TUJUH

11.3K 930 5
                                    

Babak Ketujuh:
Perang antara kau dan aku sebelum perang antara kita dan mereka.
(Masih Stacy Connor)


Mata berwarna coklat terang itu menatap tajam ke arah layar komputernya. Sesekali bola matanya bergerak ke kiri dan ke kanan memperhatikan deretan angka pada laporan produksi dan pembelanjaan quarter terakhir.

Ia menyandarkan punggungnya, jemari panjangnya mengelus pelan sisa bercukurnya tadi pagi di bagian dagu. Pria itu sedang berpikir keras. Kemudian ia menoleh pada sekretarisnya yang setia.

"Tally, sepertinya ada yang salah di sini. Hubungi bagian operasional, aku butuh Mr Law. Lalu, Mr Button dari bagian purchasing, dan penanggung jawab produksi, Mr Kamal."

"Kau ingin mengumpulkan mereka semua di ruang rapat?"

Henry menggeleng, "Tidak, aku tunggu mereka di sini sekarang juga."

"Apa kau butuh perwakilan dari audit?"

"Hanzel maksudmu?" lalu Tallulah mengangguk, "baiklah, panggil dia juga."

Tallulah bekerja tanpa membuang waktu sedetik pun, itulah yang Henry sukai dari sekretarisnya selain mereka adalah sahabat masa kecil, Henry bersyukur karena tidak sedikit pun berhasrat pada ibu anak satu itu. Dengan demikian ia dapat fokus bekerja.

Henry memandangi satu persatu undangannya yang sudah duduk berjejer di seberang meja. Ia menyodorkan hasil cetak laporan yang ia dapatkan tadi lalu mulai bicara.

"Seharusnya aku mengadakan rapat darurat setelah membaca laporan ini. Tapi aku ingin mendengar alasan kalian sebagai penanggung jawab langsung sebelum yang lainnya dilibatkan untuk berdiskusi." ia mengumumkan, untuk saat ini ia lupakan sejenak persaingannya dengan Hanzel. "Kita mengalami kemerosotan produksi, kita bahkan tidak mampu memenuhi tujuh puluh persen jumlah permintaan yang ada. Apa yang terjadi?"

Pria tambun berkumis tebal itu adalah Button, ia bergerak gelisah di tempat duduknya dengan dahi berkeringat. "Semua bermula dari bagian purchasing, Sir. Kami kesulitan menemukan bahan baku utama kita."

"Bukankah kita bekerjasama dengan empat perusahaan penyedia mineral di negara ini. Bagaimana bisa kita kekurangan?" Henry seperti jaksa penuntut umum di ruang sidang.

"Mereka menjual sebagian besar hasil tambangnya pada sebuah perusahaan baru." jawab Button lagi, walau terdengar menyalahkan orang lain namun itulah fakta yang terjadi di lapangan.

Henry menggaruk alisnya yang tiba-tiba gatal, "Kita sudah membuat perjanjian bahwa mereka harus mengutamakan kita sebelum orang lain. Apa perjanjian itu sudah tidak berarti?"

"Mereka diancam."

"Maksudmu?"

Mr Law angkat bicara, "Menurut desas desus yang kami dapatkan dari lapangan, mereka bekerja di bawah tekanan oleh pembeli barunya." Law menatap Henry, "Apa kau pernah mendengar perusahaan Aldrich and Alonso atau lebih akrab dikenal dengan A&A."

Henry berusaha mengingat nama itu sejenak tapi rupanya ia ketinggalan arus informasi sejak berkutat dengan Stacy. Ia menggeleng, "Aku tidak tahu."

"A&A membeli seluruh persediaan mineral yang kita butuhkan dari keempat penyedia."

"Memangnya mereka bergerak di bidang apa?" Henry tidak habis pikir.

"Mereka hanya mengekspor semuanya ke luar negeri." Mr Law menggeleng pelan.

Henry diam, pandangannya turun ke atas meja kerja yang berantakan. Ia tidak bisa mengancam keempat perusahaan itu karena yang membuat kesepakatan dengan negara adalah Superfosfat, sedangkan mereka bebas menjual hasil tambang kepada siapa saja.

What Makes You Fall In Love (#2 White Rose Series)Where stories live. Discover now