Chapter 19

8.8K 202 2
                                    

Keesokan harinya Alya terbangun, sepertia biasa ia melaksanakan kegiatannya seperti sholat tahajud, tadarusan dan setelah itu menyiapkan sarapan untuk suaminya

Setelah selesai memasak Alya menyiapkan pakaian yang akan di kenakan suaminya ke kantor, meskipun Alya terlihat tidak mencintai suaminya tapi ia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri

Tak lama Irfan keluar kamar dengan pakaian rapih dan duduk di meja makan di ikuti oleh Alya yang mengambilkan nasi goreng ke piring Irfan dan juga memberikan air putihnya, lalu Alya duduk di depan Irfan sambil sarapan

"Irfan.." panggil Alya

"Iya" sahut Irfan menatap Alya

"Kemaren malem kan kamu bilang mau jelasin yang semalem tapi besok lagi" kata Alya

"Iya, terus?" tanya Irfan

"Aku mau kamu jelasinnya sekarang!" kata Alya

Irfan tersenyum "kalo kamu mau tau tentang itu, kamu ikut aku ke kantor hari ini gimana?" kata Irfan

"Kenapa harus di kantor? Emang ngga bisa di sini aja" kata Alya

"Kalo mau lebih jelas ya di kantor" kata Irfan sambil minum air putih nya

"Hhhmmmm yaudah kamu tunggu sebentar, aku ganti baju dulu, ngga akan lama kok" kata Alya beranjak ke kamar

"Tungguuuiinnn...." teriak Alya

.
.
.

Kini Alya dan Irfan sudah dalam perjalan an menuju kantor

"Kenapa harus di kantor sih fan?" kata Alya

"Nanti kamu juga bakal tau" kata Irfan cuek

Tak lama Irfan dan Alya sampai dan masuk ke ruangan Irfan, Alya duduk di sofa dan Irfan duduk di kursi kebesarannya

"Bisa jelasin sekarang?" tanya Alya

"Tunggu bentar lagi" jawab Irfan

"Nunggu apaan sih, lagian kamu juga ngga ada kerjaan jadi bisa kali jelasinnya sekarang" kata Alya sambil duduk di kursi depan Irfan

Tok tok tok

"Masuk" kata Irfan

"Tuh kan jadi keburu ada tamu, lama lagi jelasinnya" gerutu Alya dan hanya di balas senyuman

"Maaf bro lama" kata Alrisya yang berjalan menuju Irfan dan Alya di belakangnya ada seorang laki laki yang masih memakai seragam SMA

Alya menoleh dan melongo melihat siapa yang datang

"Ah akhirnya kalian datang juga, Alya udah nungguin kalian dari tadi" kata Irfan

"Aku?" kata Alya menunjuk dirinya

"Iya kamu, yaudah yuk kita duduk di sofa aja, biar lebih enak ngobrolnya" ajak Irfan

Risya, Irfan dan Wisal sudah duduk di sofa tapi Alya masih duduk di kursi tadi

"Alya ayo duduk sini" kata Irfan menepuk sofa kosong di samping nya

"Maksud kamu apa sih, kenapa ada orang itu di sini?" kata Alya sambil menunjuk Wisal dan mulai marah, sebenarnya Alya bukan marah sama Wisal tapi alya takut kalo ngeliat Wisal ia takut kembali merasakan sakit

"Aku ngga bisa jelasin, mungkin kalo Wisal yang jelasin masalah ini akan lebih jelas" kata Irfan lembut agar Alya mau mendengarkan nya

Alya masih duduk di kursinya dan menatap tajam ke arah mereka bertiga

Risya menghampiri Alya yang mulai marah, Risya memegang pundak Alya

"Aku emang ngga pantes ada disini dan bilang kaya gini ke kamu, tapi kamu harus dengerin dulu penjelasan Wisal, karena ini demi kebaikan kamu" kata Risya lembut

"Kebaikan apa hah? Dia itu orang yang udah bikin aku sakit hati" kata Alya sinis

"Oke mungkin itu salah dia, tapi kamu harus dengerin dulu penjelasan dia" kata Risya

Dan Wisal menghampiri Alya dan Risya, Wisal terduduk di hadapan alya dan memegang tangan Alya

"Lepasin" refleks Alya menghempaskan tangan Wisal

"Alya, aku mohon maafin aku, aku tau aku dulu salah sama kamu, mutusin kamu di saat kamu dan aku saling sayang" kata Wisal menyesal

"Saling sayang? Mungkin cuman aku yang dulu sayang sama kamu dan kamu ngga, kalo kamu sayang sama aku ngga mungkin dulu kamu nyuruh aku kaya gitu" kata Alya sambil menitikan air matanya

"Iya aku yang salah, tapi sekarang aku sadar, aku takut Rifa berbuat jahat sama hubungan kamu dan kak Irfan" kata Wisal

"Takut? Apa aku ngga salah denger? Bukan nya dulu kamu yang mau aku balikan sama dia hah" kata Alya sinis

"Iya tapi itu dulu waktu aku belum tau kalo Rifa itu bukan cinta sama kamu tapi dia cuman terobsesi aja sama kamu, waktu itu........" Wisal menceritakan semua yang ia dengar saat Rifa menelpon seseorang di rumah teguh

"Bukan nya itu bagus dengan begitu aku bakal balik lagi sama dia, itu kan yang kamu mau?" kata Alya lebih sinis

"Alya cukup!!!" bentak Irfan

"Kamu ngebentak aku? Dan belain dia" suara Alya meninggi

"Jaga bicara kamu Alya, Wisal itu cuman mau bantu dan ngejaga kamu dari perbuatannya Rifa" kata Irfan masih dengan nada tinggi

"Ngebantu apa? Ngebantu aku buat inget masa masa dimana aku terpuruk karena dia" kata Alya tak kalah tinggi

"Alya aku bilang cukup jangan salahin Wisal lagi" kata Irfan penuh amarah

"Kamu ngga tau bagaimana susahnya aku dulu kamu ngga akan ngerasain itu, jadi kamu yang harus cukup dan ngga ngomong lagi" kata Alya lebih tinggi nada bicaranya

Plakkkk

"IRFAN!!!" teriak Wisal dan Risya

"Hiks kamu nampar aku lagi, ini kedua kalinya kamu nampar aku hiks, aku pikir kamu udah berubah sama aku" kata Alya sambil menangis keluar meninggalkan ketiga laki laki itu dan menutup pintu dengan kasar

Bluugg

"Arrrggh" teriak Irfan frustasi mengacak rambutnya

"Harus nya kak Irfan ngga kaya gitu ke Alya" kata Wisal masih terduduk

"Kalo ngga kaya gitu Alya bakal terus ngomong yang ngga ngga" kata Irfan

"Iya tapi bukan kaya gitu carannya, gue tau Alya, dia bukan orang yang akan tahan di kasarin, harusnya loe bisa tahan emosi loe tadi dan nasehati Alya dengan lembut bukan dengan cara nampar dia" nasehat Risya sambil menepuk pundak sepupunya itu

"Loe ngga ngejar Alya kak" tanya Wisal

"Dia bakal balik ke apartemen kok" jawab Irfan parau

"Kalo dia ngga balik gimana" kata Wisal takut karena ini juga kesalahannnya

"Loe tenang aja, dia bakal balik ke apartemen kok soalnya ngga mungkin dia balik ke rumah orang tuanya" kata Irfan

"Maafin gue, gara gara gue kalian jadi berantem kaya gini" kata Wisal ngerasa bersalah

"Loe ngga usah minta maaf, kita ngelakuin ini juga kan karena takut ada apa apa sama Alya" kata Irfan padahal dalam hatinya ia menyesal udah nampar dan bentak Alya

.
.
.
Irfan pulang dari kantor sore, apartemen terlihat sepi ngga ada orang

"Al, alya" panggil Irfan tapi ngga ada jawaban

Irfan masuk ke kamar nya tapi tidak ada Alya di sana lalu masuk ke kamar Alya di sana juga tidak ada Alya

Irfan mencari Alya di semua sudut rumah tapi tetap tidak ada, ia menghubungi Alya tapi sayang ponsel Alya mati

"Alya kamu kemana" gumam Irfan frustasi

Bersambung.....

Jangan lupa vote sama coment nya dong yayayaya..... Da kalian mah baik hehe

He's From The FastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang