Chapter 14 - Proposal

473 21 0
                                    

Hellow~ ^^

Pasti pada bingung ya kenapa malem ini author publish chapter 14? :v

Jadi begini, author itu lagi merayakan... 1,7k viewers !! Yahooo~ -_-

Lebay sih emang, cuma gak tau kenapa seneng aja gitu udah dibaca ribuan orang ;3

Jadi bisa dibilang ini special buat kalian semua pembaca cerita Could It Be Love ♥

Cukup curhatnya ya ^^

Happy Reading~

***

Alya beranjak menuju dapur dan membuka kulkas melihat isinya. Alya berdecak ketika melihat isi kulkas Adrian.

Ketika Adrian turun dari kamarnya, ia menghampiri Alya yang sedang memasak di dapurnya.

Ah... inikah pemandangan ketika seorang istri sedang membuat sarapan untuk suaminya? batin Adrian hangat. Seketika pria itu menggelengkan kepalanya cepat menghapus bayangannya itu.

Lalu Adrian duduk di meja makan sambil memperhatikan Alya yang memakai celemek sedang memasak.

Ketika selesai memasak, Alya menaruh masakannya itu di meja makan. Lalu ia mengambil nasi untuk Adrian dan menaruh omeletnya juga.

Adrian yang melihat gerak-gerik Alya sangat awkward, karena mereka sekarang terlihat seperti sepasang suami istri. Adrian membayangkannya sambil tersenyum sendiri.

Alya yang melihat Adrian tengah tersenyum sendiri segera mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Adrian.

"Hey, kenapa melamun? Cepat makan nanti keburu dingin" ucap Alya sambil meminum air putih.

Adrian tersentak mendengar ucapan Alya. Dengan cepat ia menyantap masakan Alya.

Adrian makan dengan lahap sarapannya dan itu tak luput dari pandangan Alya. Gadis itu terkekeh geli melihat wajah Adrian yang sangat lucu ketika sedang makan.

Adrian yang merasa di tertawakan segera menoleh pada Alya. "Apa yang sedang kau tertawakan? Apa ada yang lucu?" tanya Adrian menatap wajah cantik Alya. Alya menggeleng kecil.

"Emm... tidak ada," jawab Alya sambil tersenyum. Adrian mencibir Alya lalu melanjutkan kembali sarapannya.

"Apa kau tidak pernah memasak sendiri di rumah? Aku lihat di dalam kulkas mu hanya ada masakan cepat saji saja" ucap Alya sambil memainkan pinggiran gelasnya. Adrian mengedikan bahunya acuh.

"Aku terlalu sibuk untuk memasak sendiri. Bahkan tak jarang aku tidak pulang ke apartement dan menginap di kantorku" ucap Adrian. Alya menghela napasnya lelah.

"Mulai sekarang kau berikan aku uang untuk belanja, biar nanti aku yang memasak untukmu. Kau tau, masakan cepat saji itu tidak sehat, yang ada nanti kau malah sakit" lanjut Alya seperti seorang kekasih yang sedang menasehati.

Adrian tertegun mendengar nasehat Alya. Hatinya menghangat ketika secara tidak langsung Alya menghawatirkan keadaannya.

Ah untuk hari ini saja ia ingin bersama Alya terus. Ia sangat senang berada di dekat gadis itu.

"Baiklah istriku sayang, besok aku akan memberimu uang untuk belanja" ucap Adrian tidak sengaja mengucapkan kata 'istri' pada Alya. Alya yang mendengar Adrian memanggilnya 'istriku' terlihat sangat gugup.

Jantungnya berdetak tidak karuan dan wajahnya menimbulkan semburat merah.

Oh ayolah jantung, kau tidak boleh berdetak secepat ini. Ingat! kau hanya suka pada Fabian, bukan pria menyebalkan ini, batin Alya sambil menggelengkan kepalanya.

Could It Be Love [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang