Chapter 22

9K 213 1
                                    

"Bagus kalo kamu ngaku, itu semakin meyakinkan aku bahwa semua yang aku curigai itu bener" kata Irfan tersenyum sinis

"Maksud kamu apa? " tanya Alya bingung

Irfan tak menjawab ia hanya nelempar amplop berwarna coklat kepada Alya

"Apa ini" tanya Alya

"Bukti perselingkuhan kamu!! " kata Irfan

"Maksud kamu.. " kata Alya sambil membuka isi amplop itu

Alya kaget menutup mulutnya dengan tangan saat melihat isi amplop tersebut..

"Jangan pura pura kaget!! " sindir Irfan

"Tapi ini bukan aku Irfan kamu harus percaya sama aku" kata Alya meneteskan air mata

"Kalo itu bukan kamu lantas bayi siapa yang sedang kamu kandung itu hah dan siapa yang ada di foto ini" jawab Irfan emosi

"Ini bayi kamu Irfan, aku bersumpah itu bukan aku Irfan aku mohon percaya sama aku hiks hiks" kata Alya menangis dan terduduk di lantai

"Bayi aku kamu bilang hah, aku hanya sekali melakukan nya mana mungkin bisa langsung jadi, meskipun aku mabuk malam itu tapi aku ingat semuanya Alya" tegas Irfan

"Hiks hiks tapi itu benar benar bukan aku irfan " kata Alya

"Sudahlah jangan mengelak lagi, semua ini sudah menjelaskan semuanya dan aku sangat kecewa sama kamu al" kata Irfan melangkah pergi

Irfan berbalik "Oh iya satu lagi aku tidak akan pernah mau mengakui bayi yang ada dalam kandungan kamu itu sebagai darah daging aku sendiri aku tidak sudi, kamu ingat itu" Irfan keluar neninggalkan Alya

"Hiks hiks hiks tapi ini anak kamu Irfan bukan anak orang lain hiks hiks " kata Alya semakin terisak

Ya allah cobaan apalagi yang ada dalam rumah tangga hamba sekarang batin Alya

Pukul 23.45

"Ya allah Irfan kamu kemana kenapa belum pulang" kata Alya khawatir, Alya sudah beberapa kali menelpon Irfan tapi tetap tidak ada jawaban

Keesokan harinya...

"Astagfirulloh aku ketiduran di sini" Alya teringat irfan lagi

"Oh iya Irfan apa dia belum pulang" Alya pergi ke kamarnya ternyata di sana sudah ada Irfan yang sedang tertidur

"Aku lega kalo kamu udah pulang" kata Alya tersenyum dan menghampiri Irfan

"Irfan ini udah jam 5 kamu bangun" kata Alya membangunkan Irfan hendak menyentuhnya tetapi terhenti karena perkataan Irfan

"Jangan sentuh aku, aku tidak sudi di sentuh perempuan kotor seperti kamu" kata Irfan dingin sambil pergi ke kamar mandi

"Apa aku sehina itu dimata kamu Irfan" kata Alya pelan

.
.
.

Di meja makan Alya sudah menyiapkan makan pagi untuk Irfan dan Irfan keluar kamar dengan pakaian kantor yang rapih

"Irfan kamu makan dulu" kata Alya perhatian

"Aku ngga lapar" jawab Irfan dingin

"Seengga nya kamu makan dulu sebelum berangkat kerja" kata Alya lagi

"Aku bilang aku ngga lapar dan aku ngga mau makan masakan perempuan hina kaya kamu" kata Irfan

"Astagfiruloh Irfan jaga bicara kamu! " kata Alya keras

"Kenapa? Kamu ngerasa hah? " ejek Irfan

"Kamu kelewatan Irfan" kata Alya

"Ini bukan kelewatan tapi ini kenyataan " kata Irfan sinis

He's From The FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang