18. Promises And All The Words

3.7K 292 5
                                    

Lanjutan chapter 17.

Nura membuka matanya perlahan-lahan setelah seseorang menepuk pipinya pelan, orang itu tersenyum.

Nura masih memfokuskan penglihatannya, matanya masih enggan fokus ke arah orang itu. Saat sudah fokus, ia sontak terkejut. "Kak Aldric?"

Aldric tersenyum, "Hai."

"Kok? Kok bisa masuk?" Tanya Nura dengan suara khas orang bangun tidur.

"Bisa. Aku apa yang gak bisa buat kamu?" Aldric menyunggingkan senyum manisnya. "Bangun, ngga?"

Nura mengangguk, ia mengubah posisi tidurannya menjadi duduk. "Ngapain ke sini?" Tanyanya lagi dengan suara serak.

"Minta maaf."

"Untuk?"

"Untuk apa kek," canda Aldric.

"Ya gausah kalau gatau untuk apa," Nura memalingkan wajahnya.

Aldric terkekeh manis, "Nengok sini dulu," Aldric menarik dagu Nura agar Nura menatapnya. "Minta maaf karena tadi diem aja Lia nyium pipi aku," Aldric menatapnya dengan tatapan teduh.

"Gak usah," jawab Nura seadanya.

"Usah dong," goda Aldric. 

"Apa sih!" Nura kesal sendiri.

"Iya, iya. Jangan ngambek dulu," bujuk Aldric. "Maaf ya, sayang," ucapnya lembut, sangat lembut.

Nura menarik nafasnya lamat-lamat, lalu menghembuskannya dengan pelan. "Tapi kenapa?"

"Kenapa?" Aldric mengulang pertanyaan Nura.

"Kenapa dia masih ngejar kakak? Kalau dia sendiri yang berbuat kesalahan?" Nura gemas sendiri.

Aldric menggelengkan kepala seraya mengangkat kedua bahunya, tanda ia tak tahu dan tak mengerti. "Coba kamu tanya sama Lia."

Nura mendengus, "Ada-ada aja. Aku masih marah."

"Iyaudah, iya. Jangan marah," Aldric menggenggam kedua tangan Nura yang tergeletak bebas di atas selimutnya.

"Aku minta maaf ya, Ra," ucap Aldric lagi lebih lembut dari yang sebelumnya. "Aku janji gak akan diem kalau dia kayak gitu. Aku juga janji, bahkan, dia gak akan bisa nyentuh aku. Atau, kamu." Aldric menyunggingkan senyum.

Nura masih enggan tersenyum sampai Aldric harus menggodanya terlebih dahulu. Nura sampai tertawa. "Iya udah udah. Nura kan ceritanya masih ngambek. Iya, aku maafin. Tapi, janji harus ditepati loh."

"He-eh," Aldric mengangkat dan memamerkan kelingkingnya di hadapan Nura. Meminta Nura untuk melingkarkan kelingkingnya di kelingking milik Aldric dan melalukan janji kelingking.

Nura pun melingkarkan kelingkingnya di kelingking Aldric, mereka melakukan janji kelingking. "Nura cuma gak mau kehilangan kak Aldric," lirihnya.

"Aku juga," Aldric tersenyum manis.

| | | | |

22.17

Nuragi: Udah sampe belum?❤

Aldric: Udh nih. 😘

Nuragi: Tadi kok bisa masuk kamar aku? Ibu biasanya gak biarin cowok manapun masuk ke kamar aku. Gak boleh biasanya.

Aldric: Calon mantu, masa gk blh msk?😋

Nuragi: Aminin jangan?😛

Aldric: Amin.

Nuragi: Ngaminin sendirian aja. Ajak Nura dooong!

Aldric: Satu, dua, tiga.

Aldric: Amin.

Nuragi: Aamiin!

Aldric: Semangat bgt?

Nuragi: Biar terkabul😁

Aldric: Emgnya mau sm aku?

Nuragi: Mau banget!

Aldric: Klo aku gk mau?

Nuragi: 😞😞😞😞😞😞😞😞😞😞

Nuragi: Yaudah, Nuragi pergi.

Aldric: Jgn dong!

Aldric: Km hrs masakin aku pagi2 pas aku mau brgkt kerja nanti.

Nuragi: Aku pembantu dong?

Aldric: Dan pas km masak, aku peluk sm aku ciumin trs.

Nuragi: Ah, jadi melting😍😍😍

Nuragi: Mau dong dipeluk sama dicium kakak😚

Aldric: Udh mlm Ra. Jgn mancing.

Nuragi: Apasih? Aku kan lagi di rumah, lagi gak mancing kak.

Aldric: Bodo.

Nuragi: Amat😆

Aldric: Bobo.

Aldric: Mau ditemenin?

Nuragi: MAUUUU

Aldric is calling...

"Halo? Udah ya, sekarang tidur."

"Siap, kapten!"

"Ssut! Satu dua tiga, diem!"

Nura terkekeh tanpa suara dan mulai berpura-pura tidur.

"Nura?" Panggil Aldric. Memastikan bahwa Nura tertidur.

"Oke, udah tidur," Aldric salah, bahkan Nura belum memejamkan mata.

"Nuragi...," Nura jadi deg-degan sendiri. "Aku beruntung bisa dapetin kamu. Dari banyaknya laki-laki yang mau sama kamu, aku yang bisa dapetin kamu."

Harusnya aku yang bilang gitu, kak, batin Nura sambil tetap mendengarkan.

"Aku sayaaaang banget sama kamu. Aku gak tau, apa ini terlalu cepet atau gak. Tapi, aku udah jatuh sejatuh-jatuhnya sama kamu. Gak ada yang bisa bikin aku kayak gini, not even Lia. Dia gak bisa buat aku kayak kamu buat aku kayak gini. Weird, right? I think so."

Aldric terkekeh sebelum meneruskan kata-katanya, "Aneh. Satu kata yang mendeskripsikan aku setelah ngeliat kamu lewat di depan kelas aku pas aku lagi di depan kelas. Since that day, pengen rasanya duduk di depan kelas aku mulu biar ngeliat kamu. Kamu gak sadar apa? Tiap kamu lewat, aku ada di depan kelas aku mulu?

"You're a drug for me. Buat aku ketagihan. Buat aku pengen milikin kamu. Dan sekarang, aku berhasil. Makasih ya, sayang." Aldric tersenyum walau ia tau Nura tak bisa melihatnya.

"Curhatnya udahan ah, aku malu. Aku bobo juga ya, biar kita ketemu di mimpi. Love you."

Love you too, kak, balas Nura tanpa bersuara.



***


20 Sept 16

Started By LINEWhere stories live. Discover now