Chapter 18

149 10 0
                                    

'Krriinngg'

Bel jam istirahat pun berbunyi aku dan arcell melihat seisi kantin dan mencari seseorang yang sedari tadi kita cari, namun tidak ada pertanda bahwa jonathan berada dikantin. Akupun beradu pandang dengan arcell cukup lama aku dan arcell pun memiliki fikiran yang sama dimana jonathan sekarang berada tepatnya di 'rooftop' sekolah. Ketika aku sampai di rooftop sekolah terlihat seorang laki-laki berbadan tegap berisi dengan rambut acak-acakan sedang menunduk dan sepertinya dia menangis.

"Jooo.." panggilku kepada jonathan. Diapun menoleh dan terkejut mendapati aku dan arcell telah berdiri tepat disampingnya.

"Yang lo liat bukan sepenuhnya bener joo, gue udah coba hubungi loo tapi ponsel lo ga aktif dan arcell juga udah coba buat jemput lo kata satpam rumah lo lagi jalan sama temen cewek dan gue gatau itu siapa gue bukan gamaksud gamau ngajakin lo joo. Gu..guee udah berusaha hikss telepon loo hiksss" Ucapku akupun mulai terisak arcell yang tepat dibelakang ku pun hanya mengelus bahuku menenangkan.

"Bukannya lo pergi lusa malem? Jangan bohongin gue shanti gue tau semuanya" Bentak jonathan tepat dihadapanku yang membuat aku semakin terisak.

"Lo liat? Ini tiket kemarin gue sama yang lain nonton, coba lo liat tanggal berapa? Hari apa? Lo mikir joo kita gabakal bisa seneng-seneng tanpa lo!" Ucap arcell, seketika jonathan terdiam dan menatapku sendu.

"Shantii... maafin guee gue udah jahat sama lo gue udah ngebentak lo maafin guee" Ucap jonathan lalu membawaku kedalam pelukannya. Arcell pun hanya tersenyum mendapati jonathan yang telah kembali.

"Happy monthsive 23 bulan yaa semoga sesulit apapun persahabatan kita diuji kita harus tetep solid kaya gini" Ucap jonathan kepadaku dan arcell kamipun berpelukan layaknya teletubies.

****

Seperti yang kukatakan sebelumnya sepulang sekolah aku dan temanku yang lainnya makan-makan disalah satu restoran yang sering kita datangi. Setelah semua selesai makan kita pun ngobrol dan diselingi tawa.

"Lo mau ngelanjutin dimana cell bentar lagi kita lulus loh" Tanya alii

"Gue mau lanjutin flying school lii gue pingin jadi pilot kaya diaa" Ucap arcell menunjuk kearahku.

"Shanti mau jadi pilot? Hebat lo yaa? Arcell juga pingin jadi pilot? Kalian memang ditakdirin samaan mulu" Ucap Jonathan yang membuat aku dan yang lainnya tertawa.

"Emang dulu waktu kecil aku sama shanti sering banget dateng kebandara cuma buat liatin pesawat dan sering banget ketemu pilot-pilot disana dan semenjak saat itu gue sama shanti punya cita-cita jadi pilot dan kita selalu terbang kemanapun sama-sama gue captain dan dia co-pilot gue" Ucap arcell sambil mengacak ujung rambutku yang sekarang terlihat sangat berantakan.

"Apa yang buat lo pingin jadi pilot cewek shan? Setau gue jadi pilot itu taruhan nyawa loh" tanya riaa

"Coba bayangin pesawat sebesar itu seberat itu bisa terbang karena siapa? Pilot kan? Gue pingin jadi pilot karena gue bangga sama sosok pilot dan gue pingin nikmatin indahnya ciptaan tuhan dari atas sana pingin terbang tinggi dengan caraku sendiri pingin liat orang disekitarku bangga dan alasannya itu aku." jawabku lalu mendapat tepuk tangan dari alii yang membuat yang lainnya menatapnya bingung.

"Lo kenapa tepuk tangan lii? Ada burung dara? Mana gue pingin lihat?" Ucap jonathan yang dihadiahi sebuah toyoran dikepalanya.

"kenapa gue tepuk tangan? Karena gue bisa lihat dari matanya dia kalo dia emang bener-bener pengen jadi pilot dan matanya seakan bicara kalo dia bakal tunjukin ke semua orang kalo dia bisa ngeraih cita-citanya" Ucap alii yang membuat senyumku mengembang.

I'm YoursWhere stories live. Discover now