DELAPAN (8.1)

13.1K 910 19
                                    

Babak Kedelapan
Mungkin teriakanmu akan lebih baik daripada ciuman-ciuman memabukan itu
(Masih Stacy Connor)


Marilyn memiliki akses yang bebas untuk melalui setiap pintu rumah putranya. Memergoki Henry Peterson di ranjang dengan wanita yang berbeda setiap paginya menjadi hal yang lumrah bagi Marilyn, itu sebelum putranya memutuskan untuk menikah. Jadi hari ini ia berdoa agar Henry tidur sendirian tanpa ada wanita di sisinya, kecuali Stacy.

Suara khas Marilyn menyapa setiap pelayan di rumah Henry menjadi keributan tersendiri setiap wanita tua itu berkunjung. Tempat yang dituju pertama kali sudah tentu kamar putranya. Tanpa mengetuk ia membuka pintu kamar itu lebar-lebar lalu menarik tirai kamarnya hingga terbuka dan cahaya membanjiri tubuh pria itu.

Henry yang sedang terlelap sontak mengerang kesal karena terganggu oleh silaunya sinar matahari. Ia menutup matanya dengan telapak tangan lalu mengubah posisi menjadi duduk. Selimutnya ia tarik sampai sebatas pinggang karena ia tidak menggunakan apapun di baliknya.

"Mama, please, sopan santunnya." erang pria itu kesal.

Tapi Marilyn berdiri di ujung tempat tidur sambil bertolak pinggang menatap putranya dengan wajah masam.

"Kau akan segera menikah, anakku. Seharusnya kau berlatih untuk tidak tidur dengan wanita selain istrimu. Apakah Stacy tidak cukup memuaskanmu?"

Henry mengeryitkan dahi di wajah mengantuknya, "Kau bicara apa? Aku tidur sendiri, Mama."

Marilyn berjalan ke arah lemari dan menarik pintunya hingga terbuka lebar. Terdengar tarikan napas pendek seorang wanita dari dalam sana.

"Keluarlah, Nak." perintah Marilyn pada wanita itu, "kau bisa mati kehabisan napas atau kedinginan karena telanjang di sana."

Beberapa menit sebelum Marilyn membuat keributan di bawah, Henry telah membangunkan wanitanya lebih dulu. Namanya Nina dan dia adalah salah satu pengunjung galeri Sandree. Kemarin, ketika Stacy berkutat dengan urusan wanita di kamar mandi, Henry tidak sengaja bertemu Nina, mereka berbincang singkat dan saling menukar nomor ponsel. Nina mengenal Henry karena mereka pernah menghadiri pesta yang sama. Nina juga seorang calon mempelai wanita yang sedang fitting baju pengantin sama seperti Henry.

Beberapa hari mereka berkomunikasi via aplikasi akhirnya Henry mendapat kesempatan membawa wanita itu ke rumahnya. Apalagi kalau bukan untuk bersenang-senang.

Mendengar suara langkah ibunya yang kian mendekat, ia meminta Nina bersembunyi dimana pun, wanita itu panik dan berlari-tanpa sempat memungut pakaiannya-bersembunyi di lemari. Pilihan bodoh.

Kemudian Henry berpura-pura tidur hingga akhirnya Marilyn berhasil membongkar segalanya.

"Pulanglah, jangan temui putraku lagi karena dia akan menikah." ujar Marilyn santai.

"Oh, aku juga akan menikah, Mam." gerutu Nina sambil menarik celana dalamnya ke atas.

Ia mendapat hadiah tatapan jijik dari Marilyn, "Kalau begitu jaga selangkanganmu untuk suamimu seorang."

Wanita itu terenyak, tangannya berhenti memakaikan gaun di tubuhnya. Sementara Henry memohon pada ibunya, "Mama, itu tadi terlalu kasar."

Tapi Marilyn tak mengacuhkannya, ia berjalan ke arah jendela sambil bergumam. "Sebentar lagi Stacy tiba," ia melirik arlojinya kemudian menoleh pada Nina yang kembali sibuk membenahi tatanan rambutnya. "Sebaiknya kau bergegas, Miss. Aku tidak ingin kau bertemu calon menantuku."

Henry menyela heran, "Mengapa Stacy datang kemari, Mama?"

"Dia akan tinggal di sini." Jawabnya santai.

What Makes You Fall In Love (#2 White Rose Series)Where stories live. Discover now