27 // Tidak Mau Lagi

99.5K 6.5K 85
                                    

"Kemarilah!" kata Adrian pada Sofia setelah melihat Sofia keluar dari kamar mandi.

"Merasa lebih segar?" tanyanya.

"Iya. Di mana kamu mendapatkan piyama ini dan beberapa pakaian wanita di dalam walk in closet-mu?" tanya Sofia.

"Kamu kan tahu anak buahku banyak," kata Adrian menyombong.

"Bukan milik kekasihmu yang lain?" tanya Sofia menaikkan alisnya. Adrian tersenyum, "Cemburu sayang?" tanyanya dengan senyum nakal.

Sofia memutar bola matanya malas, kemudian ikut duduk di samping Adrian.

"Semuanya milikmu," ucap Adrian. "Dan ingat, hanya kamu satu-satunya gadis yang pernah kuajak kemari," katanya dengan serius dan Adrian tidak berbohong ketika mengatakan hal itu.

"Bisa jelaskan tentang Almaira Winata?" tanya Sofia langsung pada Adrian. Adrian terlihat sedikit kaget namun ekspresinya berubah datar.

"Aku tahu, kamu akan menanyakan hal ini cepat atau lambat," katanya.

"Aku siap mendengarkan," kata Sofia.

Adrian menghela napasnya panjang sebelum berbicara. "Kami dikenalkan oleh seorang temanku," kata Adrian, ia berhenti sejenak kemudian melanjutkan.

"Waktu itu aku melihat ia gadis yang sangat cantik dan juga baik hati, kami sering bertemu di luar jam kuliah karena teman-temanku ternyata juga temannya," kata Adrian.

Entah kenapa hati Sofia mulai berdegup kencang, hatinya seperti memberi sinyal akan sesuatu yang tak diketahui, tapi ia berusaha tenang dan mengabaikan rasa itu.

"Teman-temanku mengatakan kalau dia menyukaiku."

"Singkat cerita, kami menjadi sepasang kekasih yang bahagia saat itu," katanya sambil tersenyum, seperti sedang mengenang kembali kebahagiaannya.

Hati Sofia meringis melihatnya, apa ia cemburu dengan masa lalunya Adrian?

"Lalu?" tanya Sofia pelan.

"Suatu malam aku melihatnya di sebuah club malam bersama seorang laki-laki." Adrian menghentikan ceritanya, dia terlihat sedang berusaha menahan emosinya, "Dia..."

Adrian tidak melanjutkan kata- katanya, suaranya seperti tertahan di tenggorokannya. Sofia memegang tangan Adrian lembut.

"Jangan dilanjutkan," ucap Sofia pelan. Adrian tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Aku mengikutinya sampai ke dalam club, karena pemilik club adalah temanku aku bisa mendapatkan kunci cadangannya dengan mudah.

"Kunci kamar di mana aku melihat mereka masuk, dan kamu tahu apa yang aku lihat di sana?" kata Adrian dingin.

Sofia terkesiap, bagaimana bisa mereka memiliki cerita yang sama, dada Sofia pun tiba-tiba terasa sesak, membuatnya jadi sulit bernapas.

Kilatan bayangan itu menyeruak kembali di ingatan Sofia, tanpa sadar ia menghembuskan napas kasar.

"Huh." rasa sesak itu semakin menguasai paru-parunya, Adrian menatap Sofia panik. "Kamu kenapa?" tanya Adrian.

Sofia langsung memeluk Adrian, erat bahkan sangat erat, ia menangis terisak di dada Adrian. Sofia tidak tahu apakah ia menangis karena bisa merasakan kepedihan Adrian ataukah karena kepedihannya sendiri.

"Maafkan aku," ucap Sofia.

"Minta maaf untuk apa?" tanya Adrian heran, suaranya kembali terdengar lembut, ia memeluk Sofia. tangannya mengusap lembut punggung Sofia.

HOLD ME  (TERBIT)Where stories live. Discover now