61 // Sekarang

94.4K 5.8K 141
                                    


Yes...muncul lagi dilapaknya babang adrianku xoxo kangen beuds akunyaaa😍
.
.
.
Kalian kangen nggak?
.
.
.
Hepi riding yah jangan lupa vote n commentnya 😘
.
.
.

"Aku mau kembali ke rumahku!" seru Sofia pada Adrian yang masih sibuk di depan laptopnya.

"Rumahmu yang mana?" ucap Adrian tanpa menoleh pada Sofia.

Sofia mendengus kesal. "Tentu saja pulang ke kontrakanku," jawab Sofia keras.

"Memangnya siapa yang mengizinkan?" kata Adrian sambil terus mengetik.

Sofia sengaja menunggu Adrian pulang. Dia marah karena seharian ini Adrian mengabaikannya. Dan sesampainya di apartemen Adrian masih saja menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.

"Siapa bilang aku butuh izinmu?" jawab Sofia dengan suara lantang.

Adrian menghentikan pekerjaannya, lalu menutup laptopnya pelan. Ia menatap Sofia tajam. Nyali Sofia untuk membuat Adrian  malah menciut.

"Apa yang kau bicarakan?" suara berat dan dingin itu serasa menusuk tulang. Sofia menelan salivanya karenat tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Namun, matanya tak beralih dari Adrian.

"A...aku..."

Sofia tidak bisa berkata apa-apa karena dalam sekejap dirinya sudah berada di pelukan Adrian. Wajah mereka hanya berjarak beberapa inchi saja.

Bahkan Sofia yakin Adrian dapat mendengar detak jantungnya yang terdengar seperti genderang yang sedang ditabuh saat ini.

Deru napas Adrian menerpa wajahnya, membuat tubuhnya menegang seketika.

"Katakan sekali lagi."

Bagaimana Sofia bisa bicara. Matanya terkunci pada manik mata Adrian yang menatapnya tajam.

"Kenapa diam?" ucap Adrian berbisik di telinga Sofia. Adrian menghirup aroma rambut Sofia dengan sangat dalam, membuat Sofia memeluk Adrian.

"Katakan."

Sofia menggelengkan kepalanya pelan, membuat Adrian mengurai pelukannya. Adrian menunduk mencium Sofia dengan lembut dan dalam.

Sofia membalas ciuman Adrian. Ciuman yang selalu dirindukannya. Ya, Sofia yang sekarang bukanlah Sofia yang dulu. Dia sangat menyukai cara Adrian menciumnya.

"Ngggghhhh". Sofia mendesah disela-sela ciumannya. Tangannya meremas-remas rambut Adrian.

Adrian terus mencium Sofia dengan rakus. Ciumannya beralih ke leher Sofia, menghisapnya keras dan memberi tanda di sana. Membuat Sofia mengerang karena merasa perih dan nikmat sekaligus.

"Ahhhhhhh." Sofia kembali mendesah saat merasakan lidah basah dan panas Adrian menggoda dada sebelah kanannya dengan sangat nakal. Di tambah tangan Adrian yang sudah meremas lembut dada sebelah kirinya.

Tubuh Sofia memanas menerima semua sentuhan Adrian di tubuhnya. Dadanya berdebar kencang, dia menginginkan Adrian menyentuhnya di seluruh tubuhnya. Sekarang.

Adrian kembali memagut bibir Sofia dengan rakus. Membungkam desahan-desahan sexy yang keluar dari bibir manisnya.

"Aku menginginkanmu," bisik Adrian di telinga Sofia dengan suara serak karena gairah.

Adrian tidak bisa menunda lagi. Dia sangat menginginkan Sofia berada dalam kuasanya.

Sejak bertemu dengan Sofia dia sudah tidak menyentuh wanita manapun.
Perasaan ingin menjaganya sangatlah besar. Buktinya, dia mampu menjaga hasratnya selama ini.

Tapi, sekarang berbeda.

"Sentuh aku A," kata Sofia dengan suara serak, gairahnya ikut terbakar bersama Adrian.

Adrian membawa Sofia dalam gendongannya menuju kamarnya. Dengan lembut Adrian membaringkan tubuh Sofia ke ranjang besar miliknya. Kembali ciuman Adrian mendarat di bibir manis Sofia. Memagutnya dengan kasar, kemudian melepaskannya.

"Kau yakin?" tanya Adrian sekali lagi. Menatap lekat mata Sofia.

"Kalau aku bilang tidak?" jawab Sofia dengan napas terengah.

"Aku tidak akan peduli."

Adrian menarik kaos yang digunakan Sofia dalam satu kali tarikan.

Pandangan Adrian semakin terbakar oleh gairah, melihat pemandangan indah di depannya.

Sofia yang terlentang pasrah di depannya dan hanya mengenakan bra dan celana dalam berwarna hitam menambah kesan sexy dan liar di matanya, membuat gairahnya melaju cepat menuju level haus paling tinggi.

Adrian mencium dan melumat bibir Sofia dengan kasar. Tangannya meraih pengait bra milik Sofia dan melemparnya sembarang.

Tangannya mulai bermain-main di kedua gundukan kenyal milik Sofia.
Ya, malam ini Adrian akan memiliki Sofia seutuhnya.

***

Sofia mengerjapkan matanya yang masih terasa berat. Merasakan sebuah lengan kekar yang memeluknya dari belakang membuatnya merasa sangat nyaman.

Sofia menarik lengan itu makin erat dan kembali memejamkan matanya.

"Hey putri tidur, ayo bangun," bisik Adrian gemas sembari mengecup bibir Sofia.

Sofia menggumam tidak jelas tapi matanya tetap terpejam. Adrian tersenyum, kemudian mengecup kening, mata, hidung, dan pipi Sofia.

Bukannya terbangun Sofia makin terbuai dalam tidurnya. Adrian terus memandangi wajah damai Sofia.

Darah Adrian kembali berdesir mengingat percintaan panasnya semalam. Dia tahu Sofia gadis yang baik. Ah tidak, Sofia bukan lagi gadisnya tapi sudah menjadi wanitanya.

Mengetahui kalau semalam adalah pengalaman pertama Sofia, membuat Adrian tidak percaya tetapi juga membuatnya sangat bahagia di waktu yang bersamaan.

Adrian mencium leher Sofia dengan sangat menggoda membuat Sofia melenguh dalam tidurnya.

"Ayo bangun Putri tidur. Mbok Jum sudah datang," kata Adrian dengan suara yang lebih keras di telinga Sofia.

"Apa?" Sofia terkejut dan langsung terduduk. Hawa dingin yang menerpa tubuhnya membuatnya sadar kalau tubuhnya masih polos.

Dengan cepat Sofia meraih selimutnya dan menutup dadanya yang terekspose langsung di depan Adrian yang sedang menatapnya dengan senyuman nakal.

Sofia hendak beranjak dari ranjang namun gerakannya tertahan merasakan perih di bagian sensitifnya. Membuatnya meringis pelan.

Adrian yang tadinya tersenyum menjadi khawatir. "Apa masih sakit?"

Sofia mengangguk pelan. Wajahnya merona merah. Adrian membawa Sofia ke dalam dekapannya dan mencium puncak kepala Sofia lembut.

"Terima kasih," ucapnya tulus. Sofia mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Adrian mempererat pelukannya. Membuat dada bidangnya yang polos merasakan kekenyalan dada Sofia yang sukses membuat miliknya kembali mengeras.

"A," gumam Sofia lirih saat merasakan milik Adrian mengeras di antara miliknya.

"Aku menginginkanmu ... lagi." bisik Adrian serak.

***
NEXT....


HOLD ME  (TERBIT)Where stories live. Discover now