44. Riding You Home

2.2K 186 4
                                    

16.10

Aldric: Nura

Nuragi: Ya?

Semenjak mereka makan berdua di taman sekolah kemarin, Aldric jadi mengirim-ngirim pesan lagi pada Nura. Entah, Aldric tak bisa menahan diri.

Aldric: Udh di rmh?

Nuragi: Belum

Aldric: Ngapain di sklh?

Nuragi: Nunggu Willo, katanya dia ada urusan osis bentar di sekolahnya

Shit, mau Willo apaan sih.

Aldric: Jgn kmn2!

Aldric menggeram kesal. 

16.13

Aldric: Heh, dmn lo

Aldric: WOI!

Aldric: Willo!

Aldric: BLS SKRG.

Aldric: ADEK!

Aldric: Jgn smp gue katain lo ya Wil krn gk bls.

15.16

Willo: Maaf bang, kenaoa?

Willo: Kenapa?*

Tanpa membalas pesan dari Willo terlebih dahulu, Aldric sudah mengendarai motornya sedaritadi. Ia tak akan memikirkan perasaan Willo jika ia menjemput Nura. Toh, Willo sebagai pacar Nura harusnya tau, jam pulang sekolah di sekolah Nura itu jam 3, bukan jam 4 atau selebihnya.

Cowok macam apa yang berani ninggalin ceweknya sendirian di sekolah nungguin dia sampe jemput?

Kalau Aldric menjadi Willo, pasti ia akan mengantarkan Nura pulang dulu baru meneruskan urusan OSIS-nya.

16.24

Aldric: Dmn?

16.27

Nuragi: Di kelas

Aldric: Kok br bls?

Nuragi: Ketiduran

Aldric: Keluar skrg

Nuragi: Ngapain? Emangnya Willo udh ada di depan?

Aldric: Kluar skrg jgn byk nanya.

Read.

Nura bangun dari duduknya dan menggendong tas ranselnya di punggung. Nura pasrah, ia akhirnya menuruti kemauan Aldric. Lagipula, Nura lelah menunggu Willo hampir selama 2 jam.

Karena sebenarnya menunggu itu melelahkan. Dan kadang, yang ditunggu selalu gak tau diri. Maunya selalu ditunggu tanpa mau menunggu balik.

"Eh, Aldric?" Nura mengernyitkan dahinya saat berdiri di hadapan Aldric.

"Naik," suruh Aldric.

"Loh? Aku dijemput sama Willo."

"Jangan banyak ngomong dan jangan banyak nanya. Tinggal naik."

"Iya iya," akhirnya Nura pasrah, lagi.

Selama di perjalanan, keduanya terdiam, sampai akhirnya Aldric memutuskan untuk bicara.

"Line si Willo, lo balik sama gue. Gue gak bisa kalau lo nunggu dia lama banget. Dulu aja gue buat lo nunggu cuma pas futsal doang, itu pun ada gue. Lah ini? Udah ninggalin sendiri, beda sekolah, jauh lagi."

"Gak apa-apa lah, dianya juga sibuk kok."

"Bukan masalah itu. Lo cewek Ra, dan sekolah itu gak selamanya aman. Kadang temen lo sendiri pun bisa iseng kalau lo cuma sendiri. Emang lo mau diapa-apain sama cowok-cowok?" Aldric menggelengkan kepalanya berkali-kali.

"Ya engga mau sih, tapi mau gimana lagi."

"Ya lagian nunggu di satpam juga bisa!" Nada bicara Aldric meninggi.

"Iya iya, maaf," Nura memelankan suaranya.

Aldric marah karena Aldric kesal dengan Willo yang meninggalkan Nura sendirian di sekolahnya. Dan pastinya, karena Aldric peduli dengan Nura. 

Aldric paling tidak bisa mengetahui Nura menunggu, sendirian, tanpa siapa-siapa. Bahaya.

"Makasih ya Al," ucap Nura sesaat setelah turun dari motor Aldric.

Aldric tidak membalas dan langsung mengendarai motornya pulang.



| | | | |


Tangerang, 19 Desember 2016


Started By LINEWhere stories live. Discover now