SEMBILAN

8.8K 755 1
                                    

Babak Kesembilan
Sangat penting untukku agar menjadi penting bagimu
(Akhirnya, Stacy Peterson)

"PANDUAN MENJADI MRS PETERSON."

Stacy membaca buku agenda bersamak kulit hitam mengkilap yang Marilyn berikan padanya tempo hari. Stacy pikir dengan menikah dan bersandiwara saja sudah cukup dalam proyek ini namun nyatanya keluarga Peterson adalah kumpulan manusia yang rumit.

Seolah kembali belajar di sekolah khusus perempuan, Stacy belajar cara berbicara sesuai dengan ejaan yang benar, memilah jenis humor yang boleh dilontarkan di depan umum, jenis pakaian apa saja yang boleh dikenakan, serta perkumpulan apa saja yang boleh diikuti. Stacy harus memiliki akun media sosial yang berisi kutipan kata bijak atau komentar kritis terhadap isu sosial, intinya adalah bagaimana membuat pencitraan yang baik. Yang benar saja, sebelum ini bahkan aku tidak aktif bersosialisasi di dunia maya.

"'CARA MELAYANI SUAMI DENGAN BENAR DAN NAKAL'" Stacy tersipu malu, "ini bisa dilewati," ia membalik halaman itu tapi kemudian rasa penasarannya terusik. Ia kembali pada bab itu dan membacanya perlahan. "...menurut panduan kamasutra-"

"Butuh bantuan belajar?"

Stacy tersentak lalu menutup buku itu secepat mungkin, ia menoleh pada suaminya yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya. Mengubah posisi menjadi duduk ketika Henry mendekat, "Hanya beberapa pengetahuan umum. Aku bisa melakukannya."

Henry duduk menjajarinya di tepi ranjang, tangannya bergerak menyelipkan rambut ke belakang telinga Stacy secara spontan. "Mama ingin kau melanjutkan pendidikan."

Stacy terenyak, "Benarkah? Untuk apa?"

"Untuk statusmu, mereka berharap kau dapat membantuku di kantor suatu hari, padahal aku tidak butuh bantuan karena aku sudah cukup jenius."

Mengabaikan humor yang berusaha Henry lontarkan ia bertanya, "Bagaimana menurutmu?"

"Ini kesempatan bagimu memperbaiki kualitas hidup. Sebenarnya Mama yang akan membayar untukmu. Itu hadiah untuk menantu kesayangannya."

Stacy dihujam rasa bersalah, "Setelah lulus aku justru mengecewakannya dengan perceraian kita."

"Biar aku yang mengatur itu. Sekarang senangkan saja Mama selama ini aku belum pernah melihatnya begitu antusias mengurus sesuatu."

"Kau tidak masalah?" Stacy melebarkan matanya pada sang suami. Pria itu terlalu menganggap remeh segala hal.

"Tidak, karena bukan aku yang membayar." Henry tertawa geli.

***

"Dengan terpaksa kita mengambil solusi yang diajukan Henry yakni merumahkan sebagian pekerja sementara." Ignasius membuat keputusan rapat setelah kedua kubu, Henry dan Hanzel mempresentasikan solusi atas bencana krisis ini.

"Menghapus jam lembur memang solusi yang bagus namun tidak cukup efektif dalam krisis kali ini." Tambahnya.

"Kita akan bernegosiasi dengan pemerintah soal kebijakan impor bahan baku. Jika memang diijinkan maka kita rekrut kembali mereka." Ujar Henry.

Beberapa peserta rapat setuju dengan usulan tersebut sementara sisanya hanya diam termasuk Hanzel. "Aku tidak yakin mereka akan diam saja. Kemungkinan mereka akan melakukan demo."

"Sebuah perusahaan manufaktur sudah sangat sering didemo, Nak." Jawaban Ignasius membuat kubu Hanzel bungkam.

Hanzel pulang lebih dulu, ia memikirkan cara apalagi yang dapat ia lakukan untuk menyerang Henry. Kemudian ia teringat pada Stacy, gadis itu menjadi kelemahan Henry sekarang. Mungkin ia bisa mengintimidasinya dan membuat Stacy mundur dari apapun yang telah mereka rencanakan.

What Makes You Fall In Love (#2 White Rose Series)Where stories live. Discover now