28 // Keluarga Hadinata

104K 6.3K 53
                                    

"Antar aku pulang saja, ya," pinta Sofia dengan wajah semanis mungkin.

"No," tolak Adrian.

"Please," ucap Sofia memohon lagi.

"Coba pikir, karena siapa aku harus pulang," kata Adrian datar.

Sofia mengerucutkan bibirnya? cemberut karena Adrian memaksanya ikut ke rumah orang tuanya.

"Jangan seperti itu, membuatku ingin menciummu saja," kata Adrian sambil mengerling nakal.

"Aku belum siap bertemu orang tuamu, ya Tuhan Adrian bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?" kata Sofia mengabaikan kata-kata mesum Adrian.

"Kita hanya akan makan siang di sana sayang, kamu tidak perlu berusaha agar mereka menyukaimu, jadilah dirimu sendiri, oke," ucap Adrian.

"Sofia!" panggil Adrian.

"Oke," ucap Sofia lemah.

"Hei jangan seperti itu, ini hanya makan siang," kata Adrian santai.

"Aku menyesal membuatmu mengangkat telpon Ibumu," kata Sofia pelan sambil menghadap keluar jendela, memperhatikan jalanan kota Jakarta yang nampak lengang.

Pemandangan yang sangat langka di kota Jakarta, sepertinya orang-orang masih berada di tempatnya merayakan tahun baru.

Sofia merasakan tangan Adrian menggenggam tangannya, ia menoleh dan tatapannya turun ke tangannya yang di genggam Adrian, sedang si pemilik tangan fokus menyetir.

Sofia tercengang menatap takjub pada kawasan perumahan yang sangat elit, rumah-rumah menjulang tinggi dengan berbagai macam model.

Tak bisa diperkirakan berapa luas tanah masing-masing rumah di sini. Sofia yakin semua rumah memiliki fasilitas kolam renang di taman belakangnya.

Cup.

Sofia membelalakan matanya menatap tajam pada Adrian yang tiba- tiba mengecup bibirnya dari samping.

"Dari tadi kamu menggodaku, ayo cepat keluar," kata Adrian setelah membukakan seatbelt-nya.

"Siapa juga sih yang menggodanya dasar dosen mesum," umpat Sofia dalam hati.

"Selamat datang Pak, Anda sudah ditunggu," kata seorang pelayan yang usianya sudah tidak muda lagi, dia mempersilahkan mereka masuk.

"Silahkan!" katanya pada Sofia.

"Terima kasih," ucap Sofia tersenyum ramah pada pelayan itu.

Adrian menggandeng tangan Sofia dan membawanya ke arah belakang rumah, jantung Sofia mulai deg-degan saat suara-suara yang ramai mulai terdengar.

Dan suara ramai tadi tiba-tiba berubah menjadi hening saat mereka melihat kedatangan Adrian dan Sofia. Mereka terlihat terkejut dengan kedatangan Sofia. Setidaknya itu yang Sofia tangkap pada tatapan mereka padanya.

"Sayang, kenapa kamu lama sekali, sudah lupa sama Ibumu hah," kata seorang wanita paruh baya yang sangat cantik.

Hampir saja Sofia tertawa, melihat Adrian yang hanya meringis saat Ibunya memukul kepalanya pelan.

"Hentikan Ibu, aku bukan anak kecil lagi," kata Adrian mengusap kepalanya yang tentu saja tidak sakit.

"Ibu merindukanmu, Nak," kata Ibunya memeluk Adrian dengan perasaan sayang.

"Siapa gadis cantik ini?" tanya Ibunya yang akhirnya menyadari keberadaan Sofia.

Sofia membelalakkan matanya terkejut. "Bukankah dia wanita yang bersama gadis yang dulu hampir membuat keributan di cafe," batin Sofia.

HOLD ME  (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang