"Kalau begitu aku ingin Anda buat perencanaan baru, jumlah produksi dan efisiensi pegawai, konsultasikan dengan HRD."

"Anda akan melakukan pengurangan pegawai?" keempat pria di hadapan Henry termasuk Hanzel tampak memucat. Sepanjang Superfosfat berdiri belum pernah mereka melakukan pemecatan massal.

"Jika diperlukan." jawab Henry dengan berat hati.

"Tidak bisa!" akhirnya Hanzel angkat bicara, mereka semua baru menyadari ada pria itu kursi paling ujung, "pemecatan massal harus diputuskan melalui rapat, kau tidak bisa memutuskannya sendiri."

"Ada usulan lain untuk kasus ini?" tantang Henry.

Hanzel mengangguk, "Pasti ada. Aku akan diskusikan ini dengan dewan direksi."

Henry menyandarkan punggungnya ke belakang, "Silahkan saja." kemudian ia menoleh pada tiga orang tersisa, "Law, tetap lakukan seperti perintahku barusan. Button coba hubungi penyedia dari negara terdekat, dan Kamal konsultasikan dengan HRD mengenai penghapusan jam lembur. Kalian boleh kembali."

Mereka bertiga berdiri dan keluar dari ruangan dengan tergesa-gesa. Sementara Hanzel masih bersandar di kursinya, tersenyum miring dengan wajah penuh rencana busuk.

"PHK adalah hal yang sensitif dan kau lakukan itu disaat seperti ini?" tanya Hanzel sinis.

"Aku tahu kau akan menunda PHK sampai kau menjadi komisaris. Dan sampai saat itu tiba, perusahaan sudah merugi karena mempekerjakan banyak pegawai dan tidak efisien."

Hanzel berdiri dengan penuh percaya diri, "Itulah gunanya orang-orang praktis sepertimu, menyelesaikan masalah atasannya."

"Aku akan menjadi pemimpin tertinggi di sini dan aku akan menyelesaikan masalah perusahaan ini."

"Maksudmu dengan membayar gadis itu untuk menjadi istrimu saja sudah cukup untuk memperbaiki citra dirimu? Lihat apa yang bisa kulakukan."

"Silahkan urus dirimu sendiri, sebagai pria yang diselingkuhi apa kau sudah cukup tegas untuk ukuran seorang pemimpin?"

Hanzel terlihat berang, ia merunduk di atas meja dengan kedua tangan menopang tubuhnya, matanya melotot marah pada Henry.

"Colin adalah temanmu, kalian sengaja menjebak Shirley dengan skandal video itu."

"Jika memang kami terlibat, kami tidak akan menyuruhnya pergi dari Greatern. Kupikir Shirley menyukainya-sebagai partner seks-kau tidak lihat bagaimana mereka...Ah!" Henry mendesah penuh arti ketika membayangkan skandal video panas tersebut membuat wajah Hanzel semakin merah padam. Pria itu keluar dan membanting pintu kantor Henry hingga tertutup rapat.

Saat itu pula ketenangan Henry mulai surut, ia benar-benar pusing dengan serangan A&A, belum lagi serangan internal dari Hanzel dan juga mungkin saja akan menghadapi kemarahan buruh yang dipecat.

Ia menekan satu tombol di teleponnya dan setelah beberapa saat Tallulah masuk ke dalam.

"Tolong selidiki profil A&A, siapa pemimpinnya, atau foundernya, atau apapun. Sepertinya mereka terdiri dari dua orang. Aku ingin keduanya. Aku ingin cara mereka bekerja." intonasi Henry semakin meninggi, lalu ia menghela napas panjang, "Berikan aku alamat kantor pusatnya."

Tallulah memandanginya sesaat, "Akan kusiapkan semua secepatnya."

***

Henry memacu mobil sportnya sedikit lebih cepat di jalanan kota yang sedang lengang. Benaknya terus aktif memikirkan masalah yang dialami perusahaannya. Setelah memberikan tugas pada beberapa pihak untuk menyelidiki masalah ini di lapangan, sekarang yang harus ia lakukan adalah menunggu dengan sabar. Pria itu tidak bisa duduk diam dan menunggu, rasanya ia ingin terjun sendiri mencari tahu.

What Makes You Fall In Love (#2 White Rose Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang