Chapter 26 - Confused

357 16 2
                                    

"Aku pulang!" teriak Saabira memenuhi setiap sudut rumah. Anna menampakkan dirinya dari balik dapur, "Oh sudah pulang sayang?" ucap Anna sambil menghampiri kedua putrinya. Saabira segera berlari memeluk Anna erat.

"Udah Ma. Mama tau nggak? Tadi di mall sedang ada diskon besar-besaran. Aku seneng banget, terus aku juga beliin baju yang banyak buat Mama" ucap Saabira antusias. Anna tersenyum manis pada Saabira.

"Wah benarkah? Terimakasih putri Mama yang cantik" ucap Anna lembut sambil mengelus rambut Saabira sayang. Saabira tersenyum senang mendapat perlakuan lembut dari Anna.

"Sama-sama, Ma. Oh iya, dimana kak Jo sama Papa?" tanya Saabira sambil matanya mengedari seluruh penjuru rumah mencari kedua lelaki tersebut.

"Jo lagi di kamarnya, mungkin dia lagi tidur. Kalau Papa lagi ada di ruang kerjanya, Mama juga nggak tau deh Papa lagi kerjain apa lagi" ucap Anna. Saabira mengangguk mengerti.

"Kalau gitu aku mau ke atas dulu, Ma. Mau kasih baju buat kak Jo dan Papa yang aku beli tadi" ucap Saabira beranjak menuju lantai dua. Kini tatapan Anna beralih pada Alya.

Anna mengernyit bingung melihat wajah murung Alya. Lalu Anna menghampiri Alya dan mengelus pundaknya lembut.

"Sayang, kamu kenapa? Nggak enak badan?" tanya Anna lembut. Alya menatap Anna sendu.

Alya menggeleng lemah, "Aku nggak apa-apa kok Ma" ucap Alya tersenyum kecil. Anna menatap Alya tidak percaya.

"Bener kamu nggak kenapa-kenapa? Kok Mama rasa kamu lagi sembunyiin sesuatu dari Mama deh" ucap Anna curiga. Tubuh Alya menengang. Lidah nya kelu, seakan pertanyaan Anna adalah hal yang paling di hindarinya untuk saat ini.

"Enggak kok, Ma, Sabrina nggak nyembunyiin apa-apa dari Mama. Sabrina baik-baik aja" ucap Alya setenang mungkin. Mata Anna menyipit, ia masih belum merasa puas dengan jawaban yang di berikan oleh Alya.

"Kalau gitu Sabrina ijin ke kamar dulu ya, Ma" ucap Alya menaiki anak tangga dengan cepat.

"Hal apa yang membuat kamu nggak mau menceritakannya pada Mama, Sabrina?" tanya Anna seraya menatap punggung Alya yang menjauh. Anna menghela napas berat, lalu ia memutuskan untuk kembali ke dapur.

Di kamarnya, Alya terlihat sangat kacau. Ia berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis, karena itu akan membuat semua keluarganya curiga dan menanyakan segala hal padanya.

Lalu sebuah pikiran muncul di benaknya. Entah mengapa saat ini Alya rasa ia membutuhkan Ibunya. Rasanya Alya ingin berkeluh kesah kepadanya.

Alya memutuskan membenarkan sedikit pakaiannya dan juga riasannya. Ia ingin terlihat normal di depan keluarganya. Lalu ia menuruni anak tangga dengan cepat. Disana terlihat sosok Anna sedang menelpon seseorang di ruang keluarga.

Anna menengok pada Alya dan menatapnya bingung. "Lho Sabrina, kamu mau kemana sayang?" tanya Anna sambil menjauhkan telponnya. Alya menatap Anna sedikit terkejut.

"Aku mau ke rumah Nia dulu, Ma. Udah lama aku nggak ketemuan sama dia" ucap Alya setenang mungkin. Anna menganggukan kepalanya mengerti.

"Oh baiklah, hati-hati di jalan ya sayang" ucap Anna tampak tidak curiga, lalu Anna melanjutkan telponnya kembali. Alya memutuskan beranjak pergi meninggalkan rumahnya.

***

Di lain tempat, terlihat Ibu sedang membersihkan rumahnya. Menyapu lantai, mengepel, mencuci piring, dan sebagainya. Ibu menghela napas berat. Betapa ia merindukan kehadiran Alya di rumah ini.

Tawanya, suranya, tingkah lakunya, semuanya yang ada dalam diri Alya ia sangat rindu. Ia tau sekarang Alya bukanlah hak nya lagi, tapi salahkah jika ia merindukan putrinya? Seorang putri yang sudah ia besarkan dengan jerih payahnya sendiri.

Could It Be Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang