Chapter 2 - Adrian Thomas Darmawan

810 40 0
                                    

Yang di mulmed di atas itu tokoh si Adrian yaa^^

Dan anggep aja kaos putih itu kemeja yaa 😂

Ok happy reading...

***
Bunyi alarm menggema di kamar sebuah apartement.

Pria itu mengerjap mendengar bunyi alarm dan beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Setelah selesai dengan kegiatannya, pria itu membuka lemarinya yang besar dan mengambil setelan jas berwarna biru tua dengan kemeja berwarna putih.

Sesaat dia menghela nafas melihat pantulan dirinya di kaca. Entah apa yang dia pikirkan saat itu.

Setelah selesai memakai baju kantornya, pria itu langsung menuju meja makan dan mengambil beberapa roti dan mengolesnya dengan selai coklat dan kacang.

Dia hidup sendiri di apartement mewahnya ini.

Terkadang dia juga merasa kesepian hanya tinggal seorang diri di apartement ini.

Dia masih mempunyai keluarga yang lengkap, yaitu Mama, Papa dan satu kakak laki-laki.

Kakak laki-laki nya itu mempunyai perusahaan sendiri yang dia bangun dari nol tanpa bantuan dari Papa ataupun orang lain.

Sedangkan dia sekarang bisa menjadi direktur utama karena mewarisi perusahaan Papanya.

Errr bisa dibilang dia sedikit suka menjadi direktur dan sedikit lagi tidak suka.

Dia memilih hidup sendiri karena dia tidak ingin menjadi 'nyamuk' di rumah orangtuanya.
Entah kenapa sejak dulu ia merasa kalau kakaknya yang paling di sayang oleh kedua orangtuanya, sedangkan ia tidak.
Karena itulah dia memilih pergi dari rumah dan memilih hidup sendiri di apartement.

Bunyi dering telpon membuyarkan lamunan pria itu.

"Assalamualaikum, halo ada apa Ma?"

'Wa'alaikum salam Adrian, maaf Mama ganggu kamu pagi-pagi. Nanti sore kan mau ada acara kecil di rumah, Mama mau minta tolong boleh?'

Pria yang di panggil Adrian itu menghela nafas sejenak,

"Boleh Ma. Mama mau minta tolong apa?"

'Oh Adrian kamu memang bisa di andalkan. Mama minta tolong kamu beli buah-buahan dan sayuran segar di pasar ya, itu buat teman lama Mama. Kebetulan anaknya punya restaurant, jadi Mama mau kasih sedikit buah tangan buat dia'  jelas Mama panjang lebar.

"Tapi kenapa Mama nggak suruh mas Yoyok aja yang beli? Mama kan tau aku sebentar lagi mau ada meeting di kantor"

'Nah itu masalahnya Adrian sayang. Hari ini mas Yoyok lagi pulang kampung, ibunya sakit jadi Mama minta tolongnya ke kamu'

"Baiklah Ma. Adrian nanti pergi ke pasar cari pesanan Mama. Yaudah Ma Adrian sekarang mau berangkat, Assalamualaikum" ucap Adrian lesu.

'Wa'alaikum salam sayang, hati-hati di jalan ya'  tutup Mama di telpon.

Huftt kerjaan lagi... Nggak cukup apa udah kerjaan di kantor menumpuk sekarang di tambah permintaan Mama nya yang aneh.

Kadang Adrian sering berfikir, kenapa hidupnya sangat tidak tenang? Ckckck, menyedihkan.

***
Sesampainya di pasar Adrian di temani oleh sekretarisnya pak Ahmad mencari buah-buahan dan sayuran segar pesanan Mama nya tadi.

Dia menoleh ke kanan-kiri mencari-cari pedagang buah dan sayuran yang bagus.

Adrian berjalan sambil sesekali mengobrol dengan pak Ahmad tentang jadwal untuk hari ini.

Tetapi baru saja ia menemukan toko yang menjual sayuran segar tiba-tiba ia di tabrak oleh seorang gadis yang sedang membawa sayuran di tangannya.
Dari cara dia berpakaian sepertinya dia penjual dari toko sayuran ini.

Hanya memakai tanktop dilapisi kemejanya yang kebesaran dengan skinny jeans nya dan sneakers yang sudah sedikit butut serta rambutnya yg berantakan.

Tapi Adrian terlewatkan satu hal bahwa wajah gadis ini sangatlah cantik.

Kenyataannya dia tidak memakai makeup sama sekali tidak membuatnya sedekil penampilannya.

Kalau wajahnya di poles sedikit pasti dia akan lebih cantik melebihi seorang dewi.

Seakan tersadar dari lamunannya, Adrian merutuki diri sendiri kenapa di saat seperti ini dia masih sempat-sempatnya memuji-muji seorang gadis? Itu bukan gaya Adrian sekali..

Adrian menangkap ekspresi ketakutan dan keterkejutan dari muka gadis itu saat menatap wajahnya.

Dan hal itu sukses membuat Adrian ingin tertawa sekencang-kencangnya.

Namun ia tahan, ia masih punya harga diri.

Setelah itu Adrian mendengar wanita itu mengucapkan kata maaf beberapa kali dengan gugup.

Ekspresi gadis itu pun tak luput dari pandangan Adrian.

Manis, satu kata yang mampu Adrian pikirkan saat ini.

Tapi dia tidak berani mengucapkannya di hadapannya langsung.

Tiba-tiba satu ide muncul, Adrian tiba-tiba berdehem dan marah-marah pada gadis itu.

Tenang saja, Adrian tidak benar-benar marah, Adrian hanya ingin 'bermain' sebentar dengan gadis itu.

Tentu saja ekspresi terkejut campur marah ada di raut muka gadis itu.

Adrian terkekeh geli melihatnya. Adrian bersumpah kalau sekarang gadis itu pasti sedang mengutuknya dan menyumpahinya di lubuk hatinya.

Tapi Adrian baru sadar ternyata perbuatannya ini mengalihkan semua orang yang ada di pasar.

Mereka saat ini menjadi tontonan gratis orang-orang. Adrian mendengus sembari tersenyum, ini menyebalkan sekaligus menyenangkan juga.

TBC

---------

Halooo kembali lagi bersama author abal-abal 😹

Setelah di revisi ulang chapter 2 pun UP! Oke aku ga mau cuap-cuap ga penting kayak chapter 1 kemarin -_-

Jadi aku cuma minta dua hal sama kalian yang tercintah...

Jangan lupa buat Vote + Comment nya yaaa 💘

Could It Be Love [COMPLETE]Where stories live. Discover now