Chapter 22 - Is This Real?

395 18 3
                                    

Yang di mulmed itu outfit nya Alya sama Adrian ya 😄

Anggap aja topi sama kacamata yang foto di atas gaada 😂

Happy reading guys...

***

Alya sedang membantu Anna membuat cupcake di dapur. Wajahnya penuh dengan tepung dan juga rambutnya yang diikat sudah berantakan.

Anna tersenyum kecil melihatnya. Ia sangat senang menghabiskan waktu dengan putrinya yang sudah terpisah sangat lama.

"Mama kenapa senyum-senyum begitu? Aku pasti jelek banget ya?" ucap Alya cemberut. Anna terkekeh geli mendengarnya.

"Enggak kok sayang, kamu cantik, sangat cantik. Cuman ya itu karena ada tepung di wajah kamu, jadi sedikit..." goda Anna. Alya memberengut kesal.

"Aah Mama..." ucap Alya merajuk. Anna tertawa melihat tingkah Alya seperti anak kecil. Lalu ia dan Alya melanjutkan membuat cupcakenya.

Terjadi keheningan di dapur, karena Alya maupun Anna sama-sama sedang serius membuat adonan cupcakenya.

"Ma, apa setiap hari Mama selalu sendirian seperti ini dirumah?" tanya Alya. Anna menoleh pada Alya dan tersenyum kecil menanggapinya.

"Iya sayang, memangnya kenapa?" tanya Anna balik. Alya menatap ke atas sambil berpikir.

"Apa Mama tidak merasa kesepian?" tanya Alya lagi. Anna tersenyum tipis. Lalu ia membelai rambut Alya lembut.

"Sering Mama merasakan hal seperti itu. Tapi Mama mencoba mengerti karena Papamu, kakakmu dan juga Saabira sedang mencari nafkah untuk keluarga. Jadi mana mungkin Mama melarang mereka bertiga?" jawab Anna. Alya menganggukan kepalanya mengerti.

"Tapi kan Papa sudah cukup tua untuk tetap bekerja di usianya sekarang. Kenapa tidak digantikan oleh kak Jo saja?" tanya Alya lagi dan lagi. Dengan sabar Anna menjawab pertanyaan putrinya itu satu persatu.

"Entah, Mama juga tidak tau dengan jalan pikiran Papamu. Mungkin dia masih belum percaya betul perusahaannya di pegang oleh Jo. Karena Mama tau perasaan Papamu pada perusahaannya itu. Ia membangun perusahannya sampai sesukses sekarang itu dari nol, dan Mama ikut merasakannya saat itu. Mungkin itu yang menjadi alasan sampai sekarang Papamu masih tetap bekerja" jelas Anna panjang lebar. Alya hanya ber-o ria mendengarnya.

Anna menoleh pada Alya. "Oh ya sayang, kemarin saat kita mengunjungi rumah Ibu angkatmu entah kenapa saat Mama pertama kali bertemu dengannya, Mama langsung menyukainya. Pribadinya sangat lembut" puji Anna tulus.

Alya tersnyum senang mendengarnya. Andaikan Ibunya disini bersamanya sekarang, pasti beliau juga akan sangat senang. Tapi sayangnya saat Anna menawarkan Ibu Alya untuk tinggal bersamanya dan Alya, dia menolak. Dengan alasan ia tidak mau meninggalkan satu-satunya kenangan bersama mendiang suaminya.

Alya hanya bisa pasrah menerima keputusan Ibunya itu. Ia tau pasti Ibunya akan sangat kesepian disana, melihat sekarang Ibunya hanya tinggal seorang diri dirumahnya karena Alya sudah pindah kerumah keluarga kandungnya.

Jadi Alya putuskan untuk 2 minggu sekali menginap disana beberapa hari, dan juga tak lupa membantu Ibunya di pasar.

Walaupun sekarang Alya telah menjadi orang terpandang, tetapi di dalam hatinya ia sangat merindukan pekerjaannya di restaurant, menjual sayuran dipasar, dan masih banyak lagi.

"Ibu memang seorang yang lembut dan penyayang. Ia juga selalu rendah hati pada siapapun, jadi beliau mengajarkan sikap-sikap seperti itu padaku" ucap Alya mengenang jasa-jasa ibunya. Anna tersenyum manis mendengarnya.

Could It Be Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now