[Part 12] Kupon yang Hilang

135K 9K 146
                                    


Suara panggilan om Aryo berkali-kali, tak dihiraukan Rakha sedikit pun. Kali ini ia bertekad akan benar-benar mengejar Adela, membuat cewek itu jatuh cinta padanya.

Ketika sudah berhasil menyusul Adela, Rakha diam-diam menyejajarkan langkahnya di samping cewek itu. Kemudian mulai membuka suara, “katanya rumah lo udah deket?”

Adela terlonjak kaget ketika menemukan Rakha di sebelahnya, hingga membuatnya menghentikan langkah. Sejak kapan cowok itu ada di sampingnya? Ia bertanya-tanya dalam hati, sekaligus menyesal karena tidak memilih berlari sejak awal.

“Ngapain lo ngikutin gue?” tanya Adela setelah mulai dapat mengendalikan diri.

“Gue temenin lo sampai rumah!” ucap Rakha pelan sambil balas menatap Adela. Samar-samar senyum tipisnya tercipta dari sudut-sudut bibirnya, kalau saja Adela mau menelitinya.

“Nggak usah! Gue bisa pulang sendiri!” jawab Adela angkuh, kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Rakha menyusul, ia kembali berjalan di sebelah Adela sambil kembali membuka topik pembicaraan. “Lo udah lama LDR-an sama cowok lo?”

Pertanyaan Rakha barusan, seketika membuat langkah Adela terhenti. Ia kemudian menoleh cepat ke arah cowok itu. “Lo udah baca sampai mana?” tanyanya curiga bercampur panik.

“Sampai halaman yang ada kontak nomor lo!” sahut Rakha.

Sial! Adela memaki dalam hati. Itu artinya Rakha sudah membaca semua quotes yang ia tulis di buku catatannya. Karena halaman kontak yang dimaksud Rakha berarti adalah lembar terakhir buku catatannya.

Adela berusaha meredam emosinya, kemudian kembali bersuara, “lo beneran nggak nemuin selembar kupon di buku gue?” tanya Adela, mengganti topik. Ia masih curiga penuh pada Rakha yang dianggapnya sebagai tersangka utama hilangnya kupon miliknya.

Rakha mengernyit. “Emangnya itu kupon apaan, sih?” tanyanya balik, mendadak penasaran.

“Kupon...,” Adela tidak jadi melanjutkan kalimatnya ketika menyadari akan sangat memalukan bila menceritakannya pada orang lain. “Ah, udahlah!” Adela tampak frustasi, kemudian melanjutkan langkahnya.

Kening Rakha semakin berkerut memperhatikan tingkah aneh Adela. “Jadi? Udah berapa lama?” Rakha mengulang pertanyaannya, membuka kembali topik awal mereka.

Adela berusaha mengendalikan rasa kesalnya. “Bukan urusan lo!” sahutnya yang berjalan semakin cepat.

“Lo tipe cewek yang setia, ya?”

Adela tidak menyahut. Sekuat tenaga, ia menahan kesabarannya ketika lagi-lagi Rakha kembali mengimbangi langkah-langkah cepatnya sambil melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menyulut emosinya.

“Lo yakin cowok lo masih setia sama lo?”

Adela tidak tahan untuk tidak menghentikan langkahnya, kemudian menatap Rakha tajam. “Nggak usah ikut campur urusan pribadi orang lain!” bentaknya.

Rakha kini tersenyum kecil, seolah meremehkan sikap Adela yang nampak sangat mempercayai kekasih LDR-nya.

“Jangan samain dia sama lo! Dia beda! Dia orang yang setia!” seru Adela berapi-api. Tanpa menunggu tanggapan dari Rakha, ia kembali melanjutkan langkahnya, kali ini semakin cepat.

Dalam diam, Rakha masih mengembangkan senyumnya karena mendengar kata-kata Adela yang dianggapnya lucu. Baginya, tidak ada pasangan yang benar-benar setia ketika menjalani hubungan jarak jauh. Setidaknya, itulah yang diyakininya selama ini. Dan Rakha akan membuktikannya. Membuat Adela jatuh cinta padanya akan memperkuat keyakinannya itu.

Rakha mulai bergerak dari pijakannya untuk menyusul Adela yang telah lebih dulu berbelok di belokan jalan. Namun, matanya berputar cepat ketika tidak bisa menemukan sosok Adela di belokan itu. Rakha menoleh ke sekitar, cewek itu tetap tidak ada di mana pun. Cepat sekali Adela melarikan diri. Mungkin, lain kali Rakha harus menyiapkan borgol setiap kali ia jalan dengan cewek itu.

--<><>--

Keesokan harinya pada jam istirahat, Adela memeriksa laci mejanya untuk kali kesekian. Setelah semalaman ia membongkar semua benda-benda yang ada di kamarnya demi menemukan selembar kuponnya yang hilang, kemungkinan lain keberadaan kupon yang dicarinya adalah di area sekolah. Mungkin saja ia tidak sengaja menjatuhkan kupon itu ketika membawa-bawa buku catatannya kemarin.

“Lo lagi nyari apaan sih, Del?” tanya Saras yang sejak tadi kebingungan melihat tingkah Adela yang tidak bisa diam.

“Lagi nyari kupon gue. Jatuh di mana, ya?” sahutnya, masih sibuk mengeluarkan semua isi laci mejanya.

“Kupon apaan?”

“Kupon...,” Adela buru-buru menelan kata selanjutnya yang hampir saja terlontar dari mulutnya. Ia kemudian menghentikan pencariannya di laci meja dan bangkit berdiri. “Gue cari di luar deh. Mungkin aja jatuh di jalan!”

Saras hanya tercengang di tempat duduknya, mengamati kepergian Adela yang secepat kilat.

Di luar kelas, Adela menyusuri jalanan koridor yang dirasa dilaluinya kemarin saat membawa buku catatannya. Ia berjalan dengan mata penuh selidik menjelajah jalanan koridor di sekitar kelasnya, kemudian berkeliling di kantin, hingga kakinya berhenti tepat di depan mading sekolah. Namun, ia masih belum bisa menemukan benda yang dicarinya.

Sementara itu, di ruang kelas XII IPS 3, Rakha merogoh tas ranselnya untuk mengambil dompetnya. Tanpa sengaja, sebuah benda asing ikut terangkat ketika ia mengeluarkan dompetnya dari dalam tas. Benda kecil itu kemudian terjatuh ke bawah kursinya.

Rakha menunduk, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengambil sesuatu yang ia duga sebuah kartu nama yang sebelumnya terselip dalam dompetnya, hanya saja ukurannya sedikit lebih besar.

Setelah berhasil menjangkau lembaran tipis berwarna kuning terang itu, Rakha kemudian membaca keterangan di dalamnya dalam diam.

Hanya butuh waktu beberapa detik untuk membuat mata Rakha membulat sempurna. Benda yang dipegangnya kini, ia duga adalah sebuah kupon yang dicari Adela kemarin. Mengapa bisa ada di dalam tasnya? Namun sesungguhnya, bukan itu yang membuat Rakha terkejut. Melainkan, keterangan dalam kupon itulah yang membuatnya hampir tidak percaya bahwa kupon itu benar milik Adela.

TBC

Makasih buat yang masih semangat ikutin cerita ini. Voment kalian sungguh berarti :*

Kupon apakah yang ditemukan Rakha? Biarlah ini menjadi pertanyaan yang menemani weekend kalian kali ini.

Sampai jumpa hari Rabu. Jangan lupa tinggalkan jejak, ya :))

Salam,
Pit Sansi

Just be Mine [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now