Chapter 15 - Rival

457 20 3
                                    

Alya termenung mengingat kejadian tadi pagi di apartement Adrian. Entah kenapa ia merasa nyaman saat Adrian memeluknya dan mencium dahinya lembut.

Ah kalau mengingat itu Alya jadi malu sendiri. Saat Alya tengah asyik melamun, tiba-tiba lengannya di tarik paksa oleh Fabian.

Sontak Alya meronta minta di lepaskan, lengannya sudah memerah akibat genggaman Fabian yang sangat erat.

Alya hanya bisa pasrah saat lengannya di seret Fabian entah menuju kemana. Ternyata Fabian mengajak Alya ke taman kota.

Alya kesal, kalau dari awal tujuan Fabian mengajaknya ke taman kota, kenapa ia harus menarik tangannya dengan paksa? Huh itu sangat menyebalkan!

Fabian berbalik menatap Alya yang sedari tadi cemberut kesal. Fabian yang melihat ekspresi lucu Alya hanya terkekeh geli. Sedangkan orang yang sedang di tertawakan makin kesal di buatnya.

"Hei, jangan cemberut terus, Al. Kau tau, kalau kau sedang cemberut wajahmu terlihat sangat jelek" goda Fabian pada Alya. Alya melotot garang pada Fabian lalu memukul-mukul lengan Fabian kencang.

"Aw! Hei! berhenti, sakit tau" Fabian meringis akibat pukulan bertubi-tubi dari Alya.

Dengan cekatan Fabian memegang kedua tangan Alya dan memeluk pinggangnya erat yang otomatis membuat tubuh Alya menempel pada tubuh Fabian.

Fabian tersenyum kecil saat melihat dari dekat wajah gugup Alya. Karena posisi mereka saat ini cukup membuat orang banyak memandang mereka dengan tatapan, 'Oh remaja jaman sekarang tidak tau malu ' atau 'Dasar, kalau ingin bermesraan jangan di tempat umum'.

Tapi itu semua bagaikan angin lalu oleh Fabian, tetapi tidak dengan Alya. Alya sangat risih dengan posisi mereka saat ini, apalagi tatapan orang-orang yang sedang melihat mereka. Itu membuat Alya malu sekaligus kesal.

"Fabian, bisakah kau lepaskan tanganmu?" bisik Alya sambil berusaha melepaskan tangan Fabian.

Tapi bukannya melonggarkan genggamannya, Fabian justru makin mengeratkan genggamannya pada tangan Alya.

"Tidak, Al aku tidak akan melepaskannya, sebelum..." tiba-tiba Fabian menghentikan perkataannya yang membuat Alya penasaran.

"Sebelum apa? Cepat beritahu aku" bisik Alya kesal. Fabian menyeringai pada Alya.

"Sebelum ka-" belum sempat Fabian melanjutkannya, wajahnya di pukul oleh seseorang. Ia tersungkur ke jalan dan meringis pelan sambil mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah.

Alya tersentak begitu wajah Fabian di pukul dengan keras oleh seseorang.

Seketika Alya mengahadap ke arah pria itu, betapa terkejutnya ternyata pelakunya adalah Adrian yang memukul wajah Fabian dengan keras.

"Jauhkan tangan kotormu dari dia, brengsek!" ucap Adrian marah. Adrian menatap wajah Alya marah, ia sangat kesal begitu mendapati Alya dengan Fabian sedang bermesraan di taman kota apalagi menjadi tontonan gratis orang-orang disana.

Alya terkejut bukan main. Bagaimana bisa pria yang membuatnya menjadi tidak bisa fokus ada di tempat ini?

Sebelum kejadian tadi, Adrian sedang menemui klien nya di café dekat restaurant Nia. Saat Adrian menatap keluar jendela, ia melihat Fabian tengah menarik lengan Alya pergi entah kemana.

Seketika Adrian mengepalkan tangannya marah sampai klien dan pak Ahmad pun bingung dibuatnya.

"Ekhm... maaf pak Adrian, apakah rapat ini masih ingin di lanjutkan?" ucap pak Ahmad sopan. Sontak Adrian menatap pak Ahmad dengan ekspresi marah, tetapi baru di sadarinya kalau sekarang ia tidak sendiri, melainkan bersama klien dan kolega bisnisnya.

Could It Be Love [COMPLETE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat