15. Peliharaan

20K 1.6K 13
                                    

"Cepatlah kembali aku membutuhkanmu diatas tempat tidur." Valencia mengikuti cara bicara Jonathan saat menatap cermin kamar mandi. Pikiran laki-laki memang tak jauh dari urusan ranjang.

Valencia baru menyadari matanya begitu sembab terpampang mengerikan dalam pantulan cermin. Wajahnya juga pucat sekali. "Oh My God..." Valencia memekik keras hingga Jonathan yang berdiri sambil bersedekap di depan pintu kamar mandi dapat mendengarnya.

Tangan Jonathan sudah gatal ingin segera membuka pintu. Alam bawah sadarnya malahan makin mendukungnya untuk menyelinap kedalam dan mengesampingkan peringatan Valencia. Namun, akal sehatnya berseru agar dia merelakan beberapa waktu untuk Valencia mengurusi urusan pribadi seorang wanita. Akhirnya, peringatan Valencialah yang menang dalam pergulatan batin Jonathan. Dia tidak menginginkan perempuan itu makin menjauh.

"Ini mengerikan sekali, aku harus melakukan apa?" Valencia akan menyuruh Marta supaya membuatkan masker mata untuknya. Ini keadaan terparah yang kedua setelah kejadian pembantaian yang dilakukan Jonathan.

Setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Valencia melangkan keluar dengan langkah gontai mengenaskan. Matanya kini mengamati Jonathan berada di depan pintu kamar mandi. Jangan-jangan laki-laki itu berusaha untuk mengintipnya.

"Aku bersyukur kau tidak mendobrak pintunya," kekeh Valencia seolah dapat membaca pikiran Jonathan. Sedikit demi sedikit Valencia jadi memahami sifat dan jalan pikiran Jonathan. Laki-laki itu sebelas dua belas dengan sifat daddynya. Posesifnya kadang terlalu menjengkelkan. Untung saja Valencia sedikit kebal karena sudah terbiasa menghadapi tingkah daddynya.

"Tadi apa yang terjadi denganmu di dalam?" Jonathan justru balik bertanya dengan serius. Akting Valencia di mulai. Dia membuat ekspresi wajah sangat serius kemudian mendekat pada Jonathan untuk berbisik.

"Rahasia..." senang sekali membuat Jonathan jengkel. Lihat saja wajahnya berubah datar untuk menutupi kekesalannya. Valencia ikut bersedekap berfikir apa yang dia harus lakukan supaya laki-laki itu berhenti marah. Akhirnya Valencia berjinjit untuk menghadiahi sebuah ciuman di pipi Jonathan. Ketika dia berjengit mundur, malah tangan Jonathan segera menarik tubuhnya kedalam pelukanya.

"Kau sudah tidak takut padaku?" pertanyaan itu langsung merubah suasana hati Valencia menjadi nyeri.

"Entahlah, aku berusaha untuk memaafkanmu Jonathan" lebih tepatnya berusaha terlihat bila dirinya telah memaafkan Jonathan. Dia tidak ingin amarah Jonathan meledak kembali dan berimbas pada para pelayan.

"Jangan ungkit itu lagi, kau membuatku ketakutan." Valencia membalas pelukan Jonathan dengan erat. Pemerkosaan dan pembataian Jonathan sangatlah mengerikan bagi siapapun. Bahkan setelah ayah kandungnya menawarkannya sebagai bayaran supaya Jonathan tidak membunuhnya, Jonathan tetap membunuh ayahnya dengan menggunakan besi tumpul menusuk bagian jantung.

Dirinya membutuhkan istirahat panjang setelah melalui hari yang begitu luar biasa beratnya.

*

*

*

Keadaan kembali seperti semula, dan semua orang yang tinggal di rumah Jonathan berpura-pura bersikap santai setelah kejadian mengerikan semalam. Hampir sebagian besar pengawal Jonathan berwajah lebam kebiruan.

Seingat Valencia rata-rata minuman beralkohol milik Jonathan berharga fantastik, jadi kesimpulannya botolnya akan di buat sedemikian rupa agar cantik dan tebal supaya tidak mudah pecah. Batin Valencia meringis membayangkan betapa menyakitkannya dihantam menggunakan botol vodca sampai botol tersebut hancur.

Sarapan pagi terasa membosankan bagi Valencia. Dia mendesah berulang kali saat memakan sereal bercampur susu putih. Pikiran, jiwa dan tubuhnya benar-benar lelah. Tadi Marta menyarankannya untuk sarapan di atas kasur. Namun, dia menolak dengan alasan kamar Jonathan sangat membosankan karena berdominasi warna gelap.

The Ruthless ♠ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang