23. Back To Black

17.5K 1.5K 14
                                    

Spesial untuk yang setia nunggu cerita The Ruthless. 😘😘😘

Happy reading.....

-Peluk hangat dari Bluberryvodca-

--------------------------------------------------------------------

Jonathan memasukan perlahan tubuh gadisnya kedalam bathub berisikan air hangat untuk meredakan radang dinginnya. Saat ini mereka berada di salah satu penginapan terdekat agar Valen maupun Ana dapat penanganan cepat atas Hipotermia yang mendera mereka berdua sebelum terlambat dan benar-benar membekukan sekujur tubuh.

Lap hangat ditempelkan pada kedua pipi Valencia secara bergantian, akhirnya muncul rona merah menandakan peredaran darahnya kembali lancar. Saat kelopak mata Valencia membuka, Jonathan langsung mengambil segelas teh hangat tak jauh darinya. Lalu meminumkan perlahan untuk gadisnya secara membuat tenggorokan Valencia menjadi nyaman karena belum ada setetes air pun yang dia minum seharian ini.

Sudah ada sejejer pertanyaan dalam benak Valencia pada Jonathan tapi suaranya tak dapat keluar, ia terlalu lemah walau hanya sekedar untuk bernapas. Kali ini lebih baik ia membiarkan Jonathan merawatnya.

Waktu berlalu cukup lama, Jonathan mulai memindahkan tubuh gadisnya dari bathub lalu menempatkannya di atas kasur dan mengeringkannya dengan handuk. Secara cekatan Jonathan memakaikan kimono handuk kemudian menyelimuti perempuan itu kedalam selimut tebal. Valencia menikmati saat Jonathan mengecup keningnya sekilas sambil mengatakan untuk menunggu sebentar karena laki-laki itu ingin mengambil pesanan bubur yang sudah datang.

Sekembalinya Jonathan.

Mata Valencia memperhatikan setiap detail diri Jonathan sedang menyuapinya bubur. Laki-laki itu menunjukkan ekspresi sangat datar dan dingin, Valencia juga memperhatikan noda darah di kerah baju laki-laki itu. Pasti Jonathan telah membunuh banyak orang untuk menolongnya. Sebenarnya ada keuntungannya Valencia dibawa ke rumah tua tersebut, yaitu Anastasia tidak merasakan ketakutan itu sendirian karena dia ada bersamanya.

Dirasa kondisi Valencia sudah agak membaik, Jonathan membawa gadisnya ke rumah sakit begitupun Peter.

"Jonathan..." panggil Valecia sambil meremas kemeja putih Jonathan supaya laki-laki itu langsung menoleh kearahnya, bila suaranya kurang terdengar.

Jonathan tersenyum, tangannya bergerak menyingkirkan beberapa helaian anak rambut gadisnya yang menutupi wajah. Gadisnya tampak nyaman berada dipangkuannya selama perjalanan berlangsung dengan mobil Audinya, walaupun jalanan sangat licin karena hujan turun dengan deras. "Kenapa?" balasnya.

Entah, mungkin karena efek Valencia sangat merindukan Jonathan, ia jadi lupa dengan apa yang ingin dia katakan. Sebuah gelengan kepala Valencia berikan "Aku hanya ingin memanggil namamu"

Jonathan terkekeh pelan, amarahnya yang sedari tadi ia pendam langsung luntur mendengar gadisnya mulai bergurau aneh lagi, hatinya berubah menjadi rasa gemas. Diciumi kedua kelopak mata, kedua pipi, kening, puncuk hidung dan terakhir bibir mungil milik Valen dicecap begitu lama. "Jangan pernah pernah berfikir untuk pergi meninggalkanku lagi."

Bisik Jonathan membuat penyesalan terdalam bagi Valencia. Jujur Valencia tidak ingin meninggalkan Jonathan, tapi posisi lain dia sangat merindukan keluarganya. Bahkan Jonathan tidak mengizinkannya untuk bertemu sekali saja dengan keluarganya untuk terakhir kalinya. Hampir setiap malam sebelum tidur Valencia membayangkan memeluk mommy dan daddynya, sampai kadang Jonathan atau Marta membangunkannya karena dia mengigau sambil menangis dalam tidurnya.

Valencia dan Anastasia mendapatkan perawatan instensif saat sampai di rumah sakit. Dokter menyarankan untuk rawat inap, sayangnya Jonathan menolak mentah-mentah perintah dokter dan memilih memanggil dokter langganan Jonathan untuk mengurus kedua perempuan itu di rumah.

The Ruthless ♠ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang