53 // Aku Membencimu

88.7K 5.8K 129
                                    

"Hari yang akan sangat melelahkan," kata Tari.

"Apa ada kasus baru lagi Kak?" tanya Sofia menatap penuh tanya pada Tari.

"Masih memanggilku Kak?" ucap Kak Tari.

"Ini kan di kantor Kak. Aku nggak enak kalau manggil Tari aja," ucap Sofia.

"Terserah kamu saja," ucap Kak Tari

"Kasus perceraian seorang artis dengan seorang pengacara kawakan. Sama-sama memperjuangkan hak asuh anak dan harta gono-gini," jelas Tari.

"Yang meminta jasa kita siapa?" ucap Sofia.

"Si artis wanita," kata Kak Tari.

"Ini akan menjadi kasus yang panjang," desah Sofia.

"Itu belum seberapa. Ada lagi yang lebih wow," ucap Kak Tari. Ia mencari-cari sebuah berkas di antara tumpukan berkas lainnya.

"Ah, ini dia," ucapnya senang meraih sebuah berkas dan menyerahkannya pada Sofia.

Sofia meraih berkas itu dan membukanya."Apa ini?" tanyanya sambil tertawa sumbang.

"Pengacara kondang Baron Sirait tertangkap, karena kasus penyuapan. Kasus proyek pembebasan lahan untuk pembangunan sebuah bandara ," ucap Sofia tak percaya.

"Kepalaku rasanya mau pecah," kata Kak Tari memijit kepalanya.

"Bang Rudin pasti lebih mau pecah kepalanya. Karena harus berhadapan dengan teman-teman seprofesinya sendiri," kata Sofia prihatin.

"Kau benar. Wajah tampannya akan terlihat kusut," ucap Kak Tari terkekeh pelan.

"Baiklah. Berikan aku berkas yang tidak akan memecahkan kepalaku ini," ucap Sofia sambil menunjuk kepalanya.

"Aku sedang tidak bisa berpikir saat ini," ucap Sofia. Pikiran dan hatinya sedang lelah.

Apakah dia harus mengikuti kata hatinya untuk selalu bersama Adrian. Atau membiarkan dirinya kembali sendiri dengan menyimpan rasa cinta dan rindunya.

Kak Tari menyeringai dan mengambil sebuah berkas yang berbeda dari yang diberikannya tadi pada Sofia.

"Ini?" ucap Sofia tak percaya melihat berkas di tangannya. "Kau bercanda. Tidak mungkin yang ini."

"Maaf. Tapi ya, memang yang itu," ucap Kak Tari dengan wajah tanpa dosanya.

"Kasus seorang artis yang tertangkap tangan menggunakan salah satu jenis narkotika di sebuah hotel."

"Tepat sekali," kat Kak Tari cepat.

"Yang lain?"

"Hanya itu yang urgent. Setidaknya kasus ini tidak akan memecahkan kepalamu dalam waktu dekat," ucap Kak Tari meyakinkan Sofia.

"Baiklah. Aku harus menyiapkan diri juga menghadapi para pencari berita," ucap Sofia pasrah.

"Oya, kasus K-Corporation kemarin bagaimana?" tanya Kak Tari.

"Oh, itu sudah diselesaikan Bang Rudin. Mereka sudah menemukan jalan tengah. Win-win solution," jelas Sofia.

Tapi, meskipun masalahnya sudah selesai. Yasa selalu meminta waktu untuk bertemu. Dan Sofia tentu saja menolaknya.

Dia sudah memutuskan untuk tidak bersinggungan dengan apapun atau siapapun dari masa lalunya.

"Malah bengong. Makan yuk, lapar nih," ajak Kak Tari.

"Ah. Iya," Sofia meletakkan berkas yang diterimanya di atas meja, kemudian mengambil tasnya.

"Kau tahu tidak? Kantor kita ada undangan pesta dari sebuah partai politik," kata Kak Tari saat mereka di dalam lift.

HOLD ME  (TERBIT)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें