52 // Kecelakaan

91.3K 6.2K 114
                                    

"Hal murahan apalagi yang kau lakukan Mai," kata Dion dingin.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu?" kata Almaira santai.

"Apa rasa malumu sudah mati? Aku tahu kau mendekati Adrian lagi."

"Aku masih mencintainya dan aku masih ingin selalu bersamanya. Apa itu salah?" ucapnya.

"Sepertinya kau kehilangan ingatanmu saat kecelakaan di Singapura." Almaira menggeram marah diingatkan tentang kecelakaan itu.

Kecelakaan yang merenggut calon bayinya dan juga calon suaminya.
Meski tidak mencintai calon suaminya, Almaira juga menyayanginya.

"Ingat alasan kalian berpisah dulu. Dan, sekian lama kau menyembunyikannya dariku. Aku bahkan membencinya dan menghajarnya," kata Dion dengan marah.

"Apa? Kenapa kau melakukannya," teriak Almaira.

"Aku tidak akan menghajarnya kalau kau tidak berbohong padaku.
Ah tidak, kau membohongi seluruh keluarga besar kita," kata Dion.

"Jangan dekati Adrian lagi," kata Dion berusaha meredam emosinya.

Dion tidak habis pikir dengan kelakuan Almaira yang mengejar-ngejar Adrian lagi.

Tidakkah dia ingat masalah yang dibuatnya dulu yang sangat memalukan keluarga besar Winata.

"Aku tidak bisa," kata Almaira dengan wajah yang sudah panas karena amarah.

Dia hanya ingin mendapatkan Adriannya kembali. Dia selalu mengingat kebodohannya. Bahkan setiap hari di hidupnya dilalui dengan penyesalan.

Dan saat kesempatan itu muncul di depannya. Dia tak akan melewatkannya begitu saja.

"Adrian sudah memiliki orang yang dicintainya. Kau tidak memiliki tempat lagi dihatinya'" kata Dion.

"Gadis murahan itu. Dia bukan sainganku," kata Almaira yakin.

Dion menggeram marah. "Gadis itu sahabatku. Dan aku tidak akan membiarkan sahabatku terluka. Apalagi itu olehmu," ucap Dion.

"Apa?" Almaira tertawa sumbang.

"Kenapa semua orang selalu saja membelanya. Memangnya apa kelebihan gadis itu?"

"Jauhi Adrian dan Sofia kalau tidak, aku akan memberitahu nenek soal ini," ancam Dion.

Wajah Almaira memucat seketika. "Nggak. Kau tidak akan pernah memberitahunya."

"Coba saja," kata Dion dingin.

###

"Lo nggak papa?" tanya Sandra.

"Hm," jawab Sofia sambil minum jus apel di tangannya. Matanya memandang ke lampu-lampu jalanan kota Jakarta.

Sesekali Sofia menghembuskan napasnya panjang. Setelah itu ia akan kembali meminum jus apel di tangannya.

"Malam-malam minum jus apel mana udaranya dingin lagi," kata Sandra yang merasa aneh melihat Sofia minum jus apel dan berdiri di balkon apartemennya.

"Bukankah di mana-mana harusnya yang diminum itu teh hangat, kopi panas atau wedang jahe," oceh Sandra.

"Gue mau beda aja kali," sahut Sofia datar.

"Lo bisa cerita ke gue tentang apa aja. Gue harap kali ini lo benar-benar anggap gue sebagai sahabat lo," ucap Sandra dengan suara yang sangat dalam.

Sofia menghela napasnya lagi.

"Gue nggak tahu gue harus cerita darimana San," ucap Sofia pelan. Matanya menerawang ke arah kelap kelip lampu kota Jakarta.

HOLD ME  (TERBIT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum