Extra Chapter : Pasutri

637 30 7
                                    

Alya membuka matanya perlahan, matanya melirik ke arah sampingnya. Alya tersenyum, suaminya memang terlihat tampan berkali-kali lipat saat sedang tidur. Alya tersenyum jahil, lalu di ulurkan tangannya menyentuh setiap sudut wajah Adrian.

Tangannya mengusap rahang Adrian, kedua matanya, dan juga bibir tipisnya. Alya menelan ludah susah payah. Niat ingin menjahili suami, malah dia yang terpancing dengan kelakuannya sendiri.

"Berniat menggodaku, hm?" suara serak Adrian khas bangun tidur menyadarkan pikiran liar Alya. Adrian membuka matanya perlahan dan menatap istrinya itu lembut.

"Kenapa berhenti? Aku sangat suka dengan kegiatanmu tadi, honey" goda Adrian. Alya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Wajahnya bersembu merah, Adrian bisa saja menggodanya disaat yang tidak tepat.

Adrian mendekatkan wajahnya pada Alya. Lalu tangannya menyentuh tangan istrinya dan menariknya, agar wajah cantik Alya terlihat. Adrian menyeringai jail.

"Kenapa wajahmu di tutupi? Wajahmu cantik, sayang untuk dilewatkan" Adrian mengelus pipi Alya lembut. Alya tertegun saat merasakan tangan Adrian menyentuh kulitnya, tetapi ia cepat sadar dan segera mencubiti perut Adrian.

"Awh, hei! Cukup, ini sakit tau" Adrian meringis seraya mengusap perutnya yang dicubit Alya tadi. Alya menjulurkan lidahnya, mencoba menantang Adrian.

"Siapa suruh kau menggoda aku terus? Kau tau, itu sangat menjijikan" Alya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sebenarnya itu semua bohong. Jujur saja, Alya sangat menyukai saat Adrian menggodanya tadi. Siapa yang tidak suka di goda oleh suami macam Adrian. Rasanya bagai beribu macam kupu-kupu keluar dari dalam perutnya.

Adrian menaikkan sebelah alisnya. "Benarkah itu, honey? Kalau begitu bagaimana dengan ini?" Adrian mencium kedua pipi Alya cepat.

Tubuh Alya membeku, walaupun sekarang mereka telah menikah, tetapi tetap saja setiap Adrian melakukan hal intim padanya, Alya selalu gugup saat itu juga. Alya rasa dirinya seperti kembali lagi saat dia dan Adrian pacaran dulu.

"Bagaimana? Kau terkejut?" Adrian menyeringai. Alya menatap suaminya gugup.

"Ah, terkejut katamu? Kenapa harus?" elak Alya kekeuh. Adrian menggelengkan kepalanya pelan. Susah menghadapi kekerasan kepala yang Alya miliki.

Dengan gerakan yang gesit, Adrian membaringkan Alya dibawah tubuhnya. Kedua tangannya mengunci pergerakan tangan istrinya itu. Wajah Alya terlihat sangat gugup, Adrian tersenyum tipis melihatnya.

"Susah sekali ya untuk mengakui kalau kau juga sebenarnya menginginkan ini" Adrian mendekatkan wajahnya pada Alya dan mengecup dahi istrinya cukup lama. Alya bergerak gelisah di tempat, matanya menatap Adrian gugup.

"Kau mau apa, Adrian?" tanyanya gugup. Adrian membelai wajah Alya lembut, memberikan sensasi yang begitu nikmat bagi Alya. Adrian menghentikan kegiatannya, lalu mendekatkan wajahnya pada Alya semakin dekat.

"Kapan kau memanggil suamimu dengan honey, sweetheart? Atau mas? Papah atau aa juga boleh kok" ucap Adrian serak. Bulu kuduk Alya berdiri saat mendengar suaranya. Oh ayolah, apa Adrian bisa menghentikan ini semua?

"Tidak, Adrian. Aku akan memanggilmu dengan yang kau sebut tadi setelah kita punya anak" Alya membalas ucapan Adrian seraya mengusap rahang Adrian.

Sepertinya Alya memang sengaja memancing Adrian. Istriku sudah berani memancingku rupanya, kalau begini aku tidak bisa menahannya lagi, batin Adrian menggeram.

"Kalau begitu, gimana kalau kita buat saja sekarang? Biar kau bisa memanggil ku dari salah satu yang tadi aku sebut" Adrian menyeringai, kemudian yang ia lakukan adalah menciumi setiap sudut wajah Alya dengan rakus. Dan pagi itu mereka habiskan kegiatannya di kamar mereka.

Could It Be Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now