Chapter 24

7.9K 192 3
                                    

"Tapi ka ada yang belum kakak tau" kata Alya melepaskan pelukan Zami

Zami mengerutkan keningnya bingung "Apa itu? " tanya Zami

"Aku sedang mengandung" kata Alya tertunduk

"Apa mengandung?? " kata Zami kaget

"Maaf aku ngga ngasih tau kakak sejak awal tentang kandunganku,  karna aku tau kalo aku ngasih tau kakak ngga mungkin kakak mau ajak aku kesini" kata Alya menunduk

"Bagaimana mungkin kamu bisa berfikir untuk meninggalkan suami kamu dalam keadaan kamu yang sedang hamil al" tanya Zami yang masih shock

Alya tidak menjawab ia hanya menunduk takut kakak sepupunya itu marah

Seolah tau apa yang dipikirkan adik sepupunya itu "Kakak ngga marah,  kakak hanya memikirkan bagaimana nanti kalo anak kamu sudah lahir" kata Zami

"Masalah itu kakak ngga usah khawatir, aku akan bekerja untuk menghidupi anaku nanti" kata Alya mulai berani menatap kakak nya

"Bukan masalah itu yang kakak pikirkan al,  bagaimana kalo nanti anak kamu bertumbuh besar dan menanyakan ayah nya,  kamu tidak berfikir untuk berpisah selamanya dari suami kamu kan?" tanya Zami

"Masalah itu aku akan memikirnya kak,  tapi masalah untuk kembali lagi aku rasa tidak" kata Alya

"Semarah itu kah kamu padanya?" tanya Zami

"Bukan masalah marah kak aku hanya kecewa sama dia,  seharusnya dia lebih percaya sama aku istrinya sendiri bukan orang lain yang jelas jelas dia tau orang itu bakal ngerusak rumah tangga aku sama dia" kata Alya mulai berkaca kaca

"Sudah sudah kamu jangan bercerita lagi jika itu membuat kamu sakit,  lebih baik sekarang kamu mandi dan istirahat jangan lupa sholat dulu" kata Zami menyuruh Alya beristirahat sebenarnya ia hanya tidak ingin melihat Alya bersedih setiap menceritakan masalah nya

"Bi... Bi inah" panggil Zami

Bi inah adalah pembantu di rumah Zami yang Zami tinggali selama di Jogja,  di rumah itu Zami tinggal bersama pak Amin dan juga bi Inah,  Zami sudah menganggap mereka seperti orang tuanya sendiri karena zami jauh dari orang tuanya dan ia juga jarang pulang ke Bandung karena pekerjaan nya di sini terlalu memakan banyak waktu hingga ia jarang mengunjungi orang tuanya

"Iya den,  aden manggil bibi? " tanya bi Inah dan kening bi Inah berkerut melihat ada perempuan berhijab duduk di samping Zami masalah nya baru kali ini Zami membawa perempuan ke rumah ini.

"Bibi jangan menatap nya aneh begitu,  dia adik sepupuku dari Bandung,  namanya Alya,  Alya kenalin ini bi Inah" kata zami tersenyum

"Alya bi" kata Alya mengulurkan tangan nya

"Bi Inah" kata bi inah menyambut uluran tangan alya dan tersenyum,

"Bibi pikir.. " kata bi inah terpotong zami

"Bibi pikir ini pacar Zami?"

Bi inah hanya tersenyum

"Ya sudah bi Zami minta tolong sama bibi tolong bawa Alya ke kamarnya ya,  dan nanti biar pak amin yang bawa barang barang Alya ke kamarnya" kata Zami

"Iya den,  ayo non kita ke kamar, non harus istirahat" kata bi Inah merangkul Alya untuk pergi ke kamarnya,  Alya pun berdiri dan beranjak tapi ia berhenti dan menoleh ke kakak sepupunya itu

"Kak zami.. " panggil Alya kepada Zami yang mau merebahkan badan nya di sofa

"Iya al apa ada lagi yang kamu butuhkan?"  Tanya Zami

He's From The FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang