Part 14

8.6K 433 4
                                    

Karena bergabung nya Esa suasana mereka menjadi sangat canggung , tidak ada celotehan lucu yang di keluarkan , tidak ada teriakan , tidak ada canda tawa . Semuanya hening

Lano ? Jangan di tanya lagi , dia berada di antara Esa dan Ceil , mereka bertiga duluan di depan sedangkan teman teman nya di belakang

"Ris kita kudu gimana?" Tanya Ganes

"Gue juga nggak tau Nes , gue sih kasian liat Lano nya" jelas Varis dengan wajah resa nya

"Nah gue ada ide" gumam Vernon yang di balas pandangan oleh teman teman nya kecuali Lano , Ceil dan Esa yang berada di depan

"Apaan ? Awas aja kalau ide lo nggak mumpan . Pulang jalan kaki lo" gerutu Ferrel

"Kita ajak aja Lano sama Ceil pulang , lagian juga suasana nya udah nggak enak kan" jelas Vernon

"Bener juga lo , nggak sia sia gue bawa lo ke Bali" ejek Stev

Mereka menyusul Lano , Ceil dan Esa yang berada di depan

"Lan Ceil pulang yuk , lagian suasana udah dingin ni" ajak Ganes

"Iya lagian besok kita penerbangan jam 11" kata Ferrel

Ceil dan Lano langsung ingin beranjak tetapi

"Yan , gue berharap smoga kita bisa ketemu lagi" jelas Esa sambil tersenyum tulus kepada Lano dan Esa memeluk Lano , dengan bodoh Lano membalas pelukan itu . Di depan Ceil

Hampir 2 menit mereka berpelukan akhirnya Lano di sadarkan karna Varis sudah memberi kode kepada Lano bahwa ada Ceil di sebelah nya .

"Emm i-ya sa" ucap Lano gugup

"Gue pergi ya semua nya , makasih malam ini" ucap Esa manis dan langsung meninggalkan Lano dan teman teman

Setelah Esa pergi Lano dan yang lain beranjak kembali ke Villa .

"Lan kok lo nggak pernah cerita punya temen disini?" Tanya Ceil yang tiba tiba pada Lano

"Dia bukan tinggal disini Ceil mungkin aja dia lagi liburan juga" jawab Lano

Dan Ceil hanya ber oh ria . Setelah sampai di Villa , Ceil lebih memilih nonton Tv daripada kembali kekamar dan tidur . Entah lah , hati Ceil tengah resa saat ini , entah apa yang dipikirkan nya tetapi hatinya sangat tidak bersahabat .

Sekarang di pikiran Ceil tengah terpintas saat Lano menyatakan cinta kepada nya bagi Ceil itu sangat romantis , Lano yang kaku bisa berbica sepanjang itu pada perempuan dan ini kali pertama Ceil melihat melihat Lano sangat serius dengan ucapanya . Dan senyuman itu tumbuh lagi dibibir Ceil .

"Ngapain senyum senyum sendiri?" Tanya Lano yang tiba tiba sudah berada di samping Ceil

"Kepo amat lu" ejek Ceil

"Iya deh iya" kata Lano malas berdebat dengan Ceil

"Lan kok Esa manggil lo Ian sih?" Tanya Ceil tiba tiba yang membuat Lano kaget .

"Gue seneng deh Sa , sekarang kita udah jadian" jelas Lano pada Esa . Ya tadi baru saja Lano menyatakan cinta nya pada Esa . Di taman yang biasa mereka kunjungi

"Lu lebay banget sih Lan" ejek Esa

"Eh Lan gue boleh nggak manggil lo Ian?" Tanya Esa tiba tiba

"Emang kenapa?" Tanya Lano

"Nggak tau menurut gue kalau gue manggil lo Lano juga itu sama aja , mending Ian aja . Lucu" kata Esa sambil menangkup wajah Lano dengan kedua tangan nya

"Terserah lo aja Sa" ucap Lano sembari merangkul Esa dari samping

"Lano" panggil Ceil . Lano tersadar dari lamunanya . Lano menatap kearah Ceil , tanpa sadar tatapan mereka bertemu . Tanpa aba aba Lano langsung memeluk Ceil erat erat .

Maaf Ceil , tapi gue bakalan berusaha buat ngelupain dia buat lo , karna lo juga sangat berarti buat gue 'Batin Lano

Ceil kaget karna perlakuan Lano yang tiba tiba tapi lama kelamaan Ceil membalas pelukan .

"Lo kenapa ? Ada masalah?" Tanya Ceil pada Lano yang masih berada pada pelukanya

Lano sangat suka dengan pelukan Ceil aku sangat Suka , ini melebihi kehangatan yang di berikan Esa . Lano merasa sangat nyaman di posisi seperti ini . Ceil pun begitu juga

"Nggak ada kok Ceil , emang nggak boleh gue meluk pacar gue sendiri" jawab Lano yang masih memeluk tubuh Ceil . Tak lama setelah itu Lano melepas pelukan itu .

"Makasih sayang" jelas Lano pada Ceil . Ceil kaget mendegar panggilan sayang itu keluar dari mulut Lano . Ceil blushing Ceil langsung membuang pandangan nya kearah Tv kembali

"Yaelah Ceil baru juga gue panggil sayang sekali lo udah blushing" ejek Lano

Ceil tidak berniat membalas ejekan Lano karna Ceil sadar jika Ceil membalas maka malam ini akan terjadi pertengkaran lagi . Lano beranjak meninggalkan Ceil karna Vernon memanggil nya .

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 01.34 tapi Ceil belum juga mengantuk . Ceil masih setia menonton film kesukaan nya .

Ckrekk

Ceil mendengar suara pintu terbuka . Ceil melihat keatas ternyata Lano keluar dari kamar nya dalam keadaan setengah sadar , karna sebagian nyawa nya masih di alam mimpi .

"Lo belum tidur Ceil?" Tanya Lano pada Ceil setelah dia berada di lantai bawah

"Belum Lan , gue belum ngantuk" jawab Ceil sembari melanjutkan tontonan nya

Lano duduk di sebelah Ceil sembari merangkul Ceil dari samping .

"Kok lo nggak tidur lagi?" Tanya Ceil bingung karna dari wajah Lano dia sangat mengantuk

"Gue pengen nemenin lo , masak iya cewek gue begadang gue tidur" suara Lano yang parau khas orang bangun tidur

"Yaelah lu kayak gue cewek baru gede aja , begadang aja pakek di temenin" ejek Ceil

Tanpa niat menjawab Ceil . Lano merebahkan tubuh nya di belakang Ceil karna sofa nya yang lumanyan besar jadi Lano bisa berbaring . Sedangkan Ceil masih fokus menatap Tv di depan .

"Lan gue laper" rengek Ceil dengan nada sedikit di lebay lebayin .

Ceil bingunh Lano tak menjawab sama sekali . Ceil berputar kebelakang menatap Lano yanh tengah tertidur pulas

"Katanya mau nemenin gue tapi dia tidur" gumam Ceil sembari tersenyum menatap Lano

Ceil kekamar dan kembali dengan selimut di tangan nya , Ceil menyelimuti Lano perlahan takut menganggu tidur Lano , Ceil ingin beranjak menuju kamar nya tapi Lano menarik tangan Ceil dan membuat tubuh Ceil rebah keatas sofa di sebelah Lano , seketika Lano langsung memeluk pinggang ramping Ceil .

Ceil ingin memindahkan tangan Lano yang berada di pinggang nya tetapi setiap Ceil bergerak Lano selalu mengeratkan pelukanya , yang membuat Ceil terpaksa harus tidur di sofa bersama Lano .

Ceil ingin memindahkan tangan Lano yang berada di pinggang nya tetapi setiap Ceil bergerak Lano selalu mengeratkan pelukanya , yang membuat Ceil terpaksa harus tidur di sofa bersama Lano

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------------------------------------------------------------------

Aku sudah mulai yakin dengan perasaan ini

-Deandri Abiceil Thomas

Michelano Where stories live. Discover now