58 // Kasih Sayang

89.4K 6K 170
                                    

"Aku gagal Bu," ucap Bradias Widjaya menatap sendu pada tubuh Anneke yang terbaring lemah.

Berbagai alat bantu terlihat menopang tubuhnya."Kita sudah berusaha. Aku yakin lambat laun dia akan mengerti. Yang penting, kita akan tetap mengajarkan kasih sayang padanya. Tiga tahun ini dia pasti merasakan ketulusan dan kasih sayang kita. Mungkin ada hal lain yang membuatnya senekat ini," kata istrinya.

"Hmmm. Sofia pasti menganggap kita tidak adil."

"Adil itu bukan berarti masing-masing mendapat bagian yang sama Ayah. Anneke dan Sofia putri kandung kita. Keduanya sama," ucap istrinya lembut.

"Harusnya aku tidak membiarkan laki-laki brengsek itu membawa Monica dan Anneke kecil waktu itu," sesalnya.

"Semua sudah terjadi. Sofia lebih kuat daripada Anneke, dan Sofia memilki perasaan yang lebih lembut. Suatu saat kita, Sofia dan Anneke akan tertawa bersama," ucap istrinya dengan penuh harap.

Bradias menghela napasnya panjang. "Yasa akan membawanya ke Jerman. Aku yakin Yasa bisa mengembalikan Anneke kita yang dulu."

"Tentu, kita akan mengajarkan kasih sayang, ketulusan dan cinta pada mereka. Karena hanya keluargalah harta paling berharga yang kita miliki," kata istrinya bijak.

"Ah, kau mengingatkanku pada drama keluarga dulu. Keluarga Cemara," ucap Bradias Widjaya terkekeh pelan.

Istrinya pun tersenyum. "Itu memang benar Ayah. Aku ingin keluarga kita dipenuhi kasih sayang seperti itu."

Bradias Widjaya memeluk istrinya. Dia sangat berharap keponakannya yang sudah dianggap putrinya itu segera pulih dan mereka segera bersama-sama lagi.

***

"Kau sudah minum obat sayang?"

"Sudah Ibu," jawab Sofia.

"Kekasihmu mana?" tanya ibunya.

Pipi Sofia memerah mendapat pertanyaan dari Ibunya. "Adrian pulang dulu, nanti dia kembali lagi. Ibu dan Ayah menginap di mana?" tanya Sofia.

"Di hotel sayang. Tapi Ibu ingin menjagamu di sini," ucap ibunya.

"Ayah dan Ibu istirahat di hotel saja malam ini. Kalian pasti capek bukan? Adrian akan menemaniku malam ini. Besok malam Ibu bisa menjagaku," kata Sofia.

"Sofia benar, kita di hotel saja malam ini. Apa dia bisa dipercaya?" tanya Ayahnya.

"Tentu saja Ayah, " jawab Sofia.

"Sayang. Maafkan Ayah," kata Bradias yang tiba-tiba serius.

"Sudahlah Ayah," ucap Sofia yang tahu ke mana arah pembicaraan ayahnya.

"Ayah tahu, kamu pasti benci sama Ayah."

"A--aku, aku kecewa sama Ayah. aku juga kecewa sama Ibu," ucap Sofia sambil menunduk.

Sofia menghela napas panjang. "Aku berpikir ayah melakukannya dengan alasan dan pertimbangan yang tidak mudah juga," kata Sofia tulus.

"Kau tidak dendam pada kami Nak? pada Anneke?" tanya ibunya.

Sofia memandang Ibunya, "Tidak Ibu. Menyimpan dendam di hati sama halnya aku mengasah belati untuk ditusuk di jantung sendiri. Dendam hanya akan semakin menyakitiku."

Nyonya Bradias memeluk putrinya."Terima kasih Nak. Ibu tahu, hatimu lembut sayang," ucapnya sembari mengelus rambut Sofia.

"Aku belajar darimu Ibu."

Pak Bradias menatap sendu istri dan putrinya yang saling berpelukan.

Ada rasa perih dan bahagia di hatinya. Sebagai kepala keluarga dia harus mampu mengembalikan kehangatan keluarganya. Seluruh Widjaya harus berkumpul kembali.

"Selamat siang."

"Adrian? Bukannya kamu akan kemari nanti sore?" tanya Sofia heran melihatnya sudah kembali lebih cepat.

"Hm. Alan tadi menghubungiku. Dia sudah bertemu dengan tukang urut yang dikatakan temannya," kata Adrian, kemudian dia menoleh ke arah Pak Bradias yang sedang duduk di sofa.

"Maaf, apa kalian keberatan kalau Sofia diurut? Temanku mengatakan Sofia akan lebih cepat sembuh jika diurut?" tanya Adrian.

"Benar. Kau mau diurut Nak?" tanya Nyonya Bradias.

"Iya Ibu, aku yang minta."

"Apa yang akan kau katakan pada dokter?" tanya pak Bradias.

"Jangan khawatir, aku akan mengurusnya," ucap Adrian.

"Lalu, kau akan pulang ke mana?" tanya Pak Bradias pada Sofia.

"Ke kontrakanku Ayah," jawab Sofia.

"Tidak. Kau akan tinggal di Apartemen. Bersamaku," kata Adrian tegas.

"Apa?" ucap Sofia dan Ibunya bersamaan.

***

Folow Ig : Dewie_sofia

Thanks vomentnya 😘

HOLD ME  (TERBIT)Where stories live. Discover now