26. Hadiah

17.7K 1.5K 27
                                    


Semakin hari ketakutan gadisnya makin parah dan selalu menyembunyikan gemuruh perasaannya dari Jonathan. Lalu menangis sendirian jika ia sudah terlelap ataupun pergi jauh dari perempuan itu. Tubuh gadisnya juga semakin melemah. Marta mengatakan mungkin itu bawaan orang sedang hamil jadi mudah menangis dan terbawa keperasaan. 

Valencia tidak lagi menyinggung keinginannya untuk pulang. Dia takut sekali Jika dia mengatakan lagi hal tersebut, Jonathan akan memukulnya lagi seperti ayah kandungnya dulu. Itu sangat mengerikan, ada sesuatu yang menekan batinnya sampai dia tak sanggup bergerak. 

"Aku minta maaf Jonathan..." air mata Valencia bergulir kembali saat ia tiba-tiba saja memuntahkan makan malamnya dan mengotori kasur sekaligus tangan Jonathan. 

Dengan cekatan Jonathan memanggil Marta untuk membereskan kekacauan. Segera dia membawa tubuh gadisnya ke kamar mandi. Membuka pakaiannya secara perlahan dan matanya langsung terpaku pada memar ungu bekas pukulan dan cambukannya terpampang pada kulit pucat serta tubuh kurus gadisnya. Hati Jonathan terasa teriris. 

Sekuat tenaga kaki Jonathan menompang tubuhnya sendiri karena lemas menyerangnya. Dibesihkan dulu gadisnya dengan handuk hangat lalu di pakaikan kembali tubunya dengan baju bersih yang telah di siapkan Marta. 

Jonathan membawa kembali tubuh gadisnya ke atas kasur rumah sakit yang kurang nyaman. Tapi dia tidak langsung merebahkannya dan membiarkan gadisnya tetap diatas pangkuannya saat dia beranjak duduk. Jonathan mengecup bibir gadisnya yang mengkaku atas tindakannya. 

"Cepatlah sembuh, aku tidak ingin kau sakit seperti ini dan membuat bayi kita ikut sakit"

"Aku hamil?" Valencia sungguh terkejut. 

"Maka dari itu kau berhentilah menangis dan aku sungguh minta maaf telah memukulmu, sayang. Kau boleh membalasku kalau kau ingin. Karena aku memang monster tanpa perasaan" Jonathan menyentuhkan puncuk hidungnya pada hidung gadisnya untuk merasakan setiap deru napasnya yang menjelaskan gadis itu masih hidup. Mereka berdua menggulirkan air mata kesedihan bercampur perasaan lega. 

"Kau bukanlah monster Jonathan, sungguh aku minta maaf saat itu aku benar-benar sedang emosi," kedua tangan Valencia menangkup wajah Jonathan. Valen memang memiliki rasa takut jika daddynya akan menolak kehadiran Jonathan jika suatu hari nanti mereka semua saling bertemu. 

"Aku tidak akan meminta pulang lagi Jonathan" seru Valencia sambil menguatkan dirinya sendiri. Dia harus tabah mendapat skenario terburuk bila daddynya meninggal tanpa tau kalau dirinya masih hidup. 

Keduanya berusaha melupakan kejadian sebelumnya dan bersikap seperti biasanya. Namun, Jonathan sedikit lebih manja sekaligus protektif. Membuat Valencia kewalahan memberikan penjelasan sejelas-jelasnya agar laki-laki itu tidak menganggapnya sakit tapi dia hanya sedang hamil. Morning sicknya juga sebenarnya tak terlalu parah. Dan dia cukup mendapatkan asupan makanan bergizi karena Marta siap memantaunya lebih dari pada suster di rumah sakit. 

Setelah keluar dari rumah sakit, Valencia jadi sedikit lebih santai. Dia benci rumah sakit akibat aroma obat mengingatkannya pada darah. Mobil Audi meluncur baik dan Valencia menikmati setiap momen perjalanan. Jonathan juga mengembalikan iPod miliknya beserta headseat untuk mendengar musik sekalian mengisi perjalanan. Valencia memasangkan sebelah headseatnya ke telinga Jonathan membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya karena yang diputar adalah sountrack film disney land.

"Penuh khayalan..." seru Jonathan sambil geleng-geleng kepala saat memahami satu per satu makna liriknya, seketika Valencia tertawa. Bayangkan Jonathan yang kelam tiba-tiba mendengar lagu anak-anak. 

Mobil Audi sampai pada tujuan. Valencia terkejut ada sebuah pesawat pribadi berada dihadapannya. "Kau mau membawaku pergi kemana lagi? Mongolia? Australia? atau Madrid, Spanyol?"

The Ruthless ♠ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang