" jawab Varis

"Gue ke bascamp dulu ya , pengen tidur . Ntar kalau guru nanya bilang aja sakit" kata Ceil pada teman temanya dan langsung berjalan menuju bascamp

Sekarang Ceil tengah berbaring di sofa dan menatap langit langit ruangan itu . Hati nya begitu resah memikirkan Al . Al memang sering pergi tapi Ceil tidak pernah seperti ini saat Al pergi . Perlahan Ceil menutup mata nya dan mulai masuk ke alam bawah sadar nya

Sekarang sudah pulang Ceil terbangun karna mendengar alarm dari handpone nya yang tadi sempat dia setel dulu . Ceil meregang kan sedikit tubuh nya yang sedikit terasa sakit . Karna tempat tidur yang kurang nyaman .

Seperti biasa Ceil lebih memilih duduk di atap saat pulang sekolah . Kalau Ceil sering bilang beban kita itu terasa terbang mengikuti angin yang menyapa tubuh saat di atap .

Ceil berdiri sambil menatap kota jakarta siang hari dan merasakan angin yang menerpa tubuh nya . Ceil memejam kan mata nya dan

Krettt

Ada yang membuka pintu menuju atap Ceil langsung beranjak niat pertama nya adalah untuk menyapa dan pergi dari situ . Setelah yang dia lihat orang yang menuju atap adalah Esa dan Lano , Ceil langsung berdiri menatap dua orang itu tapi seperti nya mereka tidak sadar akan ada nya keberadaan Ceil

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Lano

"Gue sayang sama lo Yan" kata Esa sedikit sendu

"Lo ngomong sayang ? Dulu kemana aja lo ninggalin gue buat gue merana sampai berminggu minggu cuma karna mikrin lo Sa , dan sekarang lo mengucapkan sayang" kata Lano mengeluarkan emosi nya

"Gue minta maaf Yan , gue pergi bukan buat ninggalin lo . Papa dan mama maksa buat gue pindah ikut mereka bukan kemauan gue" jelas Esa yang sedikit lagi mengeluarkan airmata nya

"Hahah setelah sekian lama baru lo jelasin , telat . Gue udah punya Ceil" kata Lano sembari tertawa yang menggambarkan kekecewaannya

"Gue tau lo nggak cinta Ceil , lo cuma buat dia sebagai pelampiasan buat ngelupain gue kan Yan" kata Esa dengan sedikit berteriak .

Lano tak bisa menjawab penjelasan Esa kali ini dan dia lebih memilih pergi meninggalkan Esa . Melihat Lano pergi Esa tersenyum sinis dan menghapus airmata nya .

Terasa kaki nya tak bisa menopang tubuh nya lagi , air mata telah keluar mendengarkan pembicaraan antara Esa dan Lano . Lano sudah membohongi nya . Hati Ceil terasa mati seketika air mata terus menetes tanpa henti . Otak nya bertanya apa benar dia pelampiasan Lano ? Pertanyaan itu datang ke pikiran Ceil

Ceil berjalan gontai menuju gerbang , padahal dia membawa mobil tapi ntah apa yang di pikiran nya dia memilih berjalan menelusuri trotoar . Sekolah nya agak jauh dari pusat kota dan jarang di lewati kendaraan umum .

Seperti nya langit merasakan apa yang di rasakan Ceil , seketika hujan turun membasahi tubuh mungil Ceil . Ceil terjatuh karna dia telah lelah berjalan seperti kaki nya tak dapat menopang tubuh nya lagi . Ceil kembali menangis dalam hujan

"Ceil lo kenapa?" Tanya seseorang tiba tiba memegang bahu Ceil dan berlutut di sebelah Ceil

"Dia jahat Ris  , dia jahat" teriak Ceil di tengah hujan pada Varis

"Dia bohongin gue , dia jadiin gue pelampiasan dia Ris" tangis Ceil pecah di tengah hujan

"Tenang dulu Ceil" kata Varis sembari menarik Ceil kedalam pelukan nya

"Sakit Ris sakit" lirih Ceil pada Varis

Varis terus memeluk Ceil tanpa melepaskan nya sedikit pun . Varis sangat sedih melihat Ceil seperti ini , Ceil tak pernah seterpuruk ini .

Setelah Ceil sedikit tenang Varis membawah Ceil kedalam mobil dan memberi handuk yang memang selalu stay didalam mobil nya .

Ingin sekali Varis bertanya apa yang terjadi tetapi melihat Ceil yang seperti ini Varis malah mengurungkan niat nya

Drtttt.....drttt...

Varis mengangkat telpon dari orang tersebut

Varis langsung mematikan handpone nya dan memandang wajah Ceil lekat lekat . Rasanya mulut Varis tak dapat berucap . Hati nya sudah cukup melihat Ceil yang hancur seperti ini

"Ceil" dengan sangat pelan Varis memanggil Ceil

"Hmm" hanya gumanan yang keluar dari mulut Ceil

"Bang Al kecelakaan" ucap Varis

------------------------------------------------------------------

Aku bisa merasakan betapa hancur hati nya pada saat ini

-Varis Febian Anugrah

Michelano Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz